Jalan Berlubang Penyebab Macet

Oleh : Milla Efendy

Hampir setiap hari hujan turun dengan derasnya. Jalan raya terutama yang masih aspal dan dilewati setiap hari sudah mulai berlubang. Lubang yang lebar dan dalam, sampai tidak ada yang bisa dipilih. Lewat kanan, depannya sudah ada lubang. Begitu pula lewat kiri. Seandainya bisa lompat, mungkin bisa menghindari lubang-lubang itu. 

Jalan raya yang rencananya dicor, terpaksa dihentikan karena masa pandemi. Meskipun saat pengecoran jalan, pengguna jalan harus sabar dan rela macet karena bergantian melewati. Lubang-lubang yang menganga lebar kalau tidak segera ditambal sangat membahayakan semua pengendara kendaraan. Harus ekstra hati-hati.

Sepulang sekolah, truk-truk besar terlihat melintas jalan raya. Seperti biasanya, kalau sudah hari selasa jalan raya akan padat dengan kendaraan-kendaraan besar. Untuk menyalip harus berpikir dua kali. Bukan masalah depan tampak sepi kendaraan lain, tapi lubang yang menghadang. Yang membahayakan jika tetap saja diterjang dengan kecepatan tinggi. 

Kendaraan-kendaraan besar dengan muatan yang melebihi kapasitas, jika melintasi jalan aspal jelas menambah kerusakan. Jalan tampak tidak rata, aspal banyak yang menggulung ke samping jalan. Jalan beraspal yang seminggu sekali ditambal, faktanya lubang baru akan terlihat.   Menurut orang-orang katanya kualitas aspalnya kurang baik, jadi asal tambal aspal.

Melewati jalan berlubang tidak bisa secepat melewati jalan yang mulus. Harus mengantri di belakang kendaraan saat harus melewati lubang besar. Lubang yang dilewati dengan ekstra hati-hati. Jangan sampai roda masuk karena dalamnya lubang sudah tak terkira.

Hari ini, kemacetan terjadi cukup panjang. Perbaikan jalan dengan menambal lubang-lubang  memaksa kendaraan berjalan dengan sistem buka tutup. Banyak hikmah yang diambil saat harus menghadapi situasi macet. Belajar menerima dan melatih kesabaran. Terutama kalau ada kendaraan lain menyerobot padatnya kendaraan dengan mengalah. 

Menghadapi situasi kemacetan memaksa diri untuk mengambil keputusan dengan cepat dan tepat. Apalagi berada di antara kerumunan sepeda motor yang tak kalah banyaknya. Hanya dibutuhkan sikap tenang dan tidak panik, agar kendaraan tidak sampai mesinnya mati. 

Bumiayu, 5 Januari 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1