Uji Nyali

Oleh : Milati Masruroh 

Setengah 4 segera merapikan buku yang di atas meja dan beranjak dari tempat duduk untuk segera kembali ke rumah. Tidak lupa finger print menuju depan lobi mencari koordinat titik terdekat. Setelah sesuai koordinat segera mengambil swafoto, foto selfi yang segera dikirim. Satu menit kemudian, kembali membuka aplikasi sinaga untuk mengecek absennya sudah masuk atau belum.

Jalanan yang ramai dengan kendaraan-kendaraan besar dan jalan yang berbelok harus sabar menunggu di belakang mobil-mobil lainnya. Setiap hari rabu dan kamis memang jumlah kendaraan lebih banyak ketimbang hari lainnya. 

Truk yang membawa besi di belokan yang tajam terlihat macet. Memaksa para pengendara untuk tidak saling menyalip satu sama lain. Apalagi dari arah berlawanan juga terlihat ramainya kendaraan. Benar-benar dibuat stres selama perjalanan.

Hanya berdoa dan berharap kendaraan lain segera melaju di depan. Tapi bukannya sepi, tambah padat sepanjang perjalanan. Melewati fly over dan berada di belakang truk saat naik rasanya tak karuan. Benar-benar uji nyali untuk menguji keberanian saat menyetir sendiri. Seandainya ada yang menggantikan, ingin rasanya tinggal duduk manis. Tidak mempermainkan pikiran yang harus tepat saat mengambil keputusan.

Dinginnya AC sampai tak mampu mendinginkan suhu badan yang tinggi. Tidak pakai AC, hujan deras tak juga berhenti. Mata terasa sampai tak sempat berkedip, menjaga kejadian yang tiba-tiba membuat kaget. Lelah pikiran dan badan, ingin rasanya segera sampai rumah. Leyeh-leyeh meluruskan pinggang dan juga mengendorkan saraf-saraf yang tegang. Luar biasa pengalaman menyetir hari ini, meskipun ada sedikit goresan di body mobil. Yang penting sudah sampai rumah dengan selamat. 

Bumiayu, 19 November 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IHT Pengembangan Modul Ajar yang Mengintegrasikan Visi Misi Sekolah

IHT Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artificial Bagi Guru di SMA N 1 Paguyangan

Pembelajaran Daring Yang Efektif