Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Waktu yang Akan Menjawab

Oleh : Milla Efendy Merasa malu, takut, tidak percaya diri, dan minder itu pasti dirasakan oleh penulis pemula yang mau memposting tulisannya. Perasaan-perasaan itu lebih kuat menguasai pikiran. Bertentangan dengan hati nurani yang menginginkan untuk mencoba membuat tulisan. Menurut para penulis andal, tidak ada tulisan yang tidak baik, yang salah, yang tidak penting. Karena itu hanya perasaan sendiri saja yang masih dikuasai oleh sesuatu yang menghambat untuk menulis. Banyak orang yang menginginkan menjadi penulis, tapi tidak pernah menulis. Salah satu teman terhambat kenaikan pangkatnya karena masih kurang nilai di publikasi ilmiah. Begitu semangat memiliki teman di salah satu surat kabar untuk membantu menerbitkan sebuah artikel. Yang jadi permasalahan, apa yang mau diterbitkan kalau tulisannya tidak ada karena tidak dibuat. Bagi orang yang belum pernah mencoba menulis, dalam bayangannya menulis itu mudah. Seribu ide saling bermunculan, tetapi saat menuangkannya seringkali kesulita

Merindu Pembelajaran Tatap Muka

Oleh : Milla Efendy Pandemi belum juga berakhir dan pembelajaran jarak jauh atau daring kembali diperpanjang. Ada beberapa siswa yang datang ke sekolah dan mengeluh sulitnya belajar mandiri melalui HP. Jangan dikira kalau guru juga tidak merindukan tatap muka. Lebih dekat dengan siswa, dan ikatan batin juga nyambung.  Pembelajaran jarak jauh yang hampir satu tahun sepertinya tidak efektif kalau di daerah pedesaan. Bagi sekolah-sekolah yang biaya sekolahnya lumayan mahal mungkin bisa menjalankan pembelajaran jarak jauh sebagai bentuk tanggung jawab guru terhadap siswa yang sudah berani membayar mahal.  Di sekolah negeri yang pembiayaannya gratis dari siswa, dan kebanyakan justru dari ekonomi kelas menengah jelas menjadi masalah besar. Dari keterbatasan ekonomi, harus menyediakan kuota yang tidak sedikit tiap bulannya. Untuk kehidupan sehari-hari saja banyak yang pas-pasan. Pembelajaran dengan vicon di aplikasi teams tidak semua siswa bisa mengikutinya. Banyak faktor yang menyebabkan pem

Mawar yang Harus Dilupakan

Oleh : Milla Efendy Semua bunga itu indah dan sedap dipandang mata. Tergantung dari selera masing-masing orang. Ada yang suka jenis cuma daun-daun seperti aglonema dan kuping gajah. Ada yang suka kalau ada bunga yang berwarna warni, seperti mawar dan bougenville. Ada yang suka juga cuma jenis anggrek atau adenium.  Menyukai bunga dari kecil dan suka merawatnya membuat menyukai semua jenis bunga. Semuanya menarik dan tidak ada yang tidak bagus. Apalagi kalau dirawat dengan sepenuh hati. Telaten mengganti media tanah, memberinya pupuk kandang atau pupuk mutiara, dan menyirami setiap pagi atau pun sore. Tergantung dari bunganya, membutuhkan banyak air atau sedikit air. Mempunyai aneka jenis bunga, tentu saja harus meluangkan waktu untuk merawatnya. Paling tidak mencabut rumput liar yang tumbuh subur di sekeliling bunga. Bunga jangan sampai kalah subur dengan rumput. Lihatnya gak ikhlas banget.  Dari berbagai jenis bunga, ada satu bunga yang tidak pernah bisa tumbuh dengan baik. Berbagai c

Obat Penawar Lelah

Oleh : Milla Efendy Hari pertama masuk sekolah diawali dengan rapat dinas dewan guru yang dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah. Rapat pembagian tugas karena karena kedatangan 4 guru baru. Tiga guru CPNS dan satu PNS yang mutasi dari sekolah swasta. Pembelajaran jarak jauh yang masih berlanjut, tetap menggunakan aplikasi teams atau ms365. Setiap siswa wajib mendownload aplikasi ini di HP. Siswa wajib mengisi daftar hadir yang sudah dibuat oleh masing-masing guru mata pelajaran. Selain itu, siswa juga wajib mengikuti vicon. Untuk menghindari tugas yang menumpuk dari guru, dibuat jadwal pemberian tugas di setiap minggunya. Rapat yang dilanjut dengan sosialisasi penyempurnaan penggunaan teams berlangsung sampai jam dua. Lumayan capek kalau dirasakan. Kepala juga pusing dengan hawa yang panas, karena AC ruangan sempat mati. Setengah empat sore saatnya untuk finger pulang. Hujan rintik-rintik tetap memaksa untuk pulang meskipun akhirnya hujan turun dengan derasnya. 40 menit perjalanan di ba

Jalan Berlubang Penyebab Macet

Oleh : Milla Efendy Hampir setiap hari hujan turun dengan derasnya. Jalan raya terutama yang masih aspal dan dilewati setiap hari sudah mulai berlubang. Lubang yang lebar dan dalam, sampai tidak ada yang bisa dipilih. Lewat kanan, depannya sudah ada lubang. Begitu pula lewat kiri. Seandainya bisa lompat, mungkin bisa menghindari lubang-lubang itu.  Jalan raya yang rencananya dicor, terpaksa dihentikan karena masa pandemi. Meskipun saat pengecoran jalan, pengguna jalan harus sabar dan rela macet karena bergantian melewati. Lubang-lubang yang menganga lebar kalau tidak segera ditambal sangat membahayakan semua pengendara kendaraan. Harus ekstra hati-hati. Sepulang sekolah, truk-truk besar terlihat melintas jalan raya. Seperti biasanya, kalau sudah hari selasa jalan raya akan padat dengan kendaraan-kendaraan besar. Untuk menyalip harus berpikir dua kali. Bukan masalah depan tampak sepi kendaraan lain, tapi lubang yang menghadang. Yang membahayakan jika tetap saja diterjang dengan kecepata

Efek Memasang WIFI di Rumah

Oleh : Milla Efendy Mengajar daring dari rumah karena WFH terkendala signal yang tidak bersahabat. Jadwal mengajar jam setengah 11, yang diawali melalui chat di HP sambil menunggu teams bisa dibuka dengan laptop. Haruskah marah dengan signal? sedangkan siswa sudah menunggu untuk vicon. Memang sengaja di rumah tidak pasang WIFI. Tentu saja punya alasan yang kuat dan semata-mata untuk kebaikan anak-anak. Situasi serba salah, tidak dibelikan HP pembelajaran daring menggunakan HP. Dibelikan HP harus ekstra mengawasi dan mengatur waktu untuk menggunakan HP. Pembelajaran daring yang jelas-jelas menggunakan HP buat siswa sebenarnya banyak orang tua yang mengeluh. Apalagi yang sedang mengalami masa-masa sulit karena berhenti dari pekerjaannya. Harus mencari tambahan yang tidak mudah. Kuota yang tidak cukup lima puluh ribu rupiah tiap bulannya. Tetapi orang tua harus siap membelikan kuota untuk anak-anaknya demi kelancaran proses belajar yang menjadi tuntutan. Bagi sebagian orang yang memasang

Laptop yang Bikin Galau

Oleh : Milla Efendy Pembelajaran daring selalu punya cerita. Mengajar jam pertama rasanya agak was-was sama siswa. Dari 36 siswa, jika separuhnya bisa ikut vicon rasanya sudah senang. Apalagi jika ikut semuanya.  Pertemuan pertama di semester genap diawali dengan sosialisasi kompetensi dasar yang akan dipelajari. Begitu vicon dimulai, satu per satu siswa mulai tergabung. Ada rasa bahagia melihat wajah-wajah para siswa di layar laptop secara bergantian. Aplikasi teams yang gagal diunduh, membuat semua siswa ikut tidak bisa muncul serentak. Sudah mencoba beberapa kali unduh aplikasi tetap berakhir dengan kegagalan. Ada apa lagi dengan laptop ini? Apa mesti ganti lagi? Belum lama mengganti HP, sekarang dipusingkan dengan laptop. Mengajar dengan aplikasi teams, lebih enak menggunakan laptop ketimbang HP. Tapi apa boleh buat, dengan menggunakan HP, lumayan bisa melihat siswa meskipun cuma 7 yang muncul di layar HP. Laptop kecil atau netbook yang dibeli lima tahun lalu, juga karena laptop t

Peran Orang tua Terhadap Pembelajaran Daring

Oleh : Milla Efendy Sepekan ini hanya punya jatah WFH satu hari. Yah lumayan untuk istirahat sehari. Jarak yang lumayan jauh ke sekolah dan ditempuh dengan waktu 40 menit kalau lancar. Seringkali sampai satu jam menempuh perjalanan karena jalan berlubang dan banyak kendaraan-kendaraan besar dengan muatan berton-ton melebihi kapasitas. Capek, spaneng, dan harus ekstra hati-hati selama menempuh perjalanan.  Sesampainya di sekolah, harus segera mempersiapkan pembelajaran daring. Dengan aplikasi teams, menggunakan vicon untuk bisa bertatap muka dengan siswa. Lumayan mengobati kangen sama siswa yang baru sekali ketemu di semester ganjil. Ternyata, efeknya lumayan baik saat bisa berbicara langsung dengan siswa. Seperti seorang anak yang sedang cerita dengan ibunya. Mendengarkan keluhan-keluhan siswa selama belajar di rumah, mengecek tugas-tugas yang belum sempat terkirim atau diunggah, dan mengingatkan yang belum tuntas nilainya. Siswa-siswa sekarang, memang harus ada perbedaan perlakuan di

Malu yang Tak Sebanding

Oleh : Milla Efendy Hujan deras yang turun setiap hari, membuat dinding maupun lantai menjadi berlumut. Lumut yang tumbuh subur di lantai yang dipaving membuat licin jika basah. Mengurus bunga dari pagi tak terasa sudah hampir tiga jam. Dari menyiram bunga, mencabut rumput di sekitar bunga, memberi pupuk, dan memotong daun-daun kering.  Melihat saudara lewat, segera bergegas keluar gerbang untuk memesan bunga mawar. Saudara yang memiliki tiga jenis bunga berwarna merah muda, putih, dan orange. Berulang kali dikasih stek  tetap saja tak berhasil. Tentu saja meminta tolong saudara untuk menanamkan bunga mawar. Pokiknya terima jadi bunga mawar yang sudah ada akarnya. Saudara yang masih tetap berada di atas kendaraannya segera berlalu. Dengan segera pula kembali menuju pintu gerbang rumah. Jalan yang cukup cepat, tidak memperhatikan lantai berlumut yang masih basah. Tadi pagi terkena air saat menyiram bunga. Dalam hitungan detik, sebuah tragedi terjadi. Kaki terpeleset dengan posisi kaki k

Materi Pembelajaran yang Terkesan Dipaksakan

Oleh : Milla Efendy Pembelajaran daring yang masih berlanjut sampai tanggal 25 Januari kemungkinan besar masih diperpanjang lagi. Meskipun menjadi guru di sekolah, tetap saja menjadi ibu di rumah. Maksudnya selain menjalankan tugas mengajar dengan daring, di rumah harus mendampingi lagi anak-anak yang juga mengerjakan tugas secara daring. Sabar dan harus sabar itu kuncinya untuk menahan amarah dengan anak-anak yang terkadang seenaknya sendiri minta mengerjakan tugas di waktu yang tidak tepat. Anak-anak yang lebih banyak bermain selama seharian, di saat harus mengerjakan tugas alasannya capek dan ngantuk. Mendampingi anak-anak belajar diharuskan untuk menyempatkan waktu. Jadi harus menyesuaikan waktunya anak-anak. Bukan memaksakan kehendak harus waktu tertentu untuk mengerjakan. Imbasnya anak-anak ngambek dan tidak mau mengerjakan. Anak-anak masih sangat membutuhkan pendampingan orang tua saat belajar. Apalagi materi sekarang sudah di luar nalar, menganggap anak-anak sudah pandai membac

Pintu Kamar Mandi yang Terlepas

 Oleh : Milla Efendy Setiap hari selalu ada saja kejadian yang menjadi sebuah cerita. Dua jagoan yang sama-sama pemberani. Tidak mau mengalah satu pun saat berdebat apalagi berkelahi. Pemandangan tiap hari yang sudah biasa. Meskipun WFH, kewajiban untuk mengajar secara daring tetap harus dilaksanakan. Mengajar dua kelas sesuai jadwal pada pukul setengah delapan dan setengah sebelas. Karena diharuskan vicon dengan siswa, mengajar dari rumah tetap saja menggunakan pakaian dinas seragam hari senin. Permasalahan mulai muncul saat kedua jagoan bermain bersama. Sudah diwanti-wanti untuk tidak mengganggu dengan suara-suara keras ataupun suara-suara lain.  Dasar anak-anak, sepertinya tidak mau tahu. Guyonan yang awalnya cuma bisik-bisik tetap saja akhirnya jadi ramai.  Dengan wajah geram, setelah mematikan microfon dan kamera kedua jagoan pun diingatkan untuk tidak berisik. Ternyata, tidak mempan setelah diingatkan.  Sang kakak yang hendak mandi diganggu terus sama sang adik. Dan ujung-ujungny

Lelahnya Pembelajaran Daring

 Oleh : Milla Efendy Pembelajaran daring selalu ada cerita. Bagi orang tua yang memiliki anak seusia sekolah baik SD, SMP, maupun SMA/SMK harus tetap bersabar mendampingi anak-anaknya sampai waktu yang belum bisa ditentukan.  Apalagi mempunyai anak-anak usia SD. Cukup merepotkan buat orang tua yang bekerja. Niatnya selalu ingin mendampingi anak-anak belajar, tapi rasa capek dan lelah yang dirasakan seringkali membuat emosi sedikit tak terkontrol. Mudah marah dan juga nada bicara yang tinggi. Anak-anak yang diberi seabrek tugas memang menjadi beban tersendiri. Dengan materi yang harus dipelajari sendiri, ternyata tidak menjamin anak-anak untuk paham dengan materinya. Saat harus mengerjakan tugas bukannya diselesaikan tapi malah uring-uringan. Belum deadline waktu yang ditentukan tinggal menghitung menit. Tidak semua orang tua bisa mempelajari semua materi yang diberikan dan ditugaskan guru kepada siswa. Salah satu contoh untuk mapel Bahasa Mandarin yang tidak semua sekolah ada. Berat r

Guru Harus Melek IT

Oleh : Milla Efendy Pembelajaran jarak jauh secara daring masih saja menyisakan cerita yang kerap dibahas guru, siswa, dan orang tua. Seolah-olah tidak ada selesainya cerita tentang pembelajaran daring atau online. Berimbas ke semua warga sekolah terutama guru dan siswa. Di awal pembelajaran daring, banyak yang memnfaatkan google form, google meet, dan whatsapp. Di saat itu guru-guru dituntut bisa membuat soal di google form. Tidak hanya bisa membuat soal, guru juga harus bisa menyeting waktu, dan membuat link supaya bisa dibuka sama siswa. Guru-guru yang sudah mendekati purna tugas tentu menjadi beban tersendiri, karena masa awal menjadi guru perangkat saja masih manual dengan ditulis tangan. Dan berlanjut ke komputer yang tetap saja tidak mau mencoba memanfaatkannya. Waktu itu lebih suka dirental ketimbang harus mengetik sendiri. Tuntutan yang harus diikuti untuk semua guru. Guru yang tidak berusaha belajar tentunya akan tertinggal dengan guru lainnya. Meskipun harus dimaklumi belaja

Mandiri Karena Terpaksa

Gambar
Oleh : Milla Efendy Menjadi ibu yang sempurna sepertinya tidak mungkin. Kalau berusaha jadi sempurna itu mungkin. Meninggalkan anak-anak dari pagi hingga sore hari  bukan berarti tidak menyayangi anak-anak. Tapi ada kewajiban lain yang nantinya juga akan kembali ke anak-anak. Rasanya sangat menyesal saat bersama anak-anak terkadang tidak sabar menghadapi kelakuannya. Apalagi pada saat kondisi lelah, harus menghadapi anak-anak yang rewel, minta ini dan itu. Padahal anak-anak hanya untuk melampiaskan rasa kangen karena ditinggal seharian. Nelangsa yang dirasakan, saat berangkat tidak menyiapkan menu sarapan yang sebenarnya tidak perlu mewah. Cukup dadar telur atau sayur oseng rasanya cukup untuk sarapan. Tapi, keterbatasan tenaga dan lelahnya badan tidak bisa dipaksakan untuk memasak di pagi hari. Bagi sebagian orang beranggapan memasak itu sebentar, tidak makan waktu lama. Memang betul bagi ibu rumah tangga. Beda cerita dengan ibu yang bekerja sehari penuh. Rasanya lelah dan sangat lela

Mulai Terbiasa dengan Pembelajaran Daring

Oleh : Milla Efendy Jarum jam terus berputar menuju ke angka 12. Itu artinya akan segera berganti hari. Belum juga menemukan ide untuk menulis. Apapun tulisannya harus segera merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat.  Pembelajaran daring yang masih banyak cerita, lambat laun juga akan menjadi topik pembicaraan yang tidak heboh lagi. Baik guru, siswa, dan orang tua mulai menerima kenyataan pembelajaran yang kata orang tua atau wali murid itu dengan cara online. Wajar saja, pembelajaran daring ini pada awalnya banyak yang kontra ketimbang yang pro. Belum terbiasa dan masih asing karena hanya melihat sisi negatif pembelajaran secara daring ini. Orang tua merasa direpotkan saat harus mendampingi anak-anaknya belajar dan mengerjakan tugas yang harus dikumpulkan dengan cara diunggah. Bagi orang tua yang tidak memahami penggunaan handphone android lebih banyak protes. Memang cuma sekedar protes, karena protesnya ke sesama orang tua yang sama-sama tidak tahu. Menganggap sekolah sekarang itu

Mulai Menyesuaikan Pembelajaran Daring

Oleh : Milla Efendy Pembelajaran daring bukan sesuatu yang memberatkan guru lagi. Seperti di bulan Maret tahun 2020, awal dimulainya pembelajaran secara daring. Guru belum sepenuhnya siap melaksanakan karena masih keterbatasan pengetahuan tentang IT. Apalagi sudah merasa nyaman dengan pembelajaran secara tatap muka.  Pada waktu itu, sebenarnya guru sudah mulai dianjurkan untuk memanfaatkan IT seperti google meet dan google form. Guru yang tiba-tiba diharuskan memanfaatkan teknologi yang ada hanya bisa memanfaatkan Whatsapp Group (WAG). Untuk memberikan materi dan juga tugas. Sebagian guru ada juga yang memanfaatkan google form untuk penilaian. Rasa kaget tidak hanya dirasakan guru dan siswa. Orang tua juga lebih kaget lagi, harus menyediakan HP android yang digunakan anak-anaknya untuk pembelajaran. Orang tua harus mengalah, saat HP digunakan sementara sama anak-anaknya. Kuota yang biasanya cukup untuk sebulan, harus membeli lagi dalam waktu satu atau dua minggu. Pembelajaran daring un

Berpikir Positif Sama Siswa

Gambar
Oleh : Milla Efendy Pembelajaran daring masih punya cerita, rasanya resah saat harus mengajar belum ada persiapan materi dalam bentuk ppt atau power point. Meskipun belum tentu waktunya cukup untuk menjelaskan materi. Paling tidak ada penjelasan sedikit mengenai inti dari materi yang akan disampaikan. Menjelaskan materi meskipun sesaat rasanya lebih tenang, paling tidak bisa komunikasi dengan siswa. Dan siswa yang motivasinya tinggi untuk belajar bisa mengikutinya dengan baik. Tak mempedulikan signal yang seringkali tidak bersahabat. Namanya juga usaha, memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk siswa. Saat penjelasan materi ada kepuasan tersendiri. Apakah siswa memperhatikan? Positif thinking saja sama siswa. Toh, saat mengerjakan tugas dan diunggah kesalahannya masih bisa ditoleransi.  Pembelajaran daring melalui vicon jelas berbeda dengan tatap muka secara langsung. Tapi, dengan bertatap muka melalui layar HP maupun laptop termasuk lebih baik daripada cuma sekedar mengeshare materi da

Pembelajaran Daring dengan Aplikasi Teams

Gambar
Oleh : Milla Efendy  Pembelajaran daring selalu menarik untuk dibahas. Kemungkinan karena sudah terbiasa dan yang pasti sudah mulai memahami apa yang seharusnya dikerjakan sebagai seorang guru. Layaknya mengajar di kelas saja secara tatap muka.  Saat pembelajaran di kelas sebenarnya sudah terbiasa menggunakan LCD. Jadi sudah menyiapkan materi dalam bentuk ppt atau power point yang akan disampaikan di depan siswa. Hanya beda di waktu saja, pembelajaran di kelas bisa memanfaatkan waktu sampai 2 kali 45 menit, sedangkan pada pembelajaran daring dibatasi sekitar 30 menit. Menambah sedikit tidak jadi masalah, karena harus menunggu siswa bergabung sekitar 15 menit. Penggunaan aplikasi teams yang cukup kesulitan untuk memahami cara penggunaan di awal tahun pembelajaran, perlahan-lahan mulai teratasi. Pihak kurikulum sekolah memfasilitasi guru-guru untuk mengikuti pelatihan Microsoft 365. Wajar saja, di awal pelatihan banyak guru yang mengeluh karena merasa nara sumber terlalu cepat menjelaska