Nyaman Berteman dengan Laki-laki

Oleh : Milati Masruroh

Selalu berada di lingkungan laki-laki, membuat kecenderungan kebiasaan pun seperti laki-laki. Feminim berkurang, dan juga lebih cuek menghadapi situasi. Di rumah menjadi perempuan tercantik karena anak-anak semuanya jagoan alias laki-laki. Di sekolah pun, setelah pindah dari kantor guru normatif adaptif ke kantor produktif TKRO ternyata juga perempuan sendiri. 

Kalau kembali mengingat ke masa sekolah, memang ada kenyamanan sendiri saat berteman dengan laki-laki. Apalagi kalau orangnya lucu dan selalu bikin tertawa. Meskipun sifat tomboy tidak melekat dalam kehidupan sehari-hari, tetap saja dari penampilan lebih suka menggunakan celana ketimbang rok dengan atasan kaos oblong. Hanya ibu sering membelikannya rok ketimbang celana. 

Waktu kelulusan SMA, teman-teman perempuan yang lain saling berhura-hura merayakan kelulusan dengan corat coret baju. Tapi ajakan teman laki-laki waktu SMA lebih menarik untuk bermain ke rumah salah satu teman. Jangan pernah berpikiran negatif, karena terlalu berani bermain sendiri dengan teman laki-laki. Entahlah waktu itu tidak ada perasaan takut atau malu, yang penting bersenang-senang dengan candaan teman-teman yang saling mengejek tanpa ada yang tersinggung. 

Begitu masuk kuliah pun, ternyata masih lebih nyaman berteman dengan laki-laki. Mengambil jurusan pendidikan yang kebanyakan perempuan, tapi justru berteman dengan teman-teman jurusan non pendidikan yang laki-laki. Entahlah, merasa nyaman saja waktu bisa berteman dengan laki-laki. Yang lebih banyak bercanda ketimbang membicarakan kejelekan orang lain. 

Mungkin sudah ditakdirkan harus selalu berada di lingkungan laki-laki. Karena kenyamanan yang pasti dicari dan jalan itu akan ditemui. Bukan berarti anti teman dengan perempuan, tapi memang entah kenapa selalu berada di lingkungan yang sama. Dan suami pun mengerti, kebiasaan sang istri yang lebih suka berteman dengan laki-laki. Karena sebelum menikah pun, suami tahu kalau teman sehari-hari sang istri yang kebanyakan laki-laki. 

Disyukuri, tidak ada orang yang beranggapan sebagai perempuan ganjen. Karena berteman dengan laki-laki dari masa sekolah sampai berumah tangga tidak ada yang berpikir negatif kalau ada sesuatu di balik udang. Semuanya mengalir seperti layaknya berteman dengan perempuan. Kalau ada yang menganggap berlebihan berarti salah sangka, karena belum mengenal lebih dekat. Bagaimanapun prinsip menjaga perasaan pasangan teman akan selalu dijaga. 

Bumiayu, 5 September 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1