Banjir di Kaki Bukit

Oleh : Milati Masruroh

Hujan yang deras selama berhari-hari dari pagi sampai siang dan dilanjut sore sampai malam tentu saja membuat khawatir para warga yang berada dekat dengan sungai. Aliran air yang deras sudah tidak mampu lagi ditampung. Air meluap sampai jalan dan beberapa rumah pun tak luput dari terjangan air sungai. 

Banjir yang terjadi di beberapa daerah termasuk di dataran tinggi membuat orang jadi berpikir. Bukit-bukit yang dulu tampak hijau oleh pohon pinus, kini gersang hanya terhampar sayuran milik para warga yang berderet  rapi. Pohon-pohon ditebang dan berubah fungsi menjadi lahan pertanian. 

Di satu sisi, warga diuntungkan karena ada peningkatan ekonomi. Berlomba-lomba membeli kendaraan roda empat yang harganya sampai ratusan juta rupiah. Belum kendaraan bermotor keluaran terbaru. Rumah juga berdiri megah bak istana.

Di sisi lain warga tidak pernah berpikir akibat dari penggantian lahan hijau menjadi lahan pertanian atau tempat wisata. Banjir terjadi dimana-mana. Air menerjang apa saja yang ada tanpa ampun. Rumah pun tergenang dan tidak sempat untuk menyelamatkan barang-barang berharga. 

Sungguh prihatin melihat para warga yang harus mengungsi di saat malam hari. Hanya dengan baju yang menempel di badan. Hujan yang tak mau reda menambah dingin sampai menusuk tulang. 

Banjir yang selama ini identik terjadi di kota besar, faktanya terjadi juga di daerah kaki bukit. Semoga manusia akan menyadari untuk mengurangi eksploitasi hutan. Bukannya mengganti menjadi taman bunga yang hanya untuk kesenangan sesaat. 

Bumiayu, 2 Desember 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IHT Pengembangan Modul Ajar yang Mengintegrasikan Visi Misi Sekolah

IHT Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artificial Bagi Guru di SMA N 1 Paguyangan

Pembelajaran Daring Yang Efektif