Ada Luka di Hatinya
Oleh : Milati Masruroh
Hatinya begitu terluka, air mata pun sampai tak bisa keluar membasahi pipinya yang mulai keriput. Bagaimana mungkin, anak ragilnya yang cantik, yang begitu dibanggakan, yang menjadi bunga keluarga telah mengkhianati kepercayaannya.
Sejak mengenal sesosok pemuda saat sekolah di SMP, hatinya tertutup untuk pemuda lain. Pemuda yang belum mapan, hanya bekerja serabutan. Harapan orang tua yang ditentangnya. Dengan prinsip cinta buta, nasehat orang tua hanya sekedar lewat dari telinga kanan ke telinga kiri. Merasa seyakin-yakinnya kalau pemuda itu jodahnya sehidup semati.
Semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Apalagi untuk calon pendamping hidup yang akan menemaninya sampai ajal menjemput atau maut yang memisahkan. Pemuda yang menjadi pilihan anaknya sungguh tidak sesuai dengan harapan orang tua. Dua kali mencoba memisahkan tetap saja bersikekeh untuk mempertahankan hubungan keduanya. Orang tua pemuda juga sudah didatangi supaya tidak mengganggu anak yang menjadi bunganya keluarga. Apa daya, orang tua pemuda tak bisa berkutik saat harus menyuruh anaknya untuk mengakhiri hubungan dengan wanita pujaan hatinya.
Meskipun pemuda berusaha menjauhi, tapi sang anak semakin mengejar. Tidak memperdulikan orang tuanya lagi. Berdalih cinta pertamanya, semakin nekat untuk mempertahankan cintanya. Pemuda juga merasa sakit hati dengan sikap orang tua dan kakaknya yang sangat menyakiti dan melukai hatinya. Memandang kemiskinan tak pantas untuk menjadi pendamping hidupnya. Siapa yang menginginkan menjadi orang miskin? Pasti tidak ada. Di saat hatinya terluka, kekuatan keduanya semakin kuat.
Hingga di suatu hari, semua tetangga dibuat kaget dan kepo tingkat dewa. Keduanya menikah di KUA, tanpa dihadiri keluarga besar. Sungguh menggemparkan berita pernikahan itu. Karena pernikahan yang mendadak, dan sebulan lagi anak yang menjadi bunga keluarga akan segera melahirkan.
Benar saja, sebulan setelah pernikahan anaknya pun melahirkan bayi laki-laki di puskesmas. Bayi yang tidak diharapkan keluarga karena dianggap sudah menjadi aib keluarga. Cerita pun belum berakhir, bersama dengan ibu yang sangat terluka terpaksa mengontrak sebuah rumah di suatu daerah yang dirahasiakan. Tidak ada yang tahu keberadaannya. Hingga dua pekan kemudian, dikabarkan telah kembali ke rumah lagi. Beberapa tetangga akhirnya menengok sebagaimana adat di desa.
Anak yang menjadi kebanggaan keluarga telah menyakitinya, tapi naluri seorang ibu tetap tidak bisa membiarkan anaknya sendiri. Akhirnya, keluarga pun pasrah dan harus mengikhlaskan. Cobaan hidup yang harus dihadapi, meskipun berat dan tidak mudah untuk menerimanya.
Bumiayu, 02 Februari 2021
Komentar
Posting Komentar