Antara Mencuci dan Menyetrika

Oleh : Milati Masruroh

Dari masjid yang berada di desa sebelah, terdengar jelas suara seorang perempuan sedang tadarus melantunkan ayat-ayat suci Alquran. Pelan dan berhati-hati dalam membacanya.

Di rumah terasa sepi karena sendirian, dua jagoan seperti biasanya sudah asyik bermain bersama teman-teman sebayanya. Dan sang suami harus menghadiri rapat untuk pembagian zakat fitrah.

Lelah begitu terasa, seharian menyelesaikan pekerjaan rumah yang tidak ada hentinya. Sudah dua tahun ini memang tidak memiliki rewang. Waktu itu mbak rewang pamitan mau ke jakarta ikut anak semata wayangnya. Terpaksa jagoan kecil langsung didaftarkan sekolah di TK sehari menjelang masuk.

Repot pasti, jam enam harus sudah berangkat menuju ke sekolah yang berjarak 21 km dari rumah. Setengah empat sudah terbiasa terbangun untuk memasak. Menyiapkan sarapan pagi untuk suami dan juga anak-anak.

Beruntung memiliki jagoan-jagoan yang mandiri. Memahami pekerjaan sang ibu yang harus berangkat pagi dan pulang sore hari. Tidak seperti teman-teman lainnya yang selalu didampingi ibunya saat sekolah.  Jagoan kecil seakan paham betul memiliki ibu yang tidak seperti teman-temannya. Meskipun terkadang suka mengeluh, kalau sekolah pengin didampingi sang ibu.

Sebagian orang melihat kalau sekolah lima hari itu menyenangkan. Bisa libur dua hari. Itu kan pandangan orang, jadi boleh-boleh saja. Tapi bagi yang merasakan bisa dibilang cukup melelahkan.

Lima hari sekolah, harus berangkat jam 6 pagi, lalu pulang nyampe rumah sekitar jam setengah lima. Mengajar full ditambah pekerjaan tugas tambahan. Cukup menarik nafas panjang. Hanya berusaha menikmati untuk menjaga stamina tubuh yang menuntut haknya untuk istirahat.

Mengeluh bukan jalan keluar. Tidak punya rewang pun bukan berarti pekerjaan rumah terbengkalai. Sabtu dan minggu. Dua hari yang begitu berharga untuk menyelesaikan seabreg pekerjaan yang tertunda selama lima hari. Pekerjaan yang tertunda itu adalah menyetrika pakaian.

Kalau mencuci pakaian sudah ada mesin cuci yang siap membantu. Tinggal dimasukkan, dikasih deterjen, ganti air, dikeringkan, terus dijemur. Lumayan bisa mengurangi tenaga. Apalagi kalau suami juga membantu. Ah bisa meluruskan pinggang sesaat.

Menurut sebagian orang, mendingan mencuci ketimbang menyetrika. Makanya banyak yang memanfaatkan tenaga orang lain  untuk menyelesaikan pekerjaan yang satu ini. Mending bayar orang. Nyetrika itu capek. Apalagi yang alergi debu mesti pakai masker biar gak bersin-bersin.

Menyetrika itu butuh keahlian khusus. Yang tidak suka dan tidak bisa menyetrika, sudah dipastikan hasil pakaian yang sudah disetrika sama yang belum tidak ada bedanya.

Tidak sembarang orang bisa menyetrika. Apalagi untuk pakaian kerja yang PDH, sering terlihat bekas cap dua saku di bagian belakang. Hehe jadi aneh yang melihat. Baju PDH tapi sakunya ada di depan dan juga di belakang. Di bagian celana juga terlihat ada dua garis. Sampai ada yang bilang ini celana kok diplisket ya?kalau ibu-ibu pasti paham diplisket itu seperti apa. Sepele sekali tapi sedikit mengurangi kerapian. Yang lebih parah lagi, sebagian orang tahunya kalau nyetrika itu setrikaan harus super panas. Apa yang terjadi? Warna baju sama celana jadi gak sama. Untung yang pakai bapak-bapak. Gak penting warna mbladus yang penting bisa seragam sama yang lain. Haduh...

Tujuan dari menyetrika pastinya biar baju rapi dan tidak kusut. Tapi banyak yang tidak menyadari kalau ada tujuan lain, menghilangkan kuman yang nempel di baju. Kan sudah dicuci? Betul.... tapi dimana anda menjemur? Di halaman rumah? Atau di belakang rumah? Atau di samping rumah? Apa tidak ada angin di sekitar rumah anda? Pertanyaan yang hanya anda sendiri yang bisa menjawab. Masihkah beranggapan daster tidak perlu disetrika? Kan cuma untuk tidur. Hehe... padahal daster yang jadi pakaian kebesarannya ibu-ibu kalau disetrika pasti penampilannya akan tambah wow. 

Itulah satu pekerjaan yang tidak akan selesai kalau tidak dikerjakan. Beda pendapat boleh-boleh saja. Tapi sepertinya tidak penting kalau cuma mau debat lebih suka mencuci ketimbang menyetrika. Keduanya sama-sama pekerjaan yang harus dihadapi dan diselesaikan. Bukan dilihat apalagi cuma dipikir. Nikmatnya jadi ibu rumah tangga sekaligus ibu pekerja.

Bumiayu, 13 Mei 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1