Ibu yang Tak Sempurna

Oleh : Milati Masruroh

Terlalu sering mengalami hal yang sama. Tidak ada ide untuk menulis. Menulis apa yang dirasakan di hati. Tentang curahan hati tak apalah. Minggu-minggu ini memang kesibukan di sekolah cukup menguras pikiran. Imbasnya energi dalam tubuh juga ikut terkuras. Badan cepat lelah, dan tidak pernah fit. Ditambah tidak pernah olah raga aerobik yang biasanya seminggu sekali. 

Berangkat pagi sebelum jam 6 dan nyampai rumah jam 5 sore sudah terbiasa. Tidak pernah lihat siangnya suasana desa. Bukan menyesal berangkat pagi pulang sore, tapi menyesal berkurangnya perhatian sama si kecil dan pak Su.  Sarapan tidak pernah bersama apalagi makan siang. Keterbatasan tenaga seringkali tidak menyiapkan sarapan untuk anak ataupun suami. Paling hanya goreng telur dadar atau telur ceplok. Kalau si kecil juga paling nasi goreng telur kesukaannya.

Tidak ada yang menginginkan menjadi ibu yang tidak sempurna untuk keluarga terutama anak-anak. Tapi keadaan yang memaksa dalam keterbatasan tenaga juga. Mungkin sebagian orang akan nyinyir saat melihat dari luar, tanpa tahu keadaan sebenarnya. Bak wanita karir yang harus bekerja siang dan malam. 

Seringnya makan di luar atau pun membeli lauk di warung makan juga seringkali dilanda kebosanan. Tapi apa daya, toh anak-anak memahami meskipun kangen masakan ibu. Masakan sederhana tapi istimewa buat anak-anak. Waktu libur dua hari tidak selalu menjanjikan untuk bisa masak di rumah. Lelah dan loyo sekujur badan lebih menguasai untuk beraktivitas. 

Bumiayu, 7 Desember 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IHT Pengembangan Modul Ajar yang Mengintegrasikan Visi Misi Sekolah

IHT Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artificial Bagi Guru di SMA N 1 Paguyangan

Pembelajaran Daring Yang Efektif