Dilema Seorang Guru

Oleh : Milati Masruroh

Menulis apa yang dipikir itu gampang-gampang susah. Tapi sepertinya lebih banyak susahnya karena tidak ada ide yang mau ditulis. Ditambah pikiran sedang merasa jenuh efek dari pembelajaran daring yang belum tahu sampai kapan. Tiap batas yang sudah ditentukan akan diperpanjang dua pekan dan begitu seterusnya.

Meskipun guru-guru tetap berangkat dengan jadwal yang sudah ditentukan sekolah, tetap saja tidak bisa mengurangi kejenuhan. Berangkat jam 6 pagi dan nyampai rumah jam 5 sore. Seandainya siswa bisa mengikuti dengan semangat, guru juga pasti akan lebih semangat.

Setiap pembelajaran, guru akan mengeshare materi dan tugasnya di aplikasi teams. Begitu juga siswa yang akan mengumpulkan tugas harus mengunggah di aplikasi teams. Tugas yang sudah disetting batas pengumpulannya tetap saja beberapa siswa tidak mengumpulkan tugas. Mempertimbangkan yang tidak punya kuota, materi dan tugas dishare juga di WA grup kelas. Lumayan ruwed sepertinya. 

Pekan ini akan diadakan penilaian tengah semester secara online. Semua guru sudah membuat soal di google form. Dan juga link yang akan dishare ke siswa. Penilaian tengah semester ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai materi yang telah diberikan. Entahlah nanti hasilnya, berpikir positif saja sama siswa.

Pelaksanaan pembelajaran daring menuntut kreatif guru. Yang jadi permasalahan sebenarnya, beberapa siswa tidak mengikuti pembelajaran dengan alasan yang beragam. Kuota tidak ada, signal jelek, hp rusak, Sekalipun ada kuota hanya kuota chat. Tentunya menjadi dilema untuk para guru. Harus mengikuti aturan tetapi harus menghadapi kondisi siswa dan juga orang tua.

Bumiayu, 19 September 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1