Waktu yang Akan Menjawab

Oleh : Milla Efendy

Merasa malu, takut, tidak percaya diri, dan minder itu pasti dirasakan oleh penulis pemula yang mau memposting tulisannya. Perasaan-perasaan itu lebih kuat menguasai pikiran. Bertentangan dengan hati nurani yang menginginkan untuk mencoba membuat tulisan.

Menurut para penulis andal, tidak ada tulisan yang tidak baik, yang salah, yang tidak penting. Karena itu hanya perasaan sendiri saja yang masih dikuasai oleh sesuatu yang menghambat untuk menulis.

Banyak orang yang menginginkan menjadi penulis, tapi tidak pernah menulis. Salah satu teman terhambat kenaikan pangkatnya karena masih kurang nilai di publikasi ilmiah. Begitu semangat memiliki teman di salah satu surat kabar untuk membantu menerbitkan sebuah artikel. Yang jadi permasalahan, apa yang mau diterbitkan kalau tulisannya tidak ada karena tidak dibuat.

Bagi orang yang belum pernah mencoba menulis, dalam bayangannya menulis itu mudah. Seribu ide saling bermunculan, tetapi saat menuangkannya seringkali kesulitan. Bagaimana pun, menulis itu sebuah keterampilan. Kalau tidak pernah dicoba tidak akan selamanya mampu membuat sebuah tulisan.

Membuat sebuah tulisan yang menarik membutuhkan proses yang panjang. Satu tahun saja tidak cukup. Banyak yang harus dilakukan untuk mendukungnya, salah satunya dengan membaca. Membaca buku-buku tentang agama, hadist, fiqih, atau pendapat yang mendukung sebuah tulisan. Itu yang harus dilakukan untuk menjadikan tulisan lebih berbobot.

Semudah itukah? Perlu proses dengan waktu yang tidak bisa ditentukan. Mengasah keterampilan dengan mencoba menulis setiap hari bisa dilakukan. Bisa juga bermula dari menulis sebuah status. Status yang panjang dan bisa jadi satu paragraf.

Status kelihatan sepele, tapi tanpa orang sadari sama saja belajar menulis. Berawal dari status yang satu kalimat, lama kelamaan akan menjadi beberapa kalimat yang bisa saja menjadi satu paragraf. Status yang tidak penting, faktanya banyak orang yang baper karena membaca statusnya. 

Bermula dari menulis yang konsisten, maka pikiran pun akan terbuka untuk membuat sebuah karya buku. Masih ragu juga, itu manusiawi. Toh lambat laun waktu akan membuktikan, namanya akan terukir di sampul buku. Buku yang akan mengabadikan namanya.Buku sederhana buat orang lain tapi begitu istimewa untuk sang penulis. 

Bumiayu, 01 Januari 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1