Penjual siomay

Oleh : Milati Masruroh

Kulitnya putih bersih, wajahnya ceria, sopan sama guru dan selalu peringkat satu di kelas. Sebelum ujian nasioal,  sudah diterima kerja di salah satu industri otomotif meskipun masih sebagai tenaga kontrak. 

Saat bekerja sebagai karyawan, seringkali mengeluh sakit karena efek kerja lembur setiap hari. Dan kecerobohannya saat bekerja, tidak bisa membantu menjadi karyawan tetap.

Kembali ke kampung halaman sementara waktu sambil mencari pekerjaan lagi dan menunggu panggilan industri. Rupanya nasib berkata lain, sejak tidak diperpanjang masa kontrak menjadikannya hanya kesana kemari tidak jelas pekerjaannya. 

Karena kedekatannya dengan guru saat sekolah dan kebetulan guru tersebut memiliki usaha konveksi, menjadikannya karyawan. Mungkin karena terlalu lama menganggur, pekerjaan itu pun hanya ditekuni beberapa pekan. Tidak sampai dalam hitungan bulan apalagi tahun.

Sampai suatu ketika, meskipun pekerjaan belum tetap, dia pun memberanikan diri untuk menikah. Dan satu lagi guru yang memiliki usaha ojek online merekrutnya menjadi karyawannya. Tapi, entahlah. Pekerjaan itu pun tiba-tiba ditinggalkannya.

Kebutuhan berumah tangga menuntutnya harus mencari pendapatan. Dari sekian pekerjaan yang dicobanya dan ditinggalkannya juga, akhirnya belajar menjual siomay. Tanpa ada rasa malu dan selalu sumringah sama pelanggan membuat dagangannya pun laris.

Penjual siomay keliling yang kadang mangkal di depan puskesmas atau depan toko yang ramai. Senyumnya yang manis, membuat para pembeli pun jadi tertarik untuk membeli siomaynya. Semoga saja menjadi sumber rizqi yang halal dan berkah. Yang mencukupkan kebutuhan keluarga di tengah pandemi ini.

Bumiayu, 11 September 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1