IHT Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artificial Bagi Guru di SMA N 1 Paguyangan
SMA N 1 Paguyangan yang pernah menjadi Sekolah Penggerak tetap berkomitmen untuk selalu meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan-pelatihan. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan selama tiga hari pada tanggal 26, 27, dan 29 September 2025 adalah In House Training (IHT) yang bertemakan Pelatihan Koding dan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligen/AI) bagi Guru SMA N 1 Paguyangan dan bertempat di Laboratorium Biologi dengan peserta seluruh guru yang berjumlah 47 orang. Kegiatan IHT ini bertujuan untuk meningkatkan literasi digital guru dalam memahami konsep dasar coding dan AI. KKA (Koding dan Kecerdasan Artificial) merupakan mata pelajaran baru yang diterapkan di SMA N 1 Paguyangan sebagai sekolah penerima BOS Kinerja meskipun baru dilaksanakan di kelas X.
IHT Pelatihan koding dan Kecerdasan Artificial buat guru diawali dengan pemaparan materi nara sumber pertama yaitu Milana Candra Dewi, S. Kom. yang merupakan guru Informatika SMA N 1 Paguyangan. Dalam sesi ini, para peserta mendapatkan materi pemanfaatan AI dengan menggunakan “prompt” yang merupakan perintah atau pertanyaan sebagai instruksi bagi AI untuk menghasilkan respon yang diinginkan baik dalam bentuk teks, gambar, kode, atau lainnya. Materi berikutnya adalah pengenalan koding dengan blockly games. Dengan penjelasan yang menarik, para peserta antusias untuk langsung mempraktikkan media pembelajaran yang menarik dalam pembuatan soal asesmen.
Pada hari berikutnya, pelatihan mendatangkan nara sumber yang ahli di bidangnya, Agung Wicaksono, S.T., M.T. Nara sumber kedua ini merupakan dosen Telkom University Kampus Purwokerto. Dengan segudang pengalaman yang tidak diragukan lagi, dosen muda yang masih berusia 30 tahun menjelaskan materi dengan sangat komunikatif, sehingga peserta pelatihan menjadi lebih semangat untuk mempelajari koding dan AI. Dalam keterbatasan waktu yang hanya berkisar 150 menit, dosen yang asli Banyumas tersebut memaparkan manfaat AI Generatif sebagai asisten digital guru, konsep dasar di balik koding dan AI, dan paltform koding visual (Scratch), serta melatih AI sederhana, sehingga dapat merancang ide untuk membawa coding dan AI ke dalam kelas.
Pelatihan diawali dengan membuka wawasan para guru sebagai peserta untuk menganalisa gambar yang ditayangkan di layar monitor mengenai AI dengan menekankan bawa AI bukan untuk menggantikan guru, tapi untuk memberdayakan guru. Koding dan AI sangat penting bagi guru karena dunia sudah berubah, dimana teknologi AI dan otomasi bukan lagi masa depan tapi masa kini. Sehingga siswa perlu dibekali berpikir komputasional untuk memecahkan masalah. Selain itu, guru bukan hanya mengajar, tapi merancang pengalaman belajar yang relevan dengan zaman.
Berpikir seperti komputer atau
dikenal dengan Teachibel Machine terdapat 4 pilar berpikir
komputasional, diantaranya adalah Decomposition (Dekomposisi),
Pattern Recognition (Pengenalan Pola), Abstraction (Abstraksi), dan
Algorithm (Algoritma). Pada dekomposisi itu memecahkan masalah besar
menjadi kecil, misalnya pada saat membuat nasi goreng, maka perlu disiapkan
nasi, bumbu, wajan, dll. Pada pengenalan pola berarti mencari kesamaan atau
tren, misalnya semua hewan mamalia menyusui anaknya. Pada abstraksi menunjukkan
fokus pada yang penting dengan mengabaikan detail yang tidak perlu, seperti
pada saat setir mobil, maka fokus pada rem dan gas, bukan cara kerja mesinnya.
Pada algoritma itu menunjukkan langkah-langkah logis untuk menyelesaikan
masalah, seperti pada resep makanan. Tanpa disadari, ternyata guru sudah sering
melakukan berpikir komputasional. Dekompisisinya adalah pada penyusunan RPP
atau modul ajar, dengan pengenalan polanya adalah melihat atau mengamati pola
kesalahan siswa. Abstraksi ditunjukkan pada saat membuat rangkuman, sedangkan
algoritma dari langkah-langkah praktikum.
Materi berikutnya adalah AI
Generatif yang merupakan asisten digital
guru. AI Generatif adalah alat bantu yang dapat membuat konten, menjawab
pertanyaan, dan memberi ide. Pada pembuatan soal asesmen, maka perlu mengetahui
anatomi Promt, yang meliputi Peran (Role), Tugas (Task),
Konteks (Context), Format (Format), dan Aturan Tambahan (Constraints).
Lebih mudahnya untuk langkah-langkah pembuatan soal dengan bantuan AI
Generatif, diantaranya adalah memberi tahu AI untuk berperan sebagai siapa
sehingga membantu AI memahami sudut pandang dan gaya bahasa yang diharapkan
dengan menjelaskan secara spesifik apa yang harus AI lakukan. Selain itu, harus
memberikan informasi penting secara detail seperti mata pelajaran, jenjang
kelas, topik spesifik atau kurikulum yang digunakan dan bentuk soal yang diinginkan
baik dalam bentuk pilihan ganda, essai, study kasus. Langkah terakhir dengan
memberikan batasan atau instruksi khusus lainnya, seperti jumlah soal, tingkat
kesulitan, kunci jawaban, dan pembahasan. Hujan deras di luar ruangan tidak
mengurangi semangat para guru yang sedang berlatih mempraktikkan penggunaan AI
dari gemini atau chatGPT yang dibantu mahasiswa dari Telkom Univercity
Purwokerto dengan menerapkan anatomi Promt.
Pelatihan semakin
menarik, setelah dosen murah senyum tersebut memaparkan platform SCRATCH yang
merupakan platform koding visual (blok) yang dikembangkan oleh MIT. Platform yang
gratis dan berbasis web sangat cocok untuk mengenalkan logika algoritma secara
menyenangkan. seperti haalnya menyusun puzzle, bukan menulis teks yang
rumit. Platform scratch berbeda dengan AI. Pemaparan dengan praktik langsung
yang diikuti oleh para peserta menambah pengetahuan digital yang dapat
dikembangkan dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan bahasa tubuh yang
akan terbaca oleh sistem menjadi sesuatu yang berbeda jika dapat
mengaplikasikannya dalam pembelajaran.
Tidak terasa sudah
150 menit acara berlangsung, karena peserta sangat antusias mengikuti setiap
sesi terutama saat praktik langsung membuat soal menggunakan AI dan praktik menggunakan
platform Scratch. Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru di SMA N 1 Paguyangan akan
terus berupaya untuk berinovasi dengan menyesuaikan perkembangan jaman. Melalui
kegiatan pelatihan ini, guru-guru di SMA N 1 Paguyangan diharapkan juga tidak
hanya mendapatkan pengetahuan baru tentang pemanfaatan kecerdasan buatan (AI)
dan dasar-dasar pemrograman, tetapi juga dapat mengintegrasikannya ke dalam
pembelajaran di kelas yang kreatif dan menyenangkan.
Komentar
Posting Komentar