Rindu Ditemani Anak

 Oleh : Milati Masruroh

Menyempatkan menulis saat menemani ibu yang masih terbaring lemas sambil mencari ide untuk menulis sesuatu. Ide tak muncul juga, mungkin karena pikiran lelah. Lelah membuat nilai rapot yang sudah melewati deadline. Antara kewajiban, keikhlasan, dan kesabaran menghadapi siswa yang lihat wajahnya hanya sekali selama satu semester ini. Biasanya hafal nama setiap siswa, untuk tahun ini berbeda. Hanya melihat dari kedisiplinan siswa saja yang mengumpulkan tugas tepat waktu.

Bersyukur masih berada dekat dengan orang tua. Paling tidak, saat kondisi kurang sehat bisa menengok dan menemani. Faktor usia yang sudah sepuh, sudah mengharuskan untuk lebih banyak istirahat. Berbeda saat ibu yang berasal dari Jogja, saat Mbah putri sakit harus menempuh perjalanan yang cukup jauh.

Terkadang suka bingung sama Mbah putri dulu saat sakit, begitu anak-anaknya berkumpul selera makan yang hilang tiba-tiba mau makan. Sudah drop juga sehat kembali. Begitu satu per satu pulang ke rumah, Mbah putri dikabarkan ngedrop lagi. Begitu terus menerus. 

Begitulah resiko menjadi orang tua yang harus kembali ditinggal anak-anaknya yang sudah membina rumah tangga. Banyak yang bilang, memiliki anak sebanyak-banyaknya biar masa tuanya tidak kesepian. Teori tinggal teori, berapa pun jumlah anaknya tetap saja melewati masa tua dengan hanya berdua.

Kerinduan yang sering tertahan hanya berharap kedatangan anak dan juga cucu-cucu tercinta. Meskipun rempong dibuatnya, rona kebahagiaan benar-benar terpancar dari wajah para orang tua.  

Bumiayu, 12 Desember 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IHT Pengembangan Modul Ajar yang Mengintegrasikan Visi Misi Sekolah

IHT Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artificial Bagi Guru di SMA N 1 Paguyangan

Pembelajaran Daring Yang Efektif