Malu yang Tak Sebanding

Oleh : Milla Efendy

Hujan deras yang turun setiap hari, membuat dinding maupun lantai menjadi berlumut. Lumut yang tumbuh subur di lantai yang dipaving membuat licin jika basah. Mengurus bunga dari pagi tak terasa sudah hampir tiga jam. Dari menyiram bunga, mencabut rumput di sekitar bunga, memberi pupuk, dan memotong daun-daun kering. 

Melihat saudara lewat, segera bergegas keluar gerbang untuk memesan bunga mawar. Saudara yang memiliki tiga jenis bunga berwarna merah muda, putih, dan orange. Berulang kali dikasih stek  tetap saja tak berhasil. Tentu saja meminta tolong saudara untuk menanamkan bunga mawar. Pokiknya terima jadi bunga mawar yang sudah ada akarnya.

Saudara yang masih tetap berada di atas kendaraannya segera berlalu. Dengan segera pula kembali menuju pintu gerbang rumah. Jalan yang cukup cepat, tidak memperhatikan lantai berlumut yang masih basah. Tadi pagi terkena air saat menyiram bunga. Dalam hitungan detik, sebuah tragedi terjadi. Kaki terpeleset dengan posisi kaki kanan lurus dan kaki kiri menekuk. Rupanya sandal jepit yang dipakai juga sudah licin. Lantai depan gerbang yang setiap hari kena panas dan hujan tampak hitam. 

Beberapa tukang bangunan yang sedang memperbaiki ricemill depan rumah tampak kaget dan kompak berteriak. Maksud hati ingin menolong tapi cuma diam di tempat. Dengan wajah yang menahan sakit di bagian kaki dan luka di tangan, cuma membalas dengan senyum dan mengatakan kalau baik-baik saja. Kaki ini terasa kaku untuk berdiri. Butuh 10 menit untuk meredakan nyeri.

Terpeleset di depan orang-orang sepertinya tidak mempermasalahkan rasa sakitnya. Tapi rasa malu yang tidak bisa disembunyikan. Bagaimanapun pengalaman lihat orang terpeleset, kadang pengin tertawa tapi kasihan juga lihat orangnya. Dan lihat ekspresi orang terpeleset juga kadang lucu. Mungkin lucunya karena orang tersebut menahan malu. 

Kejadian dalam hitungan detik, seandainya tahu mau terpeleset pasti akan lebih hati-hati. Sudah merasakan sakit di kaki harus menahan malu lihat orang-orang mentertawakan. Lantainya juga kenapa tidak dibersihkan lumutnya. Semoga tidak ada yang terpeleset lagi. Karena rasa sakitnya tak sebanding dengan malunya. 

Bumiayu, 9 Januari 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1