Etika Siswa Terhadap Guru

Oleh : Milati Masruroh

Lingkungan sangat mempengaruhi perilaku seseorang. Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebagai orang tua pasti akan mendidik putra putrinya semaksimal mungkin. Terutama tentang etika dan sopan santun.

Siswa jaman dulu dengan siswa jaman now. Boleh dibedakan untuk masalah teknologi atau IT, dan metode pembelajarannya. Tapi untuk masalah etika dan sopan santun tidak seharusnya berbeda.

Sebelum tahun 90an begitu takutnya seorang siswa terhadap guru. Tidak ada yang berani membangkang dengan sang guru. Kenakalan yang dilakukan sudah pasti akan langsung ditangani. Guru begitu mulia di hadapan siswa. Tidak ada yang berani melanggar aturan sekolah.

Sangat disayangkan dengan kondisi siswa yang sekarang. Hanya bisa nggrentes. Kesan liar begitu melekat. Dan tanpa rasa malu dan canggung para siswa mengabadikan dalam video-video yang kemudian dishare di media massa tanpa memikirkan efeknya.

Salah pergaulan? Bisa ya bisa juga tidak. Terlalu banyak nonton sinetron? Bisa dikatakan iya bisa juga tidak. Menjadi seorang guru yang karena panggilan jiwa, akan menganggap siswa seperti anak sendiri.

Etika siswa jaman now memang memprihatinkan. Ada istilah tidak punya unggah ungguh. Santai dan cuek saat ketemu dengan guru tanpa menyapa bahkan menganggap tidak ada guru. Teriak-teriak memanggil temannya tanpa mempedulikan lingkungan sekitarnya.

Guru harus memaklumi? Selalu berusaha memaklumi. Tapi sampai kapan batas kesabaran itu. Panggilan jiwanya memberontak saat melihat di depan mata sikap siswa yang tidak mencerminkan kesopanan. Haruskah marah? Terbentur aturan sekolah ramah anak.

Memang butuh pendekatan untuk menaklukkan siswa yang kesannya liar. Berbicara empat mata untuk mengorek latar belakangnya. Memposisikan berbicara sebagai teman, bukan sebagai guru. Seorang guru tidak boleh menyerah saat membimbing siswa yang butuh perhatian khusus. Salah satu penyebab kelakuan siswa yang arogan karena kurangnya kasih sayang kedua orang tuanya.

Etika dan sopan santun yang selalu tersirat disampaikan saat pelajaran tidak menjamin siswa bisa mendengarkan dan mempraktekkan. Tapi tidak ada salahnya, kalau setiap guru selalu mengingatkan. Tanpa rasa lelah apalagi kapok.

Sikap-sikap siswa yang semakin memprihatinkan menjadi PR bagi semua guru untuk mencarikan jalan keluar, untuk membimbingnya dengan hati dan kasih sayang. Bagaimanapun siswa sudah dianggap seperti anak sendiri yang butuh perhatian dan kenyamanan.

Bumiayu, 15 Mei 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1