Saat Jadi Mahasiswa
Oleh : Milati Masruroh
Menulis setiap hari itu tidak mudah. Harus kuat melawan rasa
malas, apalagi tidak tahu apa yang harus ditulis. menulis sesuatu yang ada
dalam ingatan 18 tahun yang lalu saat masih menempuh kuliah di salah satu PTN yogyakarta.
Usaha yang ditempuh untuk menggapai cita-cita, rela ikut
tambahan pelajaran atau bimbingan belajar setiap hari minggu selama hampir lima
bulan. Bukan target nilai UN yang tinggi, tapi target bisa masuk atau lolos ke
perguruan tinggi negeri. Menurut tentor salah satu bimbel menyarankan,
belajarlah soal-soal umptn. Kenapa? Kalau sudah memahami soal-soal UMPTN
otomatis akan belajar juga soal-soal ujian nasional, yang saat itu bernama
EBTANAS.
Banyak yang mengikuti UMPTN ini hanya untuk iseng, sekedar
mencoba dan mengadu nasib. Diterima syukur, gak diterima juga tidak masalah.
Seandainya waktu itu terbawa pemikiran teman-teman, mungkin saat ini tidak akan
pernah merasakan kuliah di PTN.
Kuliah di kampus negeri yang tidak semua orang bisa
menikmati, mungkin bisa jadi kebahagiaan
tersendiri. Meskipun harus siap mental kalau kuliah di kampus negeri akan
bersaing dengan siswa-siswa yang pintar dan juga kutu buku. Namanya juga
membayangkan.
Tidak terbiasa terpisah dengan orang tua, karena sampai
tingkat SMA belum pernah ngekost atau tinggal di tempat saudara. Perasaan
senang, karena bisa menembus UMPTN dengan pilihan jurusan yang dipilih sendiri.
Perasaan sedih, karena harus terpisah dari orang tua dan dituntut untuk hidup
mandiri.
Kesedihan memuncak saat bulan ramadhan tiba. Terbiasa makan
saur tinggal makan, saat itu harus keluar mencari makan untuk saur. Sedih saat mengingat kalau di rumah bangun
tidur langsung makan tanpa harus masak
terlebih dahulu.
Bumiayu, 27 Juni 2020
Komentar
Posting Komentar