Kangen Mbah Putri
Oleh : Milati Masruroh
Bagaimanapun melupakan kenangan indah itu sesuatu yang mustahil. Kenangan indah bersama orang-orang tersayang. Ada kerinduan yang tidak bisa terungkap. Kenangan masa kecil yang membuat air mata ini mengalir deras. Masa kecil yang sederhana tapi begitu mengena. Masa kecil yang penuh kasih sayang dari kedua orang dan juga mbah putri sama mbah kakung.
Mbah putri memang cerewet tapi kalau sama cucu jelas beda. Benar kata orang, simbah memang lebih sayang sama cucu daripada anaknya sendiri. Sekarang sudah mengalaminya. Saat anak-anak menangis karena jatuh atau minta sesuatu, sudah pasti kena marah.
Sering tidur bersama mbah putri seminggu sekali kalau esoknya libur sekolah. Saat jam 8 malam, sudah pasti mbah putri sudah menyuruh untuk tidur. Katanya kalau tidak tidur dimaraih pak lebe. Listrik belum ada, jam 8 malam suasananya sudah mencekam.
Saat mbah putri pergi ke rumah saudara yang jauh dan jalan kaki pun sering diajak. Melewati sawah-sawah dan juga pinggiran sungai yang airnya sangat jernih.
Mbah putri sudah tiada, kadang kangen masa-masa itu. Ingin rasanya meminta maaf karena sering merepotkan. Ingin bermanja-manja saat kena marah orang tua. Benar-benar tempat berlindung saat kena marah orang tua karena kenakalan masa kecil. Semoga mbah putri tenang di sana, karena cucunya yang sering nakal akan selalu mendoakan.
Bumiayu, 20 November 2020
Komentar
Posting Komentar