Demam Kamera

Oleh : Milati Masruroh

Tidak semua orang bisa menjadi guru meskipun pendidikan S1-nya mengambil jurusan pendidikan. Banyak faktor yang menyebabkan sebagian orang enggan menjadi seorang guru. Salah satunya, tidak bisa berbicara di depan orang. Dengan kepandaian di atas rata-rata temannya toh tidak menjamin bisa berbicara di depan orang. Orang di sini adalah siswa. Siswa yang memiliki karakter yang berbeda.

Seorang yang memiliki jiwa guru, dalam hati nuraninya akan merasa terpanggil untuk menularkan ilmunya. Biasanya orang seperti ini, semangatnya tinggi dalam mengajar. Tidak serta merta hanya marah-marah terus dengan siswa.

Dengan adanya pembelajaran daring, semua guru dituntut tetap melaksanakan kewajibannya sesuai tupoksinya. Tidak ada alasan lain untuk menghindari pembelajaran daring. Semua guru harus belajar menguasai IT, minimal aplikasi-aplikasi yang digunakan untuk menunjang pembelajaran jarak jauh.

Saat harus meeting atau vicon baik pada google meet atau aplikasi teams, peran guru sepertinya jadi sedikit berubah seperti penyiar televisi. Dan ternyata, itu bukan hal yang mudah, saat melihat diri sendiri berbicara. Tidak percaya diri, malu, dan rasa was was lebih menguasai. Sepertinya lupa kalau yang dihadapi itu hanya siswa. Siswa yang biasa berada di ruang kelas.

Saat mengadakan vicon atau meeting bagi ibu-ibu  tetap saja seperti mengajar di depan kelas. Persiapannya lumayan merepotkan dibanding bapak-bapak yang cukup merapikan rambut dan cuci muka. Termasuk berdandan memakai bedak dan lipstik, biar tidak kelihatan pucat. Meskipun hanya terlihat setengah badan, tetap saja berpengaruh dengan rasa percaya dirinya.

Buat bapak-bapak saat mengajar dari rumah karena WFH bukan sesuatu yang merepotkan. Memakai sarung atau celana pendek tidak jadi masalah, toh gak kelihatan juga di kamera. yang penting rambutnya rapi dan muka juga fresh.

Saat meeting atau vicon, seringkali siswa tidak mau menunjukkan wajahnya. Alasannya bisa karena belum mandi, rambut panjang, dan tidak menggunakan seragam hari itu. Apalagi siswa putri, yang bolak balik membetulkan jilbab. Seperti sedang bercermin saja. Dimaklumi saja, ibarat seseorang yang demam panggung. Mungkin bisa jadi ada istilah demam kamera. Malu menunjukkan mukanya meskipun hanya lewat kamera.

 Bumiayu, 19 Januari 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IHT Pengembangan Modul Ajar yang Mengintegrasikan Visi Misi Sekolah

IHT Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artificial Bagi Guru di SMA N 1 Paguyangan

Pembelajaran Daring Yang Efektif