Curahan Hati para Orang Tua
Oleh : Milati Masruroh
Pembelajaran daring entah sampai
kapan. Banyak orang tua yang menanyakan kapan masuk sekolah. Kata orang tua
kesabarannya sudah mau habis. Melihat anak-anak tidak pernah mau belajar
apalagi mengerjakan tugas dari sekolah.
Bagaimanapun kemampuan orang tua ada yang terbatas karena hanya lulus SMP bahkan ada yang cuma sampai SD. Dimaklumi tugas anak-anak begitu banyak. Yang menjadi permasalahan sebenarnya bukan jumlah tugasnya, tapi waktu saat mengerjakan tugasnya. Anak-anak lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain dibanding menyelesaikan tugas.
Tugas anak-anak yang masih SD memang tinggal melihat di buku tema yang dibeli di sekolah. Orang tua merasa lelah dan diuji kesabarannya saat anak-anak harus mengerjakan soal evaluasi yang jumlahnya tidak sedikit. Masih mendingan kalau materinya mudah. Terkadang untuk menjawab sampai harus mencari di google, padahal kuotanya sedikit.
Banyak orang tua yang berubah bak macan atau singa. Anak-anak sekarang tidak mau direpotkan dengan membaca materi, tapi penginnya langsung ada jawaban. Jelas sekali sangat merepotkan orang tua yang justru harus membaca materi. Sang anak malah sibuk bermain HP atau mainan lainnya. Anak-anak gak mau tahu kalau soalnya itu sulit.
Terkadang merasa lucu mendengarkan curahan hati para orang tua, katanya beban pikiran dan juga beban ekonomi. Pusingnya tujuh keliling, perut kaku sampai kram, bahkan tak jarang sampai jadi bertengkar sama suami. Hanya gara-gara anak yang daring. Memang diakui, untuk membantu anak-anak lebih banyak peran ibu ketimbang ayah. Tidak peduli ibunya galak dan cerewet, sang anak lebih memilih ibu meskipun berakhir dengan tangisan dan mutung sang anak. Semoga saja pandemi segera berakhir, biar orang tua merasa lega dan nyaman.
Bumiayu, 20 Januari 2021
Komentar
Posting Komentar