Teledor

Oleh : Milati Masruroh

Pagi-pagi sekitar pukul lima pagi, bersama jagoan-jagoan berangkat menuju ke kota pelajar yogyakarta dengan menggunakan kendaraan pribadi. Jam delapan sampailah di kulon progo dan mampir ke soto kadipiro 3 untuk sarapan pagi sambil istirahat. Sampai di kota yogyakarta segera mencari tempat yang yang akan dituju. Lumayan muter-muter karena suami belum begitu paham kota yogyakarta. 

Setelah urusan selesai sekitar jam satu siang, jagoan-jagoan tidak mau pulang. Katanya pengin ke taman pintar di malioboro yang sudah dijanjikan sebulan yang lalu tapi tidak sempat ke sana. Dengan sabar, suami pun menuruti apa keinginan jagoan-jagoan. Tidak sabar menuju ke taman pintar, yang seharusnya mencari rumah makan untuk makan siang pun tertunda. Mencari tempat parkir biar tidak terlalu jauh jalan kaki akhirnya didapatkan tepat di depan gedung SMP N 1 yogyakarta. 

Dengan ceria, jagoan-jagoan pun langsung menuju ke taman pintar. Menuju ke loket untuk membeli tiket masuk dahulu ke taman pintar. Jagoan-jagoan begitu menikmati dan tampak senang saat masuk ke gedung taman pintar.

Jam empat sore, jagoan-jagoan tampak lelah. Belum mau pulang, segera menuju ke kota malioboro. Sekedar jalan-jalan dan menumpang sholat ashar di salah satu toko hijab dan baju muslim yang nyaman. Jam lima sore pun merayu jagoan-jagoan untuk segera pulang. Tiba di depan benteng, sang suami yang lagi mencari sate ayam dan lontong tampak sumringah. Empat porsi sate ayam, segelas kopi hitam, dua gelas good day moccacino, dan segelas millo dipesan sambil duduk lesehan melepas lelah. Mengamati lalu lalang orang yang juga menikmati ramainya kota malioboro. Lapar yang tertahan karena belum makan nasi sedari siang menambah satu porsi sate ayam lagi untuk suami. 

Menjelang magrib, segera beranjak menuju ke parkiran lagi untuk segera pulang kembali ke rumah. Jagoan-jagoan senang meskipun tampak lelah. Perjalanan pulang di tengah guyuran hujan yang besar tak dirasakan jagoan-jagoan yang tidur terlelap. Jam delapan malam, sang suami pun berhenti di pom bensin untuk beristirahat sebentar menghilangkan kantuk sekitar 30 menit. 

Perjalanan pulang dilanjutkan, tiba-tiba jagoan terbangun karena pengin buang air kecil. Jam sepuluhan, sang suami pun akhirnya berhenti di pom bensin lagi. Karena sudah tak bisa ditahan jagoan kecil ditemani suami segera menuju ke toilet dan sekalian sholat isya berdua. Jagoan yang satu lagi karena tidur pulas dan tak mau dibangunkan, akhirnya ditinggal sendirian di mobil.

Setelah selesai sholat isya, segera menuju ke mobil untuk melanjutkan pulang. Kebiasaan jagoan kecil yang minta jajan di supermarket tak dipenuhi karena supermarket pom bensin tampak tutup. Setengah jam kemudian, jagoan  tiba-tiba minta hp  kecil yang ada di tas dan ditaruh di bawah jok mobil dengan memaksa. Sambil ngedumel, kantuk yang tertahan pun hilang seketika. 

Menyadari tas sudah tidak ada di tempatnya. Panik dan bingung. Di tengah kebingungan, suami menghentikan mobil untuk mengecek bagasi mobil. Barangkali tas itu ada di bagasi. Berusaha mengingat kembali aktivitas dari malioboro sampai di tempat parkir depan gedung SMP masih jelas teringat kalau tas itu tidak lepas dari tangan. Tidak mau suudzon, suami pun putar balik menuju pom bensin terakhir. Berharap tas yang berisi dompet dan surat-surat penting tertinggal di sana. 

Gelisah yang melanda, tas tidak juga ditemukan. Teringat kembali, begitu masuk pom bensin ada mobil lain yang datang dan parkir di sebelah. Tanpa menaruh curiga, jagoan besar yang tertidur pulas pun ditinggal sendirian dengan mobil tidak terkunci. Sepuluh menit, waktu yang singkat telah memberi kesempatan pada seseorang untuk berbuat yang tidak semestinya.  Dompet yang berisi kartu-kartu penting dari ktp, atm, sim, stnk, dan kartu member dalam tas telah raib. HP kecil pun ikut raib dalam tas itu.

Lemas sekujur badan membayangkan keesokan harinya harus mengurus surat-surat penting itu. Pasrah dan introspeksi diri. Berharap dalam doa agar surat-surat itu bisa kembali. Seharian pikiran kacau dan tidak berhenti untuk berdoa. 

Maghrib menjelang, terdengar suara motor berhenti depan rumah dan terdengar suara langkah kaki menuju pintu. Dengan tergopoh-gopoh dan sedikit teriak, tetanggaku mengabarkan dompet berisi ktp dan kartu lainnya sudah ditemukan seseorang dan dishare di grup facebook. Lega dan serasa darah mengalir kembali. Ya Allah, terima kasih telah mengembalikan kartu-kartu penting itu. Tak berhenti mengucap syukur dan memohon ampun atas segala kesalahan yang telah diperbuat. 

Dengan mencari dan menghubungi seseorang yang telah menemukan dompet itu, segera menuju ke kota cilacap untuk mengambil tas berisi dompet itu. Satu jam perjalanan ditempuh, akhirnya bertemu dan diajak ke rumahnya yang sederhana. Bersyukur ditemukan kembali, ucapan terima kasih pun disampaikan dengan memberinya sedikit rezeqi. Dompet pun kembali dengan kartu yang masih utuh. 

Tidak ada yang berharap akan terjadinya musibah. Kebiasaan bergantian ke toilet seolah-olah terlupakan. Kebiasaan mengunci mobil pun juga  terlupa. Pengalaman yang baru terjadi selama seumur hidup dan meninggalkan trauma yang membekas saat harus istirahat di pom bensin. Kebencian ke pom bensin, tapi tidak mungkin dihindari. Karena seminggu sekali pasti menuju ke pom bensin untuk mengisi bahan bakar. 

Bumiayu, 02 Juni 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1