Berburu Baju di Setiap Akhir Pekan


Sangat disyukuri bisa mutasi ke SMA yang jaraknya lebih dekat dari rumah. Hanya berjarak 3 km dibanding ke SMK yang jaraknya 22 km. Rasanya campur aduk antara senang dan bingung. 18 tahun di SMK dan 4,5 tahun menjadi guru produktif TKR tentunya sudah terbiasa menggunakan kostum celana. Naluri dalam berpakaian cenderung ke kaum Adam ketimbang harus berpenampilan feminim layaknya seorang perempuan. Tentu saja ada alasannya kenapa lebih suka menggunakan celana ketimbang rok. 


Rasanya memang lebih nyaman menggunakan celana saat harus mengajar di bengkel produktif TKR yang suasananya berbeda dengan ruang kelas. Di bengkel terkadang harus jongkok, bahkan lesehan. Tentu bisa dibayangkan kalau menggunakan rok. 


Proses mutasi yang hanya satu bulan dan mendadak cukup membuat kaget. Bagaimana mungkin harus membuat rok atau membeli rok dalam waktu singkat. Sedangkan kota Purwokerto juga lumayan jauh dan ditempuh dalam waktu sekitar satu jam kalau lancar.


Dengan sangat terpaksa, hari pertama masuk di sekolah baru harus menggunakan celana. Dengan meminta ijin kepala sekolah supaya diberi waktu untuk mempersiapkan rok. Meskipun tidak ada aturan tertulis seorang ibu guru harus menggunakan rok, tetapi aturan tak tertulis menggambarkan kalau ibu guru harus menggunakan rok. 


Di hari pertama, kebiasaan cuek dengan penampilan di SMK berbanding terbalik dengan di SMA. Malu dan tidak percaya diri begitu dirasakan karena berpenampilan beda sendiri. Beruntung kurang dari lima menit sampai ke rumah langsung menuju ke pusat perbelanjaan di kota Purwokerto hanya untuk mencari rok warna hitam. 


Setelah masuk dari mall yang satu ke mall yang lain dan juga toko khusus pakaian, akhirnya mendapatkan tiga rok berwarna hitam. Karena seragam yang ada di SMA selain hari senin dan kamis bawahan menggunakan rok warna hitam. Tiga hari ke depan merasa aman karena sudah ada tiga rok hitam.


Minggu kedua merasa bingung lagi, karena bawahan seragam keki yang dibuat di bulan Juli juga celana. Hari Sabtu, setelah suami pulang dari sekolah menuju ke kota Purwokerto untuk mencari seragam keki dengan bawahan rok. Dengan menanyakan ke teman, akhirnya langsung menuju toko pakaian dengan model keki bawahan rok. Meskipun agak sedikit gak suka modelnya, tapi karena keadaannya darurat mau tidak mau harus membeli juga. Tidak hanya keki, rok warna biru juga akhirnya dibeli untuk persiapan saat menggunakan seragam korpri. 


Apa minggu ketiga bingung lagi. Ternyata masih bingung. Aturan menggunakan baju adat atau kebaya di hari kamis selama dua minggu selalu menggunakan kebaya yang sama. Sabtu siang setelah suami pulang dari sekolah menuju ke kota Purwokerto untuk mencari kebaya lurik. Apakah ada? Ternyata masuk ke toko-toko batik tidak ada satu pun yang pas dan sreg untuk dipakai. 


Tidak hanya mencari kebaya di minggu ketiga. Mengikuti kopdar RVL di Balai Besar Guru Penggerak DI Yogyakarta yang disarankan menggunakan batik juga dengan sangat terpaksa harus membeli batik tunik. Karena selama ini tidak suka batik tunik dan tidak suka memakainya. Setelah mencari kebaya gak ketemu, dilanjutkan dengan mencari batik tunik. Meskipun hati nurani menolak, dua batik tunik cukup menarik perhatian untuk dibeli. 


Kopdar RVL di BBGP DIY tentunya menjadi kesempatan untuk mencari kebaya lurik di Malioboro. Setelah masuk dari satu toko batik ke toko batik lainnya, akhirnya ditemukan kebaya lurik warna hijau. Begitu tersiksa rasanya saat harus berpenampilan seperti tidak biasanya. 


Nota dinas provinsi yang mewajibkan siswa menggunakan baju ala santri dan guru menggunakan baju gamis membuat pikiran dan hati tidak sinkron. Harus mengikuti aturan tapi hati nurani masih menolak untuk menggunakan gamis yang memang tidak punya. Dengan terpaksa lagi, di Malioboro berburu mencari baju tunik polos. Bukan penyuka model baju dengan beraneka variasi harus mencari baju simple dan polos yang tidak mudah. 


Dalam berpenampilan, kunci bagus tidaknya terletak pada rasa percaya diri pemakainya. Semahal apapun kalau tidak percaya diri pastinya akan aneh orang melihatnya. Luar biasa rasanya menyesuaikan penampilan di SMA. Harus benar-benar mengubah mindset kalau memakai gamis itu akan terlihat cantik dan anggun. Semoga saja tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengubah mindset itu. 


#Ditulis di bus efisiensi tgl 23 Okt 22 

Perjalanan pulang menuju kota Bumiayu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1