Mulai Menyesuaikan Pembelajaran Daring

Oleh : Milla Efendy

Pembelajaran daring bukan sesuatu yang memberatkan guru lagi. Seperti di bulan Maret tahun 2020, awal dimulainya pembelajaran secara daring. Guru belum sepenuhnya siap melaksanakan karena masih keterbatasan pengetahuan tentang IT. Apalagi sudah merasa nyaman dengan pembelajaran secara tatap muka. 

Pada waktu itu, sebenarnya guru sudah mulai dianjurkan untuk memanfaatkan IT seperti google meet dan google form. Guru yang tiba-tiba diharuskan memanfaatkan teknologi yang ada hanya bisa memanfaatkan Whatsapp Group (WAG). Untuk memberikan materi dan juga tugas. Sebagian guru ada juga yang memanfaatkan google form untuk penilaian.

Rasa kaget tidak hanya dirasakan guru dan siswa. Orang tua juga lebih kaget lagi, harus menyediakan HP android yang digunakan anak-anaknya untuk pembelajaran. Orang tua harus mengalah, saat HP digunakan sementara sama anak-anaknya. Kuota yang biasanya cukup untuk sebulan, harus membeli lagi dalam waktu satu atau dua minggu.

Pembelajaran daring untuk siswa tingkat SMP dan SMK tentunya beda dengan siswa SD. Untuk SD mungkin cukup menggunakan WAG karena tidak semua siswa SD sudah memegang HP sendiri. Bagaimanapun siswa SD masih sepenuhnya harus diawasi untuk penggunaan HP. Jadi dimaklumi saja, saat guru hanya memberi tugas untuk mengerjakan latihan di buku tema.

Untuk tingkat SMP, sebagian ada yang memanfaatkan google meet atau zoom saat pembelajaran. Tapi, tidak semua mata pelajaran tentunya. Ada yang harus dipertimbangkan kalau setiap hari harus mengadakan meeting.

Pembelajaran di tingkat SMA/SMK, penggunaan Microsoft 365 dengan aplikasi teams menjadi pilihan. Dari pemberian materi, penugasan, dan penilaian. Bahkan vicon pun diwajibkan untuk setiap mata pelajaran dengan waktu maksimal 30 menit. Dengan aturan siswa harus menggunakan seragam sesuai dengan hari yang telah ditentukan. 

Beda cerita kalau sekolahnya di daerah perkotaan dan untuk sekolah-sekolah unggulan. Yang dari biaya saja, orang tua tidak mempermasalahkan. Berapa pun, orang tua siap membayar. Orang tua rela melakukan apa saja yang terbaik untuk anak-anaknya. Bagi gurunya merasa tanggung jawabnya lebih besar. Pembelajaran daring berjalan lancar tanpa hambatan yang banyak. Semua siswa sudah siap mengikuti pembelajaran secara daring.

Tuntutan kurikulum dengan situasi yang harus dipatuhi semua kalangan lambat laun menjadi sesuatu yang biasa. Faktanya, guru sudah mempersiapkan materi atau tugas yang harus dikerjakan siswa. Dan untuk siswa pun sudah mulai mengumpulkan tugas dengan rasa tanggung jawab. Siswa mulai menyadari kekeliruannya di semester sebelumnya yang berimbas dengan nilai rapot yang tidak tuntas.

Semuanya butuh proses dalam waktu yang tidak sebentar. Hikmahnya, baik guru maupun siswa tidak ada lagi yang gaptek, tapi berusaha belajar menyesuaikan dengan teknologi yang semakin canggih. Siapa yang tidak mau belajar maka akan ketinggalan jaman. Ibaratnya yang lain sudah selangkah lebih maju, masih harus jalan di tempat.

Bumiayu, 16 Januari 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1