AKSIOLOGI DALAM FILSAFAT PENDIDIKAN
RISALAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Ilmu tidak terlepas dari landasan ontologi, epistemologi dan
aksiologi. Ontologi membahas apa yang ingin diketahui mengenai teori tentang
“ada“ dengan perkataan lain bagaimana hakikat obyek yang ditelaah sehingga
membuahkan pengetahuan. Epistemologi membahas tentang bagaimana proses
memperoleh pengetahuan. Aksiologi membahas tentang nilai yang berkaitan dengan
kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
Dengan membahas ketiga unsur ini manusia akan mengerti apa
hakikat ilmu itu. Tanpa hakikat ilmu yang sebenarnya, maka manusia tidak akan
dapat menghargai ilmu sebagaimana mestinya. Karena aksiologi diartikan
bahwa nilai adalah sesuatu yang tidak terbatas. Artinya adalah segala
sesuatu yang ada dalam jagat raya ini adalah bernilai. Ilmu berasal dari keingintahuan manusia terhadap sesuatu.
Aksiologi masuk
ke dalam ranah ilmu filsafat yang secara khusus mempelajari tentang ilmu pengetahuan
dan kegunaannya dalam kehidupan. Di dunia ini, tidak ada ilmu yang tidak
memberi manfaat selama digunakan dengan baik dan dengan tujuan yang baik juga.
Ilmu pengetahuan adalah harga yang sangat berharga, sama berharganya dengan
kesehatan yang dimiliki. Mengkaji dengan apa itu ilmu pengetahuan dan
manfaatnya dalam kehidupan tentu sangatlah penting, maka perlu dipelajari
pelan-pelan dan penuh konsentrasi lewat aksiologi.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
1. Apa
pengertian dari aksiologi ?
2. Apa
pengertian filsafat pendidikan ?
3. Bagaimana
aksiologi filsafat pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aksiologi
Aksiologi berasal dari Bahasa Yunani
yaitu axiosyang yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Jadi aksiologi
adalah teori tentang nilai. Menurut Bramel, aksiologi terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu moral conduct (tindakan moral), esthetic expression
(ekspresi keindahan), dan sosio-political (kehidupan sosial politik).
Aksiologi merupakan bagian dari
filsafat ilmu yang menekankan pembahasannya disekitar nilai guna atau manfaat
suatu ilmu pengetahuan. Diantara ilmu pengetahuan adalah memberikan
kemaslahatan dan berbagai kemudahan bagi kelangsungan hidup manusia itu
sendiri. Ilmu pengetahuan merupakan salah satu hal penting yang harus dimiliki
dalam kehidupan manusia. Kajian filsafat ilmu yang menjadi tiang penyangga
ke-eksistensi-an ilmu pengetahuan salah satunya adalah aksiologi.
Menurut Susanto (2021:28), Aksiologi
adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai, yang umumnya ditinjau
dari sudut pandangan kefilsafatan. Nama lain dari bidang kajian aksiologi ini
adalah disebut teori nilai. Teori nilai membahas mengenai kegunaan atau manfaat
pengetahuan. Teori nilai realis adalah tujuan yang menengaskan bahwa manusia
mampu memperkirakan nilai sifat dasar objek melalui pengetahuan.
Aksiologi menjelaskan tentang nilai.
Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki oleh manusia untuk melakukan
berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Nilai dalam filsafat mengacu
pada permasalahan etika dan estetika.
1. Etika
Etika berasal dari Bahasa Yunani,
yaitu ethos yang memiliki arti “adat kebiasaan”. Makna etika dipakai
dalam dua bentuk arti yaitu suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian
terhadap perbuatan manusia, dan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan
hal perbuatan manusia. Objek formal dari etika adalah norma kesusilaan manusia,
dan dapat dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau
dari segi baik dan tidak baik dalam suatu kondisi.
Dalam tiga cabang ilmu etika, yaitu :
a. Meta
etika, membahas mengenai makna teoritis dan acuan yang digunakan untuk
menerapkan maupun membangun etika atau moral dalam suatu kelompok masyarakat.
b. Etika
normatif, membahas mengenai cara praktis untuk menentukan suatu Tindakan moral.
Selain itu juga akan membahas mengenai cara-cara praktis menentukan tindakan
apa saja yang dianggap beretika dan sebaliknya.
c. Etika
terapan, membahas mengenai apa yang wajib dilakukan seseorang dalam situasi
tertentu atau wilayah tindakan tertentu.
Etika memegang peranan penting dalam
aksiologi ilmu, karena ilmu tanpa etika membawa kemanusiaan ke jurang
malapetaka. Ilmu membatasi masalah yang dikajinya hanya pada masalah yang
terdapat dalam ruang lingkup jangkauan pengalaman manusia. Bahkan dalam batas
pengalaman manusia pun, ilmu hanya berwenang dalam menentukan benar atau
salahnya suatu pernyataan. Mengenai baik atau buruk, semua pengetahuan
(termasuk ilmu) berpaling kepada etika sebagai salah satu sumber moral. Etika
ilmu merupakan acuan moral bagi pengembangan ilmu.
2. Estetika
Estetika berasal dari bahasa Yunani
yaitu Aistetika yang berarti hal-hal yang dapat dicerap dengan panca indra. Estetika
berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia
terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya. Dalam estetika,
penentuan nilai suatu hal melibatkan rasa atau perasaan sehingga dipengaruhi
oleh banyak faktor. Misalnya dipengaruhi oleh suasana hati, saat suasana hati
buruk maka segala hal dinilai buruk juga. Begitupun sebaliknya.
Ada beberapa karaktristik nilai yang
berkaitan dengan teori nilai (the teory of value), yaitu :
1. Nilai objektif atau subjektif.
Nilai
itu objektif jika ia tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Sebaliknya nilai itu subjektif jika
eksistensinya, maknanya, dan validitasnya tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian, tanpa mempertimbangkan apakah ini bersifat psikis atau fisik.
2.
Nilai absolute
atau relatif.
Suatu
nilai dikatakan absolute atau abadi, apabila nilai yang berlaku sejak masa lampau dan akan berlaku sepanjang masa, berlaku bagi siapapun tanpa memperhatikan ras, maupun kelas sosial.
B. Filsafat
Pendidikan
Filsafat merupakan jiwa, roh, dan
kepribadian sistem pendidikan nasional. Filsafat menjadikan manusia berkembang
dapat mempunyai pandangan hidup yang menyeluruh dan sistematis yang dimuat
dalam bentuk kurikulum. Dengan kurikulum sistem pengajaran dan pembelajaran
dapat lebih terarah dan guru dapat dengan mudah menyusun rencana pembelajaran
untuk diajarkan kepada peserta didik.
Filsafat pendidikan merupakan unsur terpenting
dalam pengintegrasian pendidikan melalui kebijakan kurikulum, pengelolaan
kegiatan belajar, dan peningkatan kompetensi pendidik. Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi
manusiawi peserta didik, baik potensi fisik, potensi cipta, rasa, maupun
karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan
hidupnya. Pendidikan ini bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan,
kesatuan, organis, harmonis, dan dinamis guna mencapai tujuan hidup
kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi
mengenai masalah-masalah pendidikan.
Tujuan filsafat pendidikan memberikan inspirasi bagaimana
mengorganisasikan proses pembelajaran yang ideal. Tujuan filsafat pendidikan
yang lainnya adalah :
a. Dengan berfikir filsafat
seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik, dan membangun diri sendiri.
b. Seseorang dapat menjadi
orang yang dapat berpikir sendiri.
c. Memberikan dasar-dasar
pengetahuan, memberikan pandangan yang sintesis pula sehingga seluruh pengetahuan
merupakan satu kesatuan.
d. Hidup seseorang dipimpin
oleh pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tersebut, sebab itu mengetahui
pengetahuan-pengetahuan terdasar berarti mengetahui dasar-dasar hidup diri
sendiri.
e. Bagi seorang pendidik,
filsafat mempunyai kepentingan istimewa karena filsafat yang memberikan
dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya yang mengenai manusia, seperti
misalnya ilmu mendidik.
Peranan filsafat pendidikan memberikan inspirasi, yakni
menyatakan tujuan Pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas
dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan, dan
praktik di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik.
Manfaat mempelajari filsafat adalah :
a. Filsafat menolong
mendidik
b. Filsafat memberikan
kebiasaan dan kepandaian untuk melihat dan memecahkan persoalan-persoalan dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Filsafat memberikan
pandangan yang luas
d. Filsafat merupakan
latihan untuk berpikir sendiri.
e. Filsafat memberikan
dasar-dasar, baik untuk hidup sendiri (terutama dalam etika) maupun untuk
ilmu-ilmu pengetahuan lainnya seperti sosiologi, ilmu jiwa, ilmu mendidik, dan
sebagainya.
Korelasi antara filsafat pendidikan dengan pendidikan dapat
dilihat dan diukur dengan memperhatikan tiga berikut, yaitu :
a. Sistem pendidikan atau science
of education bertugas untuk merumuskan instrument-instrumen sarana dan
prasarana pendukung dalamk melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar secara
terencana untuk mencapai tujuan pendidikan.
b. Kandungan isi moral
pendidikan atau tujuan intermediate merupakan perumusan norma-norma atau nilai
spiritual dan merupakan konsep dasar dan nilai moral pendidikan, yang berlaku
di segala jenis dan jenjang pendidikan.
c. Filsafat pendidikan
bertugas merumuskan secara normatif dasar-dasar dan tujuan pendidikan, hakikat
dan sifat manusia, kandungan isi kurikulum, penanaman moralitas pendidikan,
pembekalan dasar-dasar kandungan nilai politik kependidikan, pelatihan dasar
dan lamjutan kepemimpinan pendidikan, pengintegrasian metodologi pengajaran
saat melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar, penanaman pola-pola akulturasi
budaya dan seni, dan penguatan fungsi dan peranan pendidikan dalam pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya di masa yang akan datang.
Filsafat Pendidikan hanya bisa menjadi signifikan ketika
pendidik mengenali perlunya berpikir secara jernih tentang apa yang sedang
peserta didik lakukan. Para pendidik harus memahami bahwa filsafat pendidikan
memberikan sesuatu yang berbeda dalam wawasan dan aktivitas pendidikan itu sendiri.
C. Aksiologi
Fisafat Pendidikan
Landasan dalam tataran aksiologi
adalah untuk apa pengetahuan itu digunakan.
Fungsi aksiologi dilihat dari kajian ilmu filsafat dibedakan menjadi
dua, yaitu :
1. Kegunaan
teoritis
Fungsi atau kegunaan yang pertama adalah secara teoritis,
sehingga aksiologi memiliki fungsi yang sifatnya berupa teori. Berhubungan
dengan segala materi pembelajaran di dunia pendidikan. Semua ilmu
pengetahuan biasanya dirangkum dalam bentuk tulisan yakni bisa dalam bentuk
buku, ensiklopedia, dan lain sebagainya. Ilmu pengetahuan dalam dunia
pendidikan adalah unsur utama.
Digunakan untuk membangun sumber daya manusia yang
memiliki etika dan memiliki estetika dalam menilai suatu hal. Sekaligus bisa
mendapatkan lebih banyak ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan
mereka. Ilmu secara teori atau nilai-nilai kehidupan secara teori akan
memberi pemahaman mendasar. Bisa mengetahui suatu nilai secara mendalam dan
mencoba memahaminya dulu dengan akal dan logika.
Jika sudah menguasai aksiologi secara teori maka kemudian
akan memudahkan proses prakteknya. Suatu nilai akan lebih mudah dipraktekan
jika sudah dipahami teorinya seperti apa. Maka fungsi pertama dari aksiologi
adalah sebagai unsur teoritis.
2. Kegunaan
praktis
Secara sederhana bisa diartikan sebagai penerapan atau
aplikasi dari pemahaman nilai-nilai dalam suatu kehidupan. Jika mendapatkan
ilmu pengetahuan maka tugas pertama adalah mempraktekannya. Dalam dunia
pendidikan, ilmu yang didapatkan selama belajar atau sekolah akan dipraktekan
setelah lulus dari bangku sekolah maupun perguruan tinggi. Praktek ini bisa
dalam bentuk membangun interaksi dengan masyarakat sebagai bagian dari
mereka. Bisa juga dalam bentuk mendirikan sebuah perusahaan menggunakan
ilmu yang dikuasai. Bisa juga digunakan untuk meniti karir di sebuah
perusahaan, sebuah perusahaan akan merekrut karyawan yang memiliki pengetahuan
sesuai bidang bisnis mereka.
Nilai-nilai yang dibahas di dalam aksiologi kemudian juga
berfungsi membantu setiap manusia atau individu untuk memberi penilaian dengan
cermat. Bisa membedakan mana hal baik dan mana hal buruk, mana yang perlu
dilakukan dan mana yang seharusnya dihindari. Pemahaman tentang semua
pengetahuan di dalam aksiologi kemudian membantu menciptakan keteraturan dan
adat istiadat yang baik. Sekaligus bisa diterima oleh seluruh masyarakat di
suatu wilayah bahkan dunia.
Contoh penerapan aksiologi dalam kehidupan sehari-hari adalah sopan
dan tidak sopan. Seseorang yang memiliki etika yang baik tentunya akan
menghormati siapa saja dan berlaku sopan kepada siapa saja. Misalnya saat
melewati orang tua, maka mereka akan tersenyum, menyapa, dan sedikit
membungkukan badan sebagai bentuk rasa hormat.
BAB III
SIMPULAN
Aksiologi
merupakan bagian dari filsafat ilmu yang menekankan pembahasannya disekitar
nilai guna atau manfaat suatu ilmu pengetahuan. Diantara ilmu pengetahuan
adalah memberikan kemaslahatan dan berbagai kemudahan bagi kelangsungan hidup
manusia itu sendiri. Ilmu pengetahuan merupakan salah satu hal penting yang
harus dimiliki dalam kehidupan manusia.
Dengan
mengetahui dimensi aksiologi dalam pengembangan ilmu menunjukkan bahwa cakupan
objek filsafat lebih luas dibandingkan dengan ilmu, karena ilmu hanya terbatas
pada persoalan yang empiris saja, sedangkan filsafat mencakup yang empiris dan
non empiris. Sehingga, filsafat disebut sebagai induk ilmu.
Filsafat Pendidikan
hanya bisa menjadi signifikan ketika pendidik mengenali perlunya berpikir
secara jernih tentang apa yang sedang peserta didik lakukan. Para pendidik
harus memahami bahwa filsafat pendidikan memberikan sesuatu yang berbeda dalam
wawasan dan aktivitas pendidikan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Amka, A. (2019). Filsafat pendidikan.. Nizamia
Learning Centre
Haris, A., & Indonesia, P. R. C. (2022). Filsafat
Ilmu. Perkumpulan Rumah Cemerlang Indonesia.
https://penerbitbukudeepublish.com/materi/pengertian-aksiologi/ 3
Januari 2022
https://randyzn0208.blogspot.com/2020/04/makalah-pengertian-ontologi.html.
12 April 2020
Khaidir,
M. A., Tahrim, T., Purnomo, D., Zaki, A., Pitriani Nasution, M. P., Arsyam, M.,
... & Noor, H. F. A. (2021). TEORI FILSAFAT MANAJEMEN PENDIDIKAN
ISLAM. Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
Nurgiansah,
H. (2021). Filsafat Pendidikan. Penerbit CV. Pena Persada
Saragih, H., Hutagalung, S., Mawati, A. T., Chamidah, D.,
Khalik, M. F., Sahri, S., ... & Kato, I. (2021). Filsafat
Pendidikan. Yayasan Kita Menulis.
Susanto, A. (2021). Filsafat ilmu: Suatu kajian dalam
dimensi ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Bumi Aksara.
Utama,
I. G. B. R. (2021). Filsafat Ilmu dan Logika Manajemen dan Pariwisata.
Deepublish.
Komentar
Posting Komentar