Hanya Ingin Dimengerti Suami

Oleh : Milati Masruroh

Sejak kecil sebenarnya sudah suka sama bunga, tapi hanya sebatas suka. Tidak pernah mengurus apalagi merawat bunga yang ada di halaman rumah. Cuma sekali-kali mencabuti rumput yang tumbuh di sekitar bunga. Jumlah bunganya memang belum banyak waktu itu, hanya bunga kuping gajah, bunga sepatu, bunga kenanga, dan tiga bunga lagi yang tidak tahu namanya. Ternyata merawat bunga lebih menarik ketimbang membantu pekerjaan ibu di dapur. Memindahkan pot ke tempat lain untuk mengganti suasana. Terkadang membuat taman kecil yang sederhana.

Saat kuliah di Jogja, sering jalan-jalan ke UGM  hanya untuk melihat pameran bunga. Paling sering beli mawar, kaktus yang ternyata namanya sukulen apa sekulen, dan anggrek tapi yang masih kecil. Pokoknya yang murah meriah. Begitu pulang ke rumah, bunga pun ikut pulang. 

Meskipun hanya dua hari di rumah, tapi benar-benar dihabiskan untuk mengurus bunga. Pot juga sudah pasti dibersihkan. Harapannya setelah berangkat lagi ke Jogja, ibu bisa merawat bunga dengan baik. Harapan tinggal harapan, bulan depan pulang, cuma tinggal potnya. Mungkin ibu tidak sempat merawatnya.

Hoby merawat bunga sempat terhenti beberapa tahun, karena kesibukan dan waktu di rumah fokus untuk mengurus anak yang masih kecil. Baru setelah memiliki rumah sendiri, hoby merawat bunga pun dimulai lagi. Sempat tidak disukai sama suami. Karena suami pengin punya halaman yang luas dan bisa untuk olahraga.

Saat membeli bunga dan potnya, tidak pernah cerita habis biaya berapa. Sudah takut duluan, kalau ketahuan sampai ratusan ribu. Tak apalah berbohong untuk kebaikan. Kebaikan diri sendiri, daripada jadi ribut. 

Semakin suami cemberut, ternyata semakin ada tantangan untuk menambah koleksi bunga. Rasanya bahagia dunia akhirat saat lihat bunga bermekaran, meskipun ada juga yang cuma daun seperti aglonema. Setiap hari mampu mengobati lelah, saat pulang mengajar. Pokoknya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Semakin membandel dan cuek, akhirnya suami pun luluh juga. Lumayan mau bantu siram-siram bunga saat badan sudah lelah. Hehe... Pokoknya jadi tambah sayang sama suami yang akhirnya mau mengerti hoby sang istri.

Dua kali didatangi orang yang hendak membeli bunga membuat kekhawatiran yang berlebihan. Berderet-deret bunga yang terpajang di halaman dan juga teras, akhirnya diboyong ke ruangan jemuran baju. Dengan sedikit merajut ke suami, akhirnya belakang rumah pun diplester hanya demi mengamankan bunga dari orang yang tidak bertanggung jawab. 

Meskipun cemberut, tak apalah. Yang penting kalau sudah bombong lagi, mau buatin rak bunganya. Meskipun harganya lebih mahal ketimbang beli rak yang sudah jadi. Hehe... Yang penting merawat bunga dengan penuh kasih sayang, yang pasti mampu mengobati badan dan juga pikiran yang lelah. Tanpa melupakan kebaikan suami yang rela berkorban demi tuntutan sang istri. 

Bumiayu, 22 Agustus 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1