Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Mengungkap Rasa

Gambar
Oleh : Milla Efendy Berkomitmen untuk menulis setiap hari merupakan motivasi diri seorang penulis pemula. Namanya juga belajar merangkai kata menjadi kalimat, butuh ketekunan dalam menulis. Seringkali mengalami hambatan, dari kesibukan yang lumayan menyita waktu karena harus menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang tumpang tindih. Seperti dikejar pekerjaan, bukan mengejar pekerjaan.  Hambatan lainnya lagi, seringkali melawan rasa malas. Efek kecapekan dari aktivitas seharian dan jarak ke sekolah yang lumayan jauh tak jarang badan ini minta istirahat total setelah sampai rumah. Tidak mampu melakukan pekerjaan lain lagi selain tiduran,atau pun leyeh-leyeh. Melawan rasa malas sudah pasti mengakibatkan efek menurunnya semangat untuk menulis. Ide yang biasanya muncul pun hilang entah kemana. Pikiran mengalami kebuntuan dalam menentukan ide menulis. Imbasnya, mengawali sebuah tulisan menjadi kesulitan.  Selama WFH, ternyata juga tidak jaminan banyak waktu luang. Ada saja aktivitas sehari-hari

Rasa Malas yang Mengganggu

Gambar
Oleh : Milla Efendy Membaca tulisan para penulis-penulis hebat terasa menulis itu sangat mudah dan mengalir seperti air. Ada tulisan yang berisi ajakan, curahan hati, motivasi. Semuanya enak dibaca. Menulis memang godaannya hanya malas. Karena malas, ide yang biasanya bermunculan di pikiran pun tak mau muncul juga. Berasa menulis itu sesuatu yang sangat berat. Apalagi untuk memulai sebuah tulisan, sudah tidak semangat lagi. Berusaha melawan rasa malas itu tidak mudah. Ibarat pekerjaan akan mudah kalau tidak dikerjakan sekalian. Beda dengan menulis, kalau cuma dipikir tidak mungkin akan menghasilkan tulisan. Saat ide tidak muncul juga padahal waktu terus berputar dan akan segera berganti hari, sama saja tidak bisa menjaga komitmen untuk menulis setiap hari. Mencoba menulis apa saja yang sedang dipikir sepertinya lebih baik. Karena ide akan muncul dengan tiba- tiba mengikuti arah penulisan.  Asal menulis untuk menjaga komitmen memang tidak selamanya baik. Tapi untuk penulis pemula sepert

Dodil yang Iseng

Gambar
 Oleh : Milla Efendy Waktu serasa berputar sangat cepat. Baru tadi malam membuat tulisan dengan keterbatasan ide, sudah harus buat tulisan lagi.  Rencana bakda magrib mau membuat tulisan, tapi setelah membaca tulisannya bunda Herni, air mata ini mengalir deras. Baper dengan isi tulisannya. Tapi tak lama, pikiran ini kembali normal. Harus ikhlas, kasihan kalau merasakan rindu yang sama.  Menjelang isya, ada tetangga yang beda RT japri ke WA suami. Mba Ade namanya, memberi tahu kalau dodil bersama teman-temannya nakal dan tidak bisa dinasehati. Dengan gerak cepat, suami langsung menuju ke rumah mba Ade dengan menggunakan sepeda motor.  15 menit berlalu, suami belum kunjung datang. Rasa khawatir mulai mengganggu pikiran. Ini pasti usilnya kambuh. Tak lama, terdengar suara motor berhenti di depan rumah.  Bak seorang wartawan, pertanyaan pun langsung menyambut suami di depan pintu. Dengan senyum-senyum suami menjelaskan tentang kejadian barusan. Dodil mengganggu mba Ade yang sedang menggore