Gundah Gulana Penulis Pemula
Oleh : Milati Masruroh
Bergabung dengan WAG "Rumah Virus Literasi" yang dibuat oleh bapak Much. Khoiri yang akrab disapa dengan panggilan bapak Emcho telah membuka pikiran untuk mendalami ilmu baru. Ilmu yang tidak ada namanya seperti nama mata pelajaran. Tempat mencurahkan isi hati dan juga pikiran. Seperti sedang bercerita dengan seseorang.
Banyak berbagai jenis tulisan yang dituangkan di grup RVL ini. Dari tulisan yang berbobot hingga tulisan sederhana apa adanya. Tulisan-tulisan yang tentunya bermanfaat untuk semua orang, tulisan yang mengingatkan akan kebaikan. Tulisan yang memotivasi bagi penulis pemula untuk selalu belajar dan terus belajar.
Kebiasaan baru yang mengubah hidup perlahan-lahan. Budaya membaca... meskipun cuma membaca artikel-artikel tapi cukup mengajak otak ini untuk berpikir di pagi hari. Mengajak untuk introspeksi diri dalam mengarungi hidup yang tertuang pada siraman-siraman rohani berupa tausiyah singkat yang sangat mengena di hati.
Memang ada juga yang bercerita tentang kegiatan yang dilakukan dari bangun tidur hingga menjelang tidur lagi. Dengan seabreg kegiatan non stop yang begitu membuat waktu begitu sangat berharga. Tentunya membuat pembaca itu malu pada diri sendiri yang punya waktu tapi terbuang percuma untuk melakukan hal-hal yang tidak penting.
Luar biasa grup RVL ini, beranggotakan penulis-penulis hebat dengan gelar-gelar yang bikin kagum, dan juga guru-guru yang telah banyak menoreh prestasi. Begitu banyak buku yang telah terbit yang membuktikan akan kehebatannya.
Minder itu manusiawi. Ibarat debu di padang pasir, ibarat setetes air di lautan samudera. Tapi apa selamanya harus minder? Minder hanya bisa dirasakan orang-orang yang tidak percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki. Ibarat kalah sebelum bertanding di medan peperangan.
Perasaan yang sulit dikendalikan. Gemuruh detak jantung yang tak beraturan cukup keras. Dan tatapan mata yang seolah-olah siap siaga menghadapi musuh yang datang. Memiliki perasaan ketakutan yang berlebihan, melebihi takutnya berjalan di jalan sepi saat malam hari, bahkan melebihi takutnya melihat setan atau hantu.
Menulis seperti air yang mengalir bukan sesuatu yang mudah. Ibarat air mengalir yang terhalang oleh benda. Untuk mengalir ke tempat lain harus menunggu penuh terlebih dahulu baru bisa mengalir kembali. Itu diibaratkan ide penulis pemula yang lebih sering mentok. Harus merenung untuk mencari dan mengumpulkan ide yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan.
Faktor kesulitan dalam menulis salah satunya karena adanya mindset saat menjadi siswa yang masih terbawa sampai sekarang. Seorang guru bahasa Indonesia, selalu menekankan siswa untuk menulis sesuai dengan aturan penulisan yang telah diajarkan. Harus ada subjek, predikat, dan objek.
Padahal, kalau membaca tulisan-tulisan para penulis yang profesional, justru ditulis dengan bahasa yang sederhana, ringan, dan mudah diterima sang pembaca tanpa terlepas dari PUEBI. Bahkan tulisan-tulisannya cenderung membuat baper para pembaca. Karena membaca ibarat sedang berkomunikasi langsung dengan sang penulis.
Itulah perasaan-perasaan seorang penulis pemula yang sebenarnya tidak pernah kehabisan ide dalam menulis. Karena semakin banyak menulis, ide itu akan mengikuti arah pemikiran sang penulis. Penulis pemula yang sedang berusaha mengapresiasikan perasaannya dalam bentuk tulisan sederhana yang belum berbobot.
Bumiayu, 10 Mei 2020
Komentar
Posting Komentar