IHT Pengembangan Modul Ajar yang Mengintegrasikan Visi Misi Sekolah
SMA N 1 Paguyangan sebagai sekolah integritas, mengadakan IHT Pengembangan Modul Ajar yang Mengintegrasikan Visi Misi Sekolah terkait
dengan Penguatan Pendidikan Karakter pada hari Kamis tanggal 27 Februari 2025 dengan
nara sumber Dr. Ihdi Amin, M. Pd yang merupakan Kepala SMA N 1 Paguyangan. Dalam
sambutannya, beliau menyampaikan SMA N 1 Paguyangan sebagai sekolah
berintegritas merasakan sangat berat terutama dalam hal tape keju (ketaatan
terhadap peraturan dan kejujuran) ketika dinamika di lingkungan sekolah tidak
mendukung. Sekolah yang ditunjuk oleh Cabdin Wilayah XI sebagai salah satu
sekolah berintegritas juga patut disyukuri, karena menjadi berusaha untuk
berupaya meningkatkan kejujuran dan berproses, sehingga menjadi cara untuk
mengendalikan diri.
Tujuan dari SBI SMANSAYANG diantaranya mengoptimalkan
tercapainya profil Pelajar Pancasila melalui penanaman karakter integritas, mengoptimalkan
prestasi sekolah melalui upaya meningkatkan layanan pendidikan di sekolah, dan
mengembangkan keharmonisan seluruh warga sekolah yang dibangun melalui semangat
kejujuran dan saling menghormati. Dalam pelayanan tidak boleh ada gratifikasi
dan pungutan, karena sudah menjadi bagian dari tugas.
Sasaran Kerja SBI ada tiga unsur yang meliputi Kepala
sekolah, Guru, dan Siswa. Kepala sekolah terdapat 16 aspek indikator yang
meliputi : manajerial, supervisi, dan kewirausahaan. Guru ada 4 aspek mengenai
pembelajaran, sedangkan untuk siswa ada 3 aspek pada OSIS. Empat aspek guru
meliputi kompetensi guru tentang penguatan nilai-nilai integritas dan sadar
antikorupsi, bahan ajar nilai-nilai integritas dan sadar anti korupsi, pembelajaran
nilai-nilai integritas dan sadar anti korupsi, dan guru sebagai penyuluh
antikorupsi.
Penyelenggaraan In House Training (IHT) di SMA N 1 Paguyangan,
menitikberatkan penguatan pendidikan karakter oleh guru yang meliputi tiga hal diantaranya
penyiapan modul ajar, implementasi pembelajaran, dan indikator pencapaian pembelajaran
berintegritas dan sadar anti korupsi. Dalam pelaksanaan IHT, harapannya guru sebagai
pendidik merubah siswa dari yang tidak berkarakter menjadi berkarakter. Pelaksanaan
IHT dilanjutkan dengan diskusi kelompok, dimana 43 peserta dibagi menjadi 3
kelompok yang masing-masing kelompok menunjuk ketua, sekretaris, dan pemandu
diskusi. Kelompok 1 dengan ketua Milati
Masruroh, S. Pd. berdikusi mengenai penyiapan modul ajar, kelompok 2 dengan
ketua Evi Uniyati, S. Pd. berdiskusi mengenai implementasi dalam pembelajaran,
dan kelompok 3 dengan ketua Jelia Fetmi Amalia, S. Pd. berdiskusi mengenai indikator
pencapaian.
Kelompok 1 yang beranggotakan 14 peserta berdiskusi untuk menjawab dan mengerjakan tugas yang mencakup penyiapan modul ajar dengan mengembangkan modul ajar yang mengintegrasikan 9 aspek nilai-nilai integritas yang disingkat dengan nama “Jumat Bersepeda KK”. Sembilan aspek tersebut adalah jujur, mandiri, adil, tanggung jawab, berani, sederhana, peduli, disiplin, dan kerja keras. Modul ajar yang dikembangkan adalah modul ajar mata pelajaran kimia kelas X dengan materi nanoteknologi. Bagian penguatan pendidikan karakter modul ajar dengan model pembelajaran Problem Based learning (PBL) yang mencakup nilai integritas dan anti korupsi terdapat pada capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, kompetensi awal, profil pelajar pancasila, target siswa, komponen inti, dan asesmen.
Kelompok 2 yang beranggotakan
15 peserta berdiskusi tentang implementasi penguatan pendidikan karakter dalam
pembelajaran mempresentasikan media pembelajaran berupa quizziz dengan mode
kertas sebagai alternatif untuk meminimalisir penggunaan handphone khusus siswa.
Nilai integritas dan anti korupsi yang ditekankan adalah kejujuran dan kerja
keras. Peserta IHT mempraktikkan cara menggunakan quizziz mode kertas tersebut yang
akan diterapkan dalam proses pembelajaran.
Kelompok 3 yang beranggotakan 14 peserta berdiskusi mengenai indikator pencapaian yang menunjukkan penguatan pendidikan karakter khususnya nilai integritas dan antikorupsi. Indikator-indikatornya meliputi perilaku siswa yang menunjukkan integritas dan antikorupsi, peningkatan kejujuran dan transparansi, perubahan pola pikir siswa mengenai korupsi, perilaku guru dan tenaga kependidikan yang menjadi teladan, apresiasi terhadap kejujuran dan integritas, adanya program antikorupsi yang terintegrasi, dan keterlibatan orang tua dan masyarakat. Melalui indikator-indikator tersebut, dapat terlihat sejauh mana nilai integritas dan antikorupsi yang telah tertanam dalam diri siswa, serta sejauh mana program pendidikan karakter berhasil dalam membentuk pribadi yang berintegritas. Hal yang dilakukan guru jika penguatan pendidikan karakter dirasakan belum berhasil diantaranya adalah evaluasi dan refleksi diri, meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan karakter, menumbuhkan kesadaran dan pemahaman siswa tentang bahaya korupsi, dan melibatkan orang tua dalam proses pendidikan karakter.
Kegiatan IHT diakhiri dengan presentasi masing-masing kelompok. Setelah dipresentasikan, mendapatkan masukan dari peserta kelopok lain dan juga dari nara sumber. Kegiatan yang berakhir pada pukul 12.45 WIB menghasilkan sebuah produk modul ajar dengan penguatan pendidikan karakter dengan media pembelajaran berupa Quizizz mode kertas dan instrumen penilaian penguatan pendidikan karakter.
Komentar
Posting Komentar