Tulisan Yang Seindah Bunga
Oleh : Milati Masruroh
Menjadi ibu pekerja sekaligus ibu rumah tangga. Bekerja di instansi pemerintah yang harus berangkat pagi dan pulang sore. Malamnya menjadi ibu rumah tangga layaknya ibu-ibu lain yang harus mengurus keperluan rumah tangga. Memasak, mencuci, menyetrika, dan juga beres-beres rumah. Apalagi tidak punya asisten rumah tangga yang setiap hari bisa mengurus pekerjaan rumah. Bagi seorang ibu, pantang untuk mengeluh lelah. Meskipun tubuh tidak bisa berbohong kalau pada akhirnya harus tumbang.
Bekerja dan belajar di rumah ternyata diperpanjang lagi. Tugas-tugas yang diberikan ke siswa juga tentunya harus dibuat lagi, dan harus mengecek lagi file-file tugas siswa satu per satu. Depan laptop lagi dan depan laptop lagi. Menjenuhkan itu pasti.
Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk menghilangkan rasa bosan atau jenuh. Dengan menulis atau dengan merawat bunga. Keduanya sama-sama menarik. Sama-sama menghibur.
Bunga adalah simbol keindahan. Baik kaum hawa maupun adam suka dengan keindahannya. Dari warnanya, aromanya, dan juga bentuknya. Merawat bunga tidaklah mudah. Butuh sentuhan yang tulus dengan penuh kasih sayang. Makanya tak jarang sering melihat seseorang mengajak bicara dengan bunganya. Bahagia terasa saat melihat bunga bermekaran.
Begitu pun dengan menulis, mengungkapkan segala rasa yang ada di benak pikiran. Termenung dalam diam. Kemudian menuangkannya dalam kalimat-kalimat yang indah dan menarik. Saat membaca pun bisa membuat sang pembaca terbawa suasana.
Seni merangkai kalimat menjadi sebuah paragraf ibarat merangkai sekuntum bunga menjadi seikat bunga. Indah dan menarik. Ibarat melihat sekali maka akan berbalik untuk melihat lagi.
Bumiayu, 13 April 2020
Komentar
Posting Komentar