“Peningkatan Kemampuan Literasi Digital Melalui Penulisan Buku di SMA N 1 Paguyangan”



SMA N 1 Paguyangan sebagai Sekolah Penggerak Angkatan 3 menyelenggarakan In House Training (IHT) Literasi Digital dengan tema “Peningkatan Kemampuan Literasi Digital Melalui Penulisan Buku”. Nara sumber pelatihan yang berlangsung pada tanggal 27 Oktober 2023 merupakan guru dari SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto sekaligus anggota komunitas menulis Rumah Virus Literasi (RVL). Sumintarsih, M. Pd adalah seorang penulis yang telah menerbitkan enam karya buku solo dan 38 buku antologi. Dari keenam buku solo,   diantaranya buku berjudul “Perjalanan Sekolah Unggulan” yang ditulis dalam kurun waktu satu bulan, buku berjudul “Bioskop di Sekolah” yang berisi perjalanan menjadi seorang guru dan buku berjudul “Cerpen Anak” yang memungut tulisan yang pernah dikirim di majalah sekolah.

Pelatihan menulis di sekolah adiwiyata ini diikuti 70 peserta dalam rangka ikut memeriahkan bulan bahasa dan dimulai tepat pukul 08.00. Siswa-siswa yang tergabung dalam Komunitas Siswa Pecinta Perpustakaan (KKSP), ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) atau Riset, dan guru-guru sangat antusias untuk mengikuti pelatihan yang dibuka oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Dwi Riyanto, S. Pd menggantikan Kepala SMA N 1 Paguyangan, Dr. Ihdi Amin, M. Pd. yang tidak bisa hadir karena sedang mengikuti Pelatihan Penguatan Sekolah Penggerak di Semarang dari tanggal 25 sampai dengan tanggal 27 Oktober 2023.

Nara sumber yang telah bergelar Magister itu bermotto “Bercermin dan Menjadi Cermin” yang mengandung makna selalu berusaha bercermin kepada kebaikan orang dan berusaha menjadi cermin bagi orang lain. Pelatihan dimulai dengan dua ice breaking yang membuat peserta lebih semangat untuk mengikuti. Dilanjut dengan menggambarkan bahwa jika menulis buku, maka akan mengingat banyak hal, menambah wawasan, pikiran lebih terbuka, menyampaikan ide, memberikan keteladanan, mengabadikan kenangan, mendapatkan uang, dan merawat komunitas. Selain itu, sebagai gambaran seorang siswa yang pintar di antaranya adalah siswa yang sering membaca buku, banyak bertanya, sering mencari relasi, dan memaksa diri untuk produktif.

Ada tiga peserta yang berhasil mendapatkan doorprize buku dari penerbit Sip Publishing. Peserta yang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat, menceritakan kenangan teridah yang tidak akan pernah terlupakan, dan menyampaikan ide menulis. Dari jenis tulisan baik yang fiksi maupun nonfiksi, ternyata yang paling diminati peserta adalah tulisan fiksi seperti novel, cerpen, dan komik. Tsedangkan tulisan non fiksi dapat berupa reportase yang merupakan tulisan yang tidak pernah kehabisan bahan.

Beberapa pendapat dari peserta, salah satunya dari kelas X 1 yang suka membaca novel menyampaikan pendapat bahwa orang lebih suka membaca akan memiliki wawasan yang lebih ketimbang orang yang tidak suka membaca. Begitu juga dalam praktik menulis dapat menambah wawasan yang lebih. Sedangkan peserta bernama Luthfan menyampaikan kenangan terindah yang tidak akan dilupakan pada waktu SMP. Kenangan membaca cerpen yang membuat hatinya sangat tercentuh. Cerpen yang menceritakan sebuah keluarga yang sedang berlibur dan bertemu dengan pengemis. Pengalaman kedua diceritakan Luthfan tentang hangatnya kasih sayang orang tua pada waktu kecil. Tetapi begitu sudah besar, kedua orang tua memberikan kebebasan.

Literasi digital dapat dimanfaatkan untuk mempublikasikan tulisan mengenai hal kemampuan memanfaatkan, kemampuan menulis, membaca, mengenal istilah, memanfaatkan handphone untuk berkarya. Tantangan menulis beberapa menit yang disampaikan nara sumber tentang perasaan yang dirasakan pada saat pelatihan, peserta bernama Lentera menceritakan hal yang dirasakan saat pelatihan, dimana merasakan ada hal baru yang belum pernah dirasakan karena pertama kali mengikuti IHT Literasi Digital yang juga mendapatkan wawasan tentang literasi.

Pada dasarnya untuk menulis sebuah buku tergantung dari niatnya. Ada yang niat menulis buku ada yang tidak niat menulis buku. Ketika menulis buku memiliki niat, maka akan memiliki target. Pelatihan yang berlangsung selama hampir dua jam, diakhiri dengan tantangan menulis cerpen dari para peserta dengan ketentuan huruf Times New Roman dan 12 untuk ukuran huruf. Selain itu, para peserta minimal membuat 3 halaman karya cerpen. Antusias para peserta bisa terlihat dari keseriusan peserta untuk membuat sebuah cerpen yang pada akhirnya akan dibukukan menjadi buku antologi cerpen dan mengukir nama-nama calon penulis hebat. 

  

Bumiayu, 28 Oktober 2023

Komentar

  1. Alhamdulillah, Terima kasih. Terus semangat utk anak-anak hebat SMN 1 Paguyangan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1