Belajar Dengan Cara Menulis


Oleh : Milati Masruroh

Setiap orang pasti memiliki idola atau orang yang disanjung-sanjung. Dari guru di setiap jenjang, baik SD, SMP, SMA, sampai perguruan tinggi. Pasti akan begitu mengena di pikiran dan juga hati. Sampai terkadang saking senangnya sama guru tertentu, memilih jurusan di perguruan tinggi pun seperti yang diajarkan sang guru. Ternyata, cara mengajar guru sangat mempengaruhi kesenangan siswa terhadap pelajaran yang diajarkan guru.

Saat SMA, pelajaran matematika bukan pelajaran yang disukai oleh kebanyakan siswa. Dengan alasan susah, banyak yang menyerah saat harus mengerjakan soal-soal perhitungan. Bahkan ada teman yang sekarang mengajar bahasa inggris belum paham juga kenapa buku jadi X dan pensil jadi Y. Mungkin karena teman itu lebih suka pelajaran hafalan ketimbang perhitungan. Bagi yang tidak suka bahasa inggris juga punya alasan kenapa bahasa inggris itu susah. Bukan karena jawaban bukan orang Inggris, tapi kemampuan memahami pola kalimatnya yang mengalami kesulitan. Padahal kata guru Bahasa Inggris pasti mudah, sama seperti ngomong pakai bahasa indonesia. Hehe... selalu punya alasan untuk menutupi ketidakmampuan.  

Kemampuan orang memang berbeda-beda. Ada yang suka hafalan, ada yang suka ngitung, dan yang lebih parah lagi ada yang tidak suka kedua-duanya. Yah itu hak setiap orang yang sebenarnya punya kemampuan tapi tidak mau mencoba.

Memiliki guru matematika yang kalau mengajar itu tidak pernah marah menjadi awal tertariknya sama pelajaran yang satu ini. Semangatnya tinggi saat mau pelajaran. Mengajar dengan komunikasi dua arah, membuat otak ini pun bekerja keras. Ternyata, pengaruhnya sangat besar.  Perasaan yang berbahagia benar-benar membawa energi positif untuk mengikuti pelajaran dengan seksama.  Begitu juga dengan pelajaran kimia, memiliki guru yang low profile lumayan mengalirkan energi positif. Meskipun kadang mengalami kesulitan dibanding pelajaran matematika. Tapi ya tetap berusaha untuk menyelesaikan soal-soal yang mikirnya ekstra dan bikin otak ini panas.

Menyadari kemampuan yang pas-pasan untuk menghafal memang menuntut cara belajar yang beda dengan orang lain. Setiap sore hari, harus menyalin catatan yang ditulis di blocknote saat guru menjelaskan materi. Kemudian dibaca lagi berulang-ulang untuk mendapatkan nilai minimal KKM saat ulangan tiba. Meskipun itu bukan jaminan hafal materi, paling tidak jawabannya nyerempet-nyerempet saat ulangan. Untuk mengerjakan soal matematika, saat belajarnya juga harus banyak mengerjakan latihan-latihan soal. Tidak cukup dengan hanya membaca, tapi dengan menulis langkah-langkah menyelesaikan soal perhitungan.

Menulis ternyata merupakan cara yang paling ampuh untuk belajar, apalagi kalau menulisnya lebih dari sekali. Sangat membantu untuk orang yang mengalami kesulitan saat menghafal. Bagaimanapun Setiap orang pasti mengetahui kemampuan yang dimiliki. Kemampuan dalam menghitung atau menghafal.

Bumiayu, 4 Juli 2020

Komentar

  1. Balasan
    1. Belajar mengasah keterampilan menulis pak...
      terima kasih

      Hapus
  2. Menulis pada dasarnya jg merekam apa yg kita bc dan kita dengar...membantu mempertajam daya ingatan
    Mantap

    BalasHapus
  3. Kunci produktif yg menginspirasi menulis

    Kunjungi blog saya ya

    https://dwimulyantiskaneka.blogspot.com

    BalasHapus
  4. Wah... luar biasa ibu, i like it🥰

    BalasHapus
  5. Keren BuMila, saat yang lain masih leyeh-leyeh ibu dah posting tulisan. Mantap

    BalasHapus
  6. Manatab Menulislah setiap hari utk berbagi. Mampir cakinin.blogspot.com

    BalasHapus
  7. Keren..udah mampu menulis setiap hari....setuju bu mila... Kemampuan anak tentunya berbeda...

    BalasHapus
  8. Keren bu, jadi iri

    https://suryanmasrin86.blogspot.com/2020/07/produktif-menulis-emang-bisa.html

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

IHT Pengembangan Modul Ajar yang Mengintegrasikan Visi Misi Sekolah

IHT Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artificial Bagi Guru di SMA N 1 Paguyangan

Pembelajaran Daring Yang Efektif