Pembelajaran Daring Yang Efektif

Oleh : Milati Masruroh

Pembelajaran di semua jenjang pendidikan dari tingkat PAUD, SD, SMP, SMA/SMK dan Perguruan Tinggi menggunakan pembelajaran dalam jaringan atau daring atau lebih dikenal masyarakat dengan pembelajaran online. Keberadaan masyarakat yang berbeda dalam tingkat ekonomi, tentunya harus diperhatikan dan dipertimbangkan supaya tidak memberatkan orang tua dalam menyediakan kuota internet. Pembelajaran online ini, tentunya berbeda di masing-masing tingkat pendidikan.

Untuk jenjang PAUD dan SD, lebih banyak menggunakan Whatsapp Grup (WAG). Dengan pertimbangan, siswa belum sepenuhnya bisa menggunakan handphone, sehingga masih harus dalam pengawasan orang tua. Guru lebih banyak berkomunikasi dengan orang tua dibanding dengan siswa. Melalui WAG ini, Guru memberikan tugas, kemudian siswa mengerjakan tugas tersebut yang dikirim lewat foto atau video.

Untuk jenjang SMP, pembelajarannya sudah meningkat lagi menggunakan aplikasi google form. Semua siswa harus mendownload aplikasi tersebut. Jadi guru memberi materi pembelajaran dan juga tugas yang harus dikumpulkan dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh guru.  Siswa harus aktif membuka aplikasi google form ini, untuk melihat materi dan tugas yang diberikan. Penggunaan google form ini memudahkan guru dalam penilaian, soal yang dikerjakan siswa bisa langsung dikoreksi dan mendapatkan poin atau nilai tanpa harus dikoreksi ulang sama guru.

Untuk jenjang SMA/SMK, karena jumlah mata pelajarannya tidak sedikit, dari pihak kurikulum sekolah mengelola pembelajaran dengan menggunakan microsoft 365 dengan aplikasi teams. Masing-masing siswa harus mendownload aplikasi ini dengan email dan password yang telah dibuatkan oleh admin sekolah dari bagian kurikulum, dan siswa diperkenankan untuk mengganti password yang hanya diketahui oleh siswa sendiri. Penggunaan aplikasi teams ini, diberi kebebasan untuk masing-masing guru. Ada yang menggunakan video converence, ada juga yang hanya membagikan materi dan juga tugas yang telah ditentukan batas waktu pengumpulannya. Karena pertimbangan kuota internet yang harus ditanggung orang tua siswa, vicon hanya dilakukan sekali dalam pembelajaran.

Di tingkat Perguruan Tinggi, pembelajaran daring lebih banyak menggunakan aplikasi zoom. Jadi langsung tatap muka melalui webinar, dosen bisa melihat langsung para mahasiswa yang mengikuti perkuliahan. Tentunya, untuk kalangan mahasiswa ini tidak mengalami kendala yang menghambat pembelajaran. Dengan jadwal yang sudah ditentukan, semua mahasiswa pasti sudah siap mengikuti kuliah via aplikasi zoom.  Tugas yang diberikan oleh para dosen, juga sudah pasti akan dikerjakan oleh para mahasiswanya.

Hikmah dengan adanya pandemi ini, pembelajaran daring menuntut semua guru harus melek IT. Semua aplikasi bisa digunakan, tergantung dari gurunya yang mau menerapkan aplikasi yang tepat untuk pembelajaran daring. Di awal pertemuan, semua siswa pasti semangat untuk mengikuti pembelajaran daring. Tapi, dengan perpanjangan waktu yang terus menerus, antara guru dan siswa sama-sama mengalami kejenuhan. Baik guru maupun siswa, sama-sama merindukan pembelajaran dengan tatap muka langsung. Bagaimanapun, ikatan batin akan terjalin saat berada bersama-sama dalam satu ruang kelas. Guru menyampaikan materi, dan siswa pun mendengarkan. Ada komunikasi yang bisa terjalin, yang menumbuhkan semangat dalam belajar.

Tuntutan pembelajaran daring yang terus berkelanjutan, menuntut guru harus memutar otak supaya pembelajaran daring tidak menjenuhkan. Tidak dapat dipungkiri, siswa setiap harinya harus membaca materi sendiri dan langsung mengerjakan tugas yang harus dikumpulkan saat hari itu juga. Dengan seribu alasan, siswa pun cenderung enggan untuk mengerjakan apalagi mengumpulkan tugas. Sebenarnya pembelajaran daring tidak harus siswa itu mengerjakan soal yang langsung dikumpulkan hari itu juga, siswa diberi kesempatan untuk berfikir sampai keesokan harinya. Dan tugas bisa divariasi dengan praktik langsung yang direkam dengan video. Misalnya untuk pelajaran produktif TKRO dengan materi hand tools, siswa disuruh menjelaskan kunci-kunci yang dibutuhkan saat memperbaiki sepeda motor dan menunjukkan kunci yang tersedia di rumah. Karena untuk kelas X tingkat SMK, tidak mungkin memperbaiki mobil, jadi menggunakan sepeda motor terlebih dahulu.

Pembelajaran daring yang menyenangkan tentunya akan menambah semangat para siswa dalam memahami materi pembelajaran. Tidak semua siswa bisa dipaksa untuk memahami materi, apalagi mengerjakan tugas dengan sempurna dan mendapat nilai 100. Jadi harus memahami kemampuan siswa dan tidak pernah berhenti untuk selalu memotivasi. Di samping itu, siswa yang tidak mengumpulkan tugas juga ternyata bukan karena tidak bisa mengerjakan, tetapi karena kuota yang terbatas dan juga signal yang sering tidak bersahabat. Sehingga harus sama-sama memahami, pembelajaran daring ini tidak senyaman dibanding pembelajaran dengan tatap muka langsung. Semoga pandemi ini segera berakhir, sehingga pembelajaran dapat berjalan normal kembali.

Komentar

  1. Balasan
    1. terima kasih om jay... bismillah ikut memeriahkan lomba blog

      Hapus
  2. Benar, Mbak Milla, pembelajaran musti menyenangkan

    BalasHapus
  3. Ya..semoga pandemi cepat berlalu...
    Mantap bu mila..

    BalasHapus
  4. Selalu keren tulisan BuMila tuh, mantap

    BalasHapus
  5. Pandemi memberikan nuansa lain dalam Pembelajaran.. Semoga pandemi ini bisa membuat kita lebih baik. Aamiin.. Silakan jika hendak berkunjung ke notewiwinwintarsih.blogspot.com

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1