Wedang Uwuh

Oleh : Milati Masruroh

Tak terasa sebelas hari telah terlewati puasa di bulan ramadhan. Ada rasa bahagia, karena dapat melewati puasa ini dengan lancar. Alhamdulillah, sholat tarawih berjamaah pun selalu dilaksanakan meskipun di rumah.

Suasana puasa tentunya berbeda, apalagi panas teriknya matahari selalu menemani saat bakda dhuhur. Saat mata ini baru terpejam, tiba-tiba ada suara motor berhenti di depan rumah. Tak lama kemudian, terdengar suara salam cukup mengagetkan sambil mengetok pintu.

Dengan rasa malas-malasan, kaki ini pun dipaksa untuk melangkah ke depan. Saat membuka pintu depan, tampak sesosok laki-laki pendek agak gemuk yang lumayan memaksa memori ini untuk mengingat-ingat. Siapa ya laki-laki ini? Pernah lihat tapi kok lupa namanya.

Sambil tersenyum lebar, laki-laki ini menanyakan sang suami yang sekitar sepuluh menit barusan keluar dengan anak-anak. Akhirnya teringat juga siapa sosok laki-laki ini. Dengan sikap yang  ramah untuk menutupi muka yang tidak sempat cuci muka, laki-laki ini dipersilahkan untuk masuk ke rumah. Sambil menunggu kedatangan suami yang sebenarnya pasti cukup lama.

Dengan senyumnya yang renyah, laki-laki ini menolak secara halus untuk masuk ke ruang tamu. Percuma juga masuk toh gak bakalan dibuatin kopi, katanya sambil bercanda. Dalam hatinya juga mungkin tidak enak untuk bertamu sementara sang tuan rumah yang dituju tidak ada di rumah.

Sebenarnya laki-laki ini hanya mampir, karena kebetulan lewat depan rumah. Dengan senyum yang masih mengembang, tampak mengeluarkan bungkusan kecil dari tas kecilnya. Bikin penasaran aja nih laki-laki.

Sebungkus plastik dikasihkan sambil mengucapkan ada sedikit oleh-oleh untuk suami. Katanya lagi musim corona, jadi harus jaga stamina. Sambil tertawa, laki-laki ini pun langsung berpamitan langsung pulang. Karena ada urusan yang lain lagi.  Ucapan terima kasih tak lupa disampaikan sambil menunggu laki-laki ini berlalu dari halaman rumah.

Wedang uwuh sae minuman khas imogiri. Sekitar ada 10 bungkus kecil yang tertata di plastik mika. Alhamdulillah dapat rejeki minuman sehat khas yogyakarta.  Kebetulan sang suami juga lagi ada masalah di sendi kakinya, semoga bisa menjadi obat untuk nyerinya.

Dalam satu bungkus plastik, ada beberapa bahan-bahan tradisional seperti jahe, daun salam, kapolaga, kayu manis, dan juga gula batu. Bahan-bahan ini direbus ataupun diseduh untuk mendapatkan segelas air yang berwarna coklat kemerahan.

Begitu selesai tadarus, sang suami langsung menuju posko jaga di pintu masuk kampung untuk menemui tetangga-tetangga yang berjaga. Anak-anak juga sudah melesat keluar entah kemana main bareng teman-temannya.

Saat sendirian di rumah, tiba-tiba teringat oleh-oleh wedang uwuh tadi. Sebungkus wedang uwuh yang sudah ada racikannya pun langsung dimasukkan ke panci yang airnya sudah mendidih. Warnanya mulai berubah kemerahan. Katanya sih dari bahan secangnya. Sepuluh menit berlalu, wedang uwuh pun siap dituangkan ke muk berwarna putih. Dan siap disruput saat sang suami kembali ke rumah.

Wedang uwuh ini kaya manfaat untuk kesehatan dan kebugaran. Rasa hangat, pedas, manis, dengan aroma harum dari kayu manis terasa segar begitu diminum.

Bumiayu, 05 Mei 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IHT Pengembangan Modul Ajar yang Mengintegrasikan Visi Misi Sekolah

IHT Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artificial Bagi Guru di SMA N 1 Paguyangan

Pembelajaran Daring Yang Efektif