Semut Rangrang


Oleh : Milla Efendy

Beberapa pohon mangga yang berderet dalam jarak 2 meter terlihat berdiri kokoh di depan bengkel TKRO. Salah satu pohon mangga yang buahnya menjadi incaran para siswa ini juga berdiri kokoh di depan ruang guru TKRO.

Pohon mangga yang ditanam sekitar 12 tahun yang lalu terpaksa harus ditebang karena lumayan mengkhawatirkan. Letak pohon ini di atas benteng  yang tingginya hampir 5 meter. Saat angin bertiup kencang, pohon mangga juga rawan untuk roboh.

Dua pekerja tampak menebangi pohon mangga yang tepat berada di depan ruang guru TKRO. Keduanya bolak balik menjauhi pohon mangga yang sudah ditebang sambil menginjak keras-keras dan kedua tangan sibuk menyingkirkan sesuatu dari badan kedua pekerja.

Guru yang baru datang dibuat penasaran dengan ulah kedua pekerja yang tidak berhenti untuk ngomel-ngomel. Rupanya, kedua pekerja berusaha menghindar dari semut rangrang. Semut merah berukuran besar, yang akan menggigit siapa saja yang berada di dekatnya. Semut rangrang yang jumlahnya ribuan menyebar ke segala penjuru termasuk ke dalam ruang guru TKRO. Guru-guru yang di dalam ruangan dibuat kaget saat merasa ada sebuah gigitan.

Guru pun tertawa terpingkal-pingkal melihat satu sama lain sibuk menyingkirkan semut rangrang. Rupanya semut rangrang sudah menyerang secara membabi buta. Siapa pun yang datang, akan dibuat kaget dengan gigitan semut rangrang yang tiba-tiba. Semut rangrang yang berada di pohon mangga, sangat merasa terganggu. Apalagi dengan jumlah kroto yang banyak, dan tampak bertebaran di depan ruang guru.

Siapa saja yang kena gigitan semut rangrang juga pasti terganggu. Karena gak cuma sekali, tapi berkali-kali terkena gigitan. Satu semut rangrang dibuang, semut rangrang lain sudah siap menggigit. Semut rangrang memang cerdas, tanpa sepengetahuan bisa masuk ke pinggang seseorang. Padahal sudah menggunakan baju dan juga jaket. Tetap saja bisa melewati.

Serangan semut rangrang membuat para penghuni sekolah terutama guru tkro menyingkir dari ruang guru. Sudah capek menghadapi semut yang menggigit di semua bagian tubuh. Semut yang menggigit di kaki diambil dan dibuang, tiba-tiba gantian di leher yang digigit. Menyiksa sekali.

Setelah melihat jam dan waktunya untuk pulang, segera berkemas. Dan masih dibuat jengkel juga sama semut rangrang yang ikutan pulang juga dengan sembunyi di balik jaket. Sedang asyik-asyiknya menikmati perjalanan, tanpa sopan santun semut rangrang menggigit di bagian paha. Haduhhh... sabar dan istighfar saja sambil memencet makhluk satu ini dari balik celana. 

Semut rangrang yang telah diusik para pekerja harus membabi buta menyerang semua warga  sekolah. Dasar semut rangrang, seandainya mengerti bahasanya sudah pasti akan bertengkar hebat.


Bumiayu, 23 Februari 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1