Pekerjaan Menjadi Wasit


Oleh : Milati Masruroh

Menulis itu sebuah keterampilan yang harus diasah setiap hari. Menulis itu bukan bakat, tapi karena ketekunan dalam belajar merangkai kalimat. Kalimat sederhana itu yang terkadang memotivasi diri sendiri untuk selalu mencoba merangkai kata menjadi sebuah kalimat.

Menulis itu tidak mudah, harus tahu apa yang mau ditulis. Harus tahu tema apa yang mau dituangkan. Seperti malam ini, mau menulis tapi ide tidak muncul juga.  Ada beberapa pekerjaan yang seharian ini, satu per satu mulai tertangani dan akhirnya selesai. Dan itu cukup melegakan. Paling tidak mengurangi beban pikiran.

Sebagai seorang ibu di rumah, tidak mungkin melupakan kewajibannya untuk menyelesaikan sederet pekerjaan mencuci, memasak, dan menyetrika. Dikerjakan satu per satu, akhirnya selesai juga. Berlanjut ke tugas berikutnya untuk menyelesaikan tugas sekolah dan juga pelatihan.  

Menyelesaikan pekerjaan saat pikiran kacau, ternyata hanya membuang-buang waktu. Memprioritaskan pekerjaan yang paling penting, meskipun semua pekerjaan yang dikerjakan juga penting. Yang jadi permasalahan lagi saat sedang semangat untuk mengerjakan, sang jagoan juga tidak begitu saja mengikhlaskan sang ibu sibuk di depan laptop. Minta disuapin makan, minta diambilkan minum, minta dibelikan jajan, minta dibuatin susu, dan minta sesuatu yang sebenarnya bisa dikerjakan sendiri.

Jagoan yang aktif dan tidak mau diam juga terkadang menguji kesabaran di saat sibuk menyelesaikan pekerjaan. Ada saja yang menjadi sumber pertengkaran. Apalagi keduanya sama-sama tidak mau mengalah, saat terinjak kakinya maka harus membalas dengan menginjak kaki juga.  Belajar jadi wasit, yang harus adil untuk keduanya. Kalau ditulis mungkin sudah menghasilkan 2 buah buku. Dari pintu kamar mandi yang balik balik rusak, jam dinding yang tiga kali terjatuh, kaca lemari yang pecah, tiga sprei yang sobek, dan kursi di meja makan yang disambung lakban karena patah.

Pekerjaan yang tak ada habisnya, pekerjaan yang selalu datang silih berganti. Disyukuri saja, masih bisa dikerjakan di rumah sambil menemani anak-anak. Paling tidak bisa menjadi wasit disaat keduanya harus beradu kekuatan. Hehe...  

Bumiayu, 19 Juli 2020

Komentar

  1. Setiap anak berkembang sesuai masanya bun...nti besaran dikit mamanya ganti jadi alarm, jadibrapper...tapi dinikmati dan disyukuri...semua akan indah pada waktunya insyallah

    BalasHapus
  2. Selalu enak dibaca tulisannya bu milla, jujur saya bilang mantap dan mengalir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih bun...
      Mengasah keterampilan menulis

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

IHT Pengembangan Modul Ajar yang Mengintegrasikan Visi Misi Sekolah

IHT Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artificial Bagi Guru di SMA N 1 Paguyangan

Pembelajaran Daring Yang Efektif