Berlatih Mengumandangkan Adzan

Oleh : Milla Efendy

Keberanian seseorang itu harus dilatih sejak dini. Anak-anak yang masih SD selalu dibiasakan untuk belajar adzan di mushola atau masjid secara bergantian. Sebagai ajang untuk latihan dan juga sebagai generasi penerus di desa yang akan menggantikan generasi-generasi tua.

Di Madrasah Diniyah, seringkali menjadi bagian ujian praktik untuk anak laki-laki. Selain praktik sholat wajib dan sholat jenazah. Anak-anak tentunya sangat antusias belajar dengan menghafalnya. Namanya juga anak-anak, pasti kekeliruan kecil tidak dapat dihindari.

Mengumandangkan adzan sebagai panggilan sholat yang terdengar di masjid, biasanya hanya dilakukan oleh orang-orang tertentu. Setiap bangun pagi, sampai hafal suara orang yang mengumandangkan adzan di waktu subuh.

Melatih anak-anak untuk mengumandangkan adzan butuh kesabaran dan ketelatenan. Jangan sampai ditertawakan saat anak-anak mengalami kesalahan. Yang harusnya dua kali sampai tiga kali.

Ada seseorang yang jera atau kapok untuk mengumandangkan adzan hanya dikarenakan diingatkan guru mengajinya untuk Allahu Akbar yang seharusnya empat kali, tapi dilafalkannya sampai enam kali. Tentu saja yang mendengar dibuat tertegun karena terlalu banyak. Sejak saat itu, sudah tidak mau lagi mengumandangkan adzan.

Apalagi anak-anak, untuk orang tua saja ada yang mengalami kesalahan. Entah itu dibaca sekali atau bisa saja ketukar. Dimaklumi saja, karena waktu mengumandangkan adzan tiba-tiba memikirkan sesuatu yang membuat konsentrasinya buyar.

Tak dapat dipungkiri, waktu sholat juga sering lupa jumlah rokaatnya ketika tiba-tiba teringat dompetnya yang hilang karena lupa menaruh. Sholat yang seharusnya empat rokaat dikerjakan sampai lima rokaat.

Bumiayu, 5 Maret 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1