Jagoanku Tersengat Tawon

Oleh : Milati Masruroh

Lebaran di rumah saja, sampai lupa hari dan tanggalnya. Hikmahnya setiap hari selama 24 jam bersama jagoan-jagoan. Kedua jagoan yang selisih umurnya lima tahun ibarat tumbu nemu tutup. Tidak bisa diam dan selalu banyak ulah. Sudah terbiasa menghadapi, tapi tetap saja kesabaran hampir habis. Beruntung memiliki rumah di pinggir desa bukan di tengah desa. Jadi para tetangga tidak terganggu dengan teriakan-teriakan sang empunya rumah.

Pagi-pagi, kedua jagoan tampak sibuk mempersiapkan diri untuk olah raga. Memakai sepatu dan juga kaos kaki. Voly menjadi pilihannya. Kedua bola voly yang tersimpan di gudang segera diambil untuk passing di lapangan ricemill depan rumah. Tampak rukun, kedua jagoan mulai pemanasan olah raga. Sang adik dengan gaya yang santai tampak melompat-lompat dengan alat skiping. Dan sang kakak dengan gaya bak atlit mengambil dua barbel hijau untuk menguatkan otot tangan. Mengangkat dan menurunkan barbel dengan kedua tangannya.

Setengah jam kemudian, kedua jagoan sama-sama bermain bola voly untuk passing. Sambil bercanda bola pun dilempar secara bergantian. Voly memang olah raga yang paling disukai kedua jagoan. Karena mewarisi sang ayah yang kebetulan atlit bola voly.

Setelah lelah bermain voly, sang kakak pun segera mengambil alat skiping.  Saat asyik lompat-lompatan dengan skiping, mata sang kakak tiba-tiba melihat  rumah tawon atau lebah yang lumayan besar. Ternyata rumah tawon itu lebih menarik perhatiannya ketimbang bermain skiping. Dengan menggunakan sapu lidi yang diputar-putarkan di atas kepala, tiba-tiba sapu itu terlepas dan mengenai rumah tawon. Pecahlah rumah tawon itu. Dengan amarah yang luar biasa, puluhan tawon pun segera menyerbu sang kakak. Tanpa takut, sang kakak pun melawan bak pendekar. Satu tawon berhasil menyerang punggungnya dengan sengatan yang membuatnya teriak kesakitan.

Dengan nafas yang terengah-engah, kakak pun masuk rumah sambil melepas kaos biru yang dipakainya. Pantang untuk menangis, sambil tersenyum kakak menunjukkan punggungnya yang tampak bengkak. Sudah bisa ditebak. Kali ini kedua jagoan berulah lagi mengganggu rumah tawon.

Saat panik melanda, tampak mbah putri lewat depan rumah menuju ke warung tetangga. Mendengar cucu tersengat tawon, langsung saja mbah putri memetik beberapa bunga untuk diusap-usapkan ke bekas sengatan tawon. Benar saja, bengkak yang lumayan besar berangsur-angsur kempes. Lega rasanya tidak jadi membeli obat di apotik.

Begitu mbah putri mau keluar, tiba-tiba saja mbah putri teriak sambil memegang ibu jarinya yang tampak memerah. Sambil menahan sakit, mbah putri pun dibuat panik. Mengira ada cicak apa ulat yang menempel di leher mbah putri dalam hijab besarnya tampak seekor tawon terlempar oleh tangannya. Tapi karena sama-sama kaget, tawon pun membela diri dengan menyengat ibu jari mbah putri.

Dengan raut muka yang kesal, mbah putri pun ngomel-ngomel sama cucu kesayangannya itu. Mbah putri kena imbasnya. Sang tawon entah kapan dan dimana bisa masuk ke dalam hijab mbah putri tanpa disadari. Dengan berdalih alasan sebagai anak laki-laki, jagoan-jagoan selalu mencoba sesuatu yang menantang. Hanya ingin membuktikan kebenaran di film-film kalau tawon itu akan menyerang saat rumahnya dirusak.  Jagoan-jagoan yang selalu bikin ulah dan menguji kesabaran. Ulah yang beragam yang kelak akan jadi bahan cerita di masa kecilnya.

Bumiayu, 27 Mei 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1