Mensyukuri Nikmat

Oleh : Milati Masruroh

Hujan masih saja turun dengan derasnya setiap hari. Jam sembilan pagi sudah memberi aba-aba dengan mendungnya langit. Para petani yang sedang menjemur padi tampak bersiap-siap untuk menyambut turunnya hujan. Padi yang hendak kering segera saja dikumpulkan lagi, takut padinya kehujanan. 

Musim tanam memang sudah berlalu, tapi masih ada saja yang baru memanen padi. Dan hasilnya juga melimpah. Sebanding dengan modal yang telah dikeluarkan, bahkan ada sisa yang cukup juga untuk persiapan sampai tiba waktunya panen berikutnya. 

Ada yang berbeda dibanding masa kecil dulu. Sepasang kerbau membantu petani mengolah sawah sebelum dicangkul. Kadang terlihat anak-anak ikut naik sambil tertawa riang. Sekarang, suasana sudah berubah. Mengolah sawah dengan bantuan mesin traktor. Sepertinya lebih meringankan tenaga para petani meskipun harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk menyewa traktor.

Di jaman sekarang, begitu sulitnya mencari tenaga untuk mencangkul atau menanam padi. Para remaja lebih suka merantau ke kota besar daripada harus bekerja di sawah. Saat musim tanam tiba, harus antri menunggu para ibu-ibu yang masih mau mengerjakan tanam padi.

Rumah yang dikelilingi sawah, memiliki kesan tersendiri. Terutama saat makan, lebih memilih makan di belakang rumah daripada makan di meja makan yang ada. Makan sambil menikmati pemandangan belakang rumah. Orang Jawa bilang, makan rasanya sumrah. Mungkin maksudnya makannya sangat nikmat. Apalagi kalau makannya di gubug tengah sawah. Makan nasi yang pulen dengan sayur oseng, ikan asin, dan sambal. Tidak ada makanan hotel dengan chef ternama yang mampu menandingi lezatnya makanan. Nikmatnya nikmat kata orang Jawa.

Orang tua memang selalu menasehati, yang penting disyukuri. Makanan apapun enak apalagi saat lapar. Tidak harus sama ayam goreng, sate kambing, opor ayam. Cukup ikan asin sama sambal juga lebih enak apalagi ditambah pete. Punya hutang aja lupa. Hidup itu tinggal bagaimana orang mensyukuri dan menikmatinya. Tidak harus punya keinginan yang muluk-muluk. Dinikmati saja pemberian rizqi dari Allah SWT. Insya Allah akan bahagia.

Bumiayu, 17 November 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IHT Pengembangan Modul Ajar yang Mengintegrasikan Visi Misi Sekolah

IHT Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artificial Bagi Guru di SMA N 1 Paguyangan

Pembelajaran Daring Yang Efektif