Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

Tulisan Humor

Oleh : Milla Efendy Bakda isya baru sempat buka HP dan membaca tulisan para penulis andal di grup RVL. Ada tulisan yang serius dibaca, ada yang horor, ada juga yang humor. Sebenarnya pikiran ini sepertinya sudah lelah untuk diajak berpikir. Sampai mencari ide menulis gak ketemu juga. Padahal dalam hitungan menit sudah masuk jam sembilan malam. Seharian di sekolah dengan aktivitas yang lumayan padat. Mengikuti rapat pembuatan soal PTS di aplikasi teams yang harus jadi saat itu juga, karena pekan depan sudah mulai PTS. Dilanjut dengan pembuatan RAB yang harus dikonsultasikan ke Waka kurikulum, Kepala Sekolah, dan bendahara BOS. Kelihatannya ringan, tapi lumayan capek juga karena harus berjalan dari satu ruang ke ruang lainnya. Sebenarnya ada ide menulis tentang artikel perdana yang sudah diterbitkan di salah satu surat kabar, tapi baru dua paragraf sudah buntu dan tidak bisa dilanjut lagi. Alasannya ya karena  pikirannya sudah buntu. Dari sekian banyak tulisan yang dibaca, paling suka me

Hari yang Melelahkan

Oleh : Milla Efendy Hari ini hari yang cukup melelahkan. Menguji 10 siswa dari jam 7 pagi sampai jam 4 sore. Jadwal yang seharusnya delapan siswa ditambah dua siswa lagi yang tidak hadir di jadwal sebelumnya. Jam mengajar yang biasanya dengan meeting, terpaksa ditiadakan karena tidak mungkin menguji sambil mengajar. Bertepatan dengan jadwal penilaian harian, sehingga bisa langsung memberikan link penilaian harian. Menguji siswa kelas XII dibutuhkan sebuah kesabaran. Ada siswa yang menguasai materi dan teori, menguasai teori tapi tidak menguasai praktik, menguasai praktik tapi tidak dengan materi, ada juga yang tidak menguasai teori dan praktiknya. Efek pembelajaran daring untuk semua siswa, rupanya membawa suasana yang tidak nyaman untuk siswa. Siswa masih merasakan malas untuk berangkat kesalahan. Yang membuat rasa capek ini bertambah, emosi yang tertahan saat mengajukan pertanyaan tapi siswa belum memahami materinya. Dengan dalih lupa, tidak ada kuota, dan  cuma senyum. Menguji sepul

Kopdar Penulis Andal di WAG RVL

Gambar
  Oleh : Milla Efendy Perasaan rada dag dig dug saat ada rencana kopdar para penulis di grup Rumah Virus Literasi (RVL) yang digawangi oleh Mr. Emcho (panggilan Much. Khoiri, dosen sekaligus penulis dari UNESA). Membayangkan bertemu langsung meskipun lewat layar dengan para penulis lumayan menciutkan nyali. Takut dan malu sepertinya beda tipis. Penulis-penulis andal yang sudah tidak diragukan lagi karyanya dengan latar belakang yang juga membuat perasaan ini tidak percaya diri dan minder.  Menjadi anggota di grup RVL benar-benar dari nol. Ibarat gelas kosong yang  tidak ada air sama sekali. Hanya mencoba merangkai kata menjadi tulisan sederhana yang tidak penting dan menjadi awal mula untuk merintis menjadi seorang penulis. Di grup RVL ini, para penulis memposting berbagai jenis tulisan. Ada yang  cerpen, puisi, pentigraf, artikel ilmiah, dan tulisan-tulisan yang berisi tentang pembelajaran daring, keagamaan, dan yang lainnya. Kopdar yang direncanakan malam hari terpaksa urung dilaksan

Dodil Naik Bus Umum

Gambar
 Oleh : Milla Efendy Menjadi asesor untuk yang keempat kalinya. Banyak suka dukanya juga, karena harus mempersiapkan materi yang akan diuji. Sedangkan materinya masih baru dan harus belajar dari nol. Selain itu, setelah menguji jadi lebih paham dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan kendaraan roda empat ini atau mobil. Jarak sekolah yang lumayan jauh, tidak dapat dipungkiri lebih nyaman menggunakan mobil daripada sepeda motor. Apalagi di musim hujan, yang setiap jam 3 pasti sudah turun hujan dengan derasnya. Saat pulang dari sekolah, berusaha menyalip beberapa truk besar. Tapi, ada yang aneh dengan laju mobil. Terasa tidak ada tenaga saat menyalip kendaraan-kendaraan besar itu.  Sebagai pemula, tentu saja ada kekhawatiran tersendiri. Apalagi saat melewati fly over dan berada di belakang truk besar yang kelebihan muatan. Hanya bisa berdoa dan membaca sholawat sepanjang perjalanan di atas fly over. Perjalanan yang ditempuh dengan kecepatan kurang dari 20 km/jam.  Setelah mengantar

Berlatih Mengumandangkan Adzan

Oleh : Milla Efendy Keberanian seseorang itu harus dilatih sejak dini. Anak-anak yang masih SD selalu dibiasakan untuk belajar adzan di mushola atau masjid secara bergantian. Sebagai ajang untuk latihan dan juga sebagai generasi penerus di desa yang akan menggantikan generasi-generasi tua. Di Madrasah Diniyah, seringkali menjadi bagian ujian praktik untuk anak laki-laki. Selain praktik sholat wajib dan sholat jenazah. Anak-anak tentunya sangat antusias belajar dengan menghafalnya. Namanya juga anak-anak, pasti kekeliruan kecil tidak dapat dihindari. Mengumandangkan adzan sebagai panggilan sholat yang terdengar di masjid, biasanya hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu. Setiap bangun pagi, sampai hafal suara orang yang mengumandangkan adzan di waktu subuh. Melatih anak-anak untuk mengumandangkan adzan butuh kesabaran dan ketelatenan. Jangan sampai ditertawakan saat anak-anak mengalami kesalahan. Yang harusnya dua kali sampai tiga kali. Ada seseorang yang jera atau kapok untuk mengum

Pengumuman Pre tes di Simpkb

Oleh : Milla Efendy Mendapatkan sesuatu yang diharapkan itu ada kebahagiaan tersendiri. Apalagi di saat orang lain menginginkannya tapi belum bisa terwujud. Menjadi honorer di sekolah negeri 16 tahun lalu, kemungkinannya kecil untuk bisa mendapatkan sertifikat pendidik atau serdik. Karena untuk mengikuti PLPG hanya berlaku untuk guru PNS. Rasanya mustahil sekali untuk bisa mendapatkan serdik, apalagi waktu itu tidak masuk daftar antrian untuk bisa PLPG. Setelah menjadi CPNS dan akhirnya PNS, ternyata diberi kemudahan untuk mendapatkan serdik melalui jalur keahlian ganda yang ditempuh selama satu tahun. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda dengan mata pelajaran awal. Meskipun sudah memiliki serdik, tetap mencoba mengikuti pretest mapel awal. Dengan berusaha belajar, pre tes yang diikuti dua tahun yang lalu akhirnya membuahkan hasil melalui pengumuman di simpkb. Tentu saja pengumuman kelulusan pre tes menjadi sesuatu yang tidak terduga. Di saat hati sudah pasrah dan tidak begitu

Sepenggal Cerita di SMK (bagian 3)

Oleh : Milla Efendy Siswa dan siswi SMK yang rata-rata usianya antara 15 sampai 18 tahun merupakan remaja yang sudah mulai mengenal lawan jenis. Mulai menjalin hubungan  dengan teman satu sekolah bahkan ada yang satu kelas. Menghadapi siswa maupun siswi yang sedang jatuh cinta tidaklah mudah. Seorang guru maupun BK tidak mampu memisahkan keduanya. Hanya mampu menasehati dan mengawasi juga saat berada di lingkungan sekolah.  Kedua sejoli menganggap dunia milik berdua dan orang lain ngontrak. Tanpa rasa malu, keduanya berboncengan baik saat berangkat maupun pulang sekolah. Mungkin korban sinetron juga, keduanya saling memanggil dengan sebutan papa-mama, abi-umi, dan juga  ayah-bunda. Meskipun tidak vulgar di depan umum, tapi seperti sudah berumah tangga dengan memanggil pasangannya. Menghadapi siswa yang sedang jatuh cinta, tidak akan peduli dengan sekolah. Demi cinta, siswa yang seharusnya menyelesaikan tugas sekolah atau belajar lebih memilih menghabiskan waktu untuk ngobrol atau chat

Sepenggal Cerita di SMK (bagian 2)

Oleh : Milla Efendy Hidup itu indah dan lebih bermakna saat mendapat tantangan,  bisa menghadapi dan mengatasi tantangan itu. Tidak hanya badan yang harus selalu fit, pikiran pun harus selalu bekerja non stop. Waktu menjadikannya sangat berharga. Termasuk menjadi asesor uji kompetensi kompetensi keahlian TKRO perlu persiapan yang matang. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda bukan sesuatu yang mudah, perlu penyesuaian diri dengan cepat. Perlu belajar lebih keras lagi untuk memahami materi yang semuanya baru. Materi yang berbeda jauh dengan latar belakang pendidikan sebelumnya. Mungkin dulu pernah nggrentes dalam hati keinginan menjadi guru produktif saat melihat guru-guru produktif waktu itu. Guru yang terlihat santai saat mengajar apalagi kalau pas di bengkel. Bayangan waktu itu terhadap guru produktif. Siswa juga terlihat antusias saat pelajaran produktif ketimbang pelajaran normatif adaptif. Tentu saja lebih menyenangkan, karena siswa praktik di bengkel dan melakukan aktivit

Berangkat Kembali ke Pondok

Gambar
Oleh : Milla Efendy Setelah dua bulan belajar di rumah, akhirnya sabtu mamas berangkat kembali ke pondok. Sebagai ibu, perasaannya sudah lebih tenang ketimbang waktu pertama kali berangkat ke pondok. Setiap ingat, air mata langsung mengalir deras dan nafsu makan hilang seketika.  Keberangkatan mamas harus menunjukkan rapid antigen yang hasilnya negatif. Sempat gak tega ngajak rapid, tapi menjadi satu syarat untuk kembali ke pondok. Dengan gaya percaya diri, mamas siap dirapid. Begitu diambil lendir yang di hidung, tiba-tiba mamas jadi batuk dan air mata keluar tanpa sengaja. Bisa ikut merasakan apa yang dirasakan mamas. Pantas saja mbah putri kapok tidak mau dirapid lagi. Setelah melihat hasilnya negatif, perasaan jadi lega. Berarti mamas sudah tidak mengalami kendala untuk kembali ke pondok.  Selama dua bulan di rumah, mamas berada di zona nyaman. Tidur larut malam dan bangun saat matahari sudah tampak. Setiap pagi, harus membangunkan mamas untuk sholat subuh lebih dari tiga kali. Da

Menyatukan Selera Makan yang Berbeda

Oleh : Milla Efendy Jodoh, umur, dan rizqi sudah diatur sama Allah SWT. Tidak ada yang tahu, akan berjodoh dengan siapa. Ada yang sudah menjalin hubungan lima tahun, bahkan lebih harus kandas di tengah jalan. Orang bilang satu kecamatan sudah tahu, akhirnya sama orang lain juga.  Jodoh setiap orang itu, ada yang bilang wajahnya mirip satu sama lain. Kalau tidak mirip ya mirip ke saudara ipar. Entah benar atau tidak, itu katanya. Ada juga yang bilang, tahu jodoh itu kalau sehidup semati. Banyak versi mengenai jodoh pasangan laki-laki dan perempuan. Saat mencoba mengarungi kehidupan yang baru, kedua pasangan akan berjanji atau melakukan akad nikah di depan penghulu disaksikan kedua orang tua masing-masing dan juga sanak saudara yang lain. Banyak wejangan atau nasihat yang diberikan baik oleh pak penghulu, pak kyai yang mengisi tausiyah saat walimatul ursi, dan kedua orang tua. Salah satu wejangan harus menerima satu sama lain, salah satu harus mengalah saat ada perbedaan pendapat, dan ma