Beda Jaman
Oleh : Milati Masruroh
Seharian hujan turun dengan derasnya. Sejak pukul 4 pagi, suara geludug seperti saling bersahutan memanggil hujan untuk segera turun. Benar saja, jam 5 pagi suara gemricik air memecah kesunyian di pagi hari. Sebagian penghuni bumi ini mungkin lebih tertarik bersembunyi di bawah selimut tebal daripada harus bangun. Dinginnya memang sampai menusuk tulang.
Saat dulu masih kecil, kalau bangunnya kesiangan sudah pasti siap-siap mendengar suara orang tua yang tidak mau berhenti bicara. Sampai jalan pun, kadang mata masih terpejam. Begitu menabrak pintu, baru tersadar dan mata langsung terbelalak menahan dahi yang senud-senud. Orang tua selalu berpesan supaya bangun lebih pagi sebelum matahari terbit. Jangan kalah sama ayam katanya. Kalau bangun kesiangan rezeki itu akan menjauh.
Sudah beda jaman kata anak sekarang. Malam jadi siang, siang pun jadi malam. Anak-anak sekarang lebih suka bermain game online. Banyak yang ketagihan, sampai lupa waktu untuk beristirahat. Di saat pagi, yang seharusnya ikut pembelajaran daring masih tidur terlelap. Dengan alasan tidak ada kuota dan signal jelek, anak-anak merasa dalam zona nyaman.
Memang betul sudah beda jaman. Tapi, saat anak-anak dibiasakan untuk tertib dan disiplin waktu sepertinya bisa. Namanya juga mencoba. Pengawasan orang tua harus benar-benar ekstra. Kapan boleh pegang handphone, kapan boleh main dengan teman-temannya, dan kapan harus belajar untuk mengerjakan tugas daring.
Bumiayu, 8 November 2020
Komentar
Posting Komentar