Dinamika Kehidupan Para Petani

Oleh : Milati Masruroh

Hujan turun deras dari jam 4 sore belum reda juga. Dinginnya menusuk tulang, mau keluar rumah jadi berpikir ulang. Musim panen telah tiba, ricemill depan rumah sudah penuh dengan padi yang tak kunjung kering. Hujan turun dengan tiba-tiba, padi pun basah lagi. Padahal baru jam 10 pagi, sinar matahari tiba-tiba juga tertutup awan hitam.

Keluhan yang dihadapi para petani, di saat harus bersyukur dengan hasil panen melimpah harus merasa kesulitan untuk menjemur. Padi yang tak kunjung kering dikhawatirkan akan tumbuh. Dan kalau tidak kering maksimal katanya disimpan juga beras akan berubah warna agak kehitaman.

Ada saja yang dihadapi para petani, dengan modal yang besar harus menelan pil pahit padi habis dimakan tikus. Jadi terpaksa dipanen sebelum waktunya panen. Bukan hanya permasalahan hasil yang diperoleh, keterbatasan tenaga yang dibutuhkan untuk mencangkul dan menanam padi juga membuat pusing. Hanya orang-orang tertentu saja yang masih mau bekerja di sawah. Untuk yang muda-muda lebih suka merantau ke ibukota. Mencari pekerjaan yang lebih menjanjikan penghasilannya. Tidak kepanasan dan juga kehujanan. Bisa tampil cantik dan menarik.

Kalau dulu, masih terlihat sebelum dicangkul masih menggunakan bantuan tenaga kerbau. Sekarang sudah beralih ke tenaga mesin menggunakan traktor. Lebih cepat dari segi waktu meskipun lumayan lebih mahal dan harus rela mengantri.

Memiliki rumah mewah, atau rumah mepet sawah tidak selalu merasa sedih saat hewan-hewan sawah masuk ke rumah. Ada senangnya saat musim tanam tiba. Makan di belakang rumah sambil melihat aktivitas para petani yang juga sedang beristirahat sambil makan makanan kiriman yang empunya sawah. Rasanya nikmat sekali, para petani bersenda gurau sambil sesekali tertawa lepas. Entah apa yang dibicarakan.

Tiga puluh menit berlalu, para petani ini melanjutkan lagi pekerjaannya mencangkul sawah yang hendak ditanami padi. Tak nampak wajah lelah, para petani begitu menikmatinya. Di bawah pancaran sinar matahari pagi yang menyehatkan para petani, tidak perlu sengaja berjemur untuk melawan virus corona. Begitulah kehidupan para petani yang mulai jarang ditemukan, karena sawah-sawah mulai beralih fungsi menjadi perumahan-perumahan.

Bumiayu, 26 Januari 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IHT Pengembangan Modul Ajar yang Mengintegrasikan Visi Misi Sekolah

IHT Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artificial Bagi Guru di SMA N 1 Paguyangan

Pembelajaran Daring Yang Efektif