Produktif Dalam Menulis

Oleh : Milati Masruroh

Dua penulis handal yang sama-sama pegiat literasi dan sudah tidak diragukan lagi mengisi kuliah online hari Jumat tanggal 3 Juli 2020 di WAG Belajar Menulis bertemakan “Mari Kita Produktif Menulis”. Dimulai tepat pukul 19.00 WIB, Dr. Ngainun Naim sebagai nara sumbernya dan Dra. Sri Sugiastuti, M. Pd atau Bunda Kanjeng sebagai moderator. 

Menurut Dosen IAIN Tulungagung, Guru adalah kunci penting dalam dunia pendidikan. Jika guru berkualitas, besar kemungkinan kelas yang diajarnya juga berkualitas. Tapi jika gurunya kurang berkualitas, tentu hasil pembelajarannya juga kurang sesuai dengan harapan. Salah satu kunci penting peningkatan kualitas guru adalah dengan membangun budaya literasi. Literasi berarti budaya membaca dan menulis. Seorang guru yang mau terus membaca buku dan menulis memiliki peluang untuk semakin meningkat kualitas dirinya. Semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak karya yang dihasilkan, maka akan memiliki kontribusi penting bagi kemajuan pendidikan.

KUNCI-KUNCI PENTING DALAM MENULIS.

Kunci itu alat untuk membuka, alat yang bisa menjadikan produktif dalam menulis, sesuai judul materinya. Seorang penulis bisa mendapatkan kunci tetapi kunci akan sebatas sebagai kunci jika tidak difungsikan. Keterlibatan dalam grup menulis, ibaratnya untuk mendapatkan kunci. Tapi jika sekadar mendapatkan saja dan tidak dipraktikkan, tentu kunci itu kurang fungsional.

1.      Motivasi

Motivasi menulis bisa berupa :

a.       Motivasi karir

Menulis merupakan aktivitas yang berkaitan erat dengan profesi guru. Implikasinya, semakin mahir menulis maka semakin lancar karir yang ditempuh.

b.      Motivasi materi

Menulis itu menghasilkan honor. Bagi penulis yang sudah sangat terkenal, honor memang sangat berlimpah. Bukunya terus mengalami cetak ulang. Namun jumlah mereka yang beruntung dari sisi ini tidak terlalu banyak. Sebagian besar penulis justru kurang mendapatkan perhatian dari sisi materi.

c.       Motivasi politik

Menulis ditujukan untuk mencapai tujuan politik tertentu.

d.      Motivasi cinta

Menulis karena memang mencintai aktivitas menulis.

Dari keempat motivasi yang dipilih itu, akan mempengaruhi terhadap tulisan atau buku yang akan dihasilkan. 

2.      Meyakini bahwa menulis itu anugerah.

Beliau berpendapat bahwa mau dan mampu menulis itu anugerah. Banyak orang yang mau menulis tapi tidak mampu mengerjakannya, bisa karena kesibukan atau sejuta alasan lainnya. Banyak yang sesungguhnya mampu menulis tetapi tidak mau menulis. Karena itulah bisa menulis bagi beliau khususnya adalah anugerah luar biasa yang harus disyukuri. Cara mensyukurinya adalah dengan terus menulis.

Dosen IAIN Tulungagung ini sangat yakin semua orang bisa menulis. Baik lulusan S1 atau S2 atau S3 berarti sudah menulis ribuan halaman. Ya, ribuan halaman. Kok sekarang mengaku nggak bisa menulis. Terus yang dulu ribuah halaman itu apa yang ditulis?

Kembali mengingat ke masa-masa S1 yang setiap semester harus membuat makalah. Paling tidak satu semester harus membuat 10 makalah. Jika dikalikan 10 halaman, berarti sudah 100 halaman. Jika dikalikan lagi 8 semester, berarti sudah 800 halaman. Asumsinya 1000 halaman dengan laporan KKN, magang, skripsi.

Jumlah halaman pasti bertambah jika menempuh S2. Total halaman yang ditulis jika sampai lulus S2 paling tidak 500 halaman. Apalagi jika sampai selesai doktor. Jelas di atas 2.500 halaman. Bisa dihitung berapa laporan penelitian yang harus dibuat setiap tahun dan berapa laporan pengabdian. Sudah ribuan, sekali lagi ribuan halaman yang sudah ditulis.

Yang jadi pertanyaan, mengapa masih ada yang kesulitan menulis padahal pengalaman menulisnya sudah ribuan halaman. Jawabannya ada beberapa kemungkinan, diantaranya :

a.   Selama kuliah spesial menjadi anggota kelompok yang tidak pernah menulis makalah. Biasanya ini yang spesial membiayai foto kopi.

b.     Tidak menulis karena dibuatkan orang lain.

c.   Menulis dengan melakukan “kanibal” tulisan orang lain. Misalnya mendapatkan bahan di googe lalu dipotong sana-sini sampai berbentuk layaknya tulisan.

d.   Begitu mendapatkan tugas langsung berburu referensi. Tidak berpikir apa yang harus ditulis. Begitu referensi didapatkan segera dibuka, diketik, lalu tutup. Ganti referensi berikutnya, dibuka, diketik, lalu tutup. Tugas penulis biasanya di akhir kutipan, yaitu berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan.

Menulis itu membuat kita menjadi berbeda dibandingkan kawan-kawan yang lainnya. Sesederhana apa pun buku yang dihasilkan itu tetap memiliki kontribusi penting. Jangan dengarkan nyinyiran yang tidak konstruktif. Selama terus menulis maka akan menjadikan seseorang sebagai makhluk yang berbeda dengan kawan-kawan lainnya.

3.      Menulis itu memberikan banyak “keajaiban” dalam hidup.

Menulis itu memberikan banyak sekali manfaat. Pak Wijaya Kusumah, yang biasa dipanggil Omjay, seorang bloger, youtuber dan guru bagi semua, mengatakan bahwa menulis setiap hari itu telah memberikan keajaiban dalam kehidupan.

Bentuk keajaiban yang Om Jay rasakan karena menulis, diantaranya :

a.       Mendapatkan banyak materi. Karena rajin menulis, bukunya mendapatkan banyak royalti.

b.      Sering diundang sebagai pembicara di berbagai forum.

c.       Memiliki banyak teman.

d.      Bisa membeli peralatan yang dibutuhkan dalam kehidupan.

e.       Tulisan adalah alat perekam kehidupan yang ajaib.

4.      Tidak mudah menyerah.

Banyak orang ingin menulis, tentu termasuk menulis buku, tetapi semangat menulisnya naik turun. Saat ikut kegiatan kepenulisan semacam ini, semangat menulisnya berapi-api. Tetapi saat kembali ke dunia nyata, ke dunia kehidupan sehari-hari, semangat itu perlahan tetapi pasti memudar dan akhirnya hilang sama sekali. Saat bersemangat, menulis berlembar-lembar halaman dalam sehari terasa ringan. Saat tidak bersemangat, satu paragraf pun terasa berat sekali. Bahkan sangat mungkin berbulan-bulan tanpa menulis sama sekali. Menulis lima paragraf yang dilakukan rutin setiap hari jauh lebih baik daripada sepuluh halaman yang dilakukan tiga bulan sekali.

5.      Berjejaring.

Jadi penulis jangan menepi. Memang saat sekarang semua orang harus menepi karena Corona, tetapi bukan berarti tidak berinteraksi. Bangun jejaring kepenulisan, seperti ikut kegiatan pelatihan dalam rangka berjejaring.

6.      Menulis sebanyak-banyaknya.

Menulislah setiap hari tanpa henti dan lakukan secara terus-menerus. Jika merasa tulisan tidak baik,  maka dengan menulis setiap hari tulisan otomatis akan menjadi baik.

Enam kunci yang telah diuraikan Pak Dosen tersebut, harapannya bisa membuat membuat produktif untuk menulis. Tapi, harus diingat, bahwa kunci itu adalah alat. Tinggal bagaimana kunci itu digunakan secara tepat.

Beliau menambahkan caranya  menyusun resume jadi sebuah buku yang menarik untuk dibaca tidak perlu mencantumkan tanggal, namun jika dimasukkan juga tidak apa-apa karena tidak ada aturan baku. Kebetulan beliau memiliki sebuah buku yang merupakan review dari banyak buku yang judulnya Teraju: Strategi Membaca dan Mengikat Makna.

Kriteria tulisan yang baik dan berkualitas itu diantaranya :

  1.    Selesai ditulis, ini penting. Sebagus apa pun ide, jika belum selesai ditulis ya belum bagus. 

  2.    Minim salah ketik atau salah teknis.

  3.    Bahasa menarik dan didukung oleh logika berpikir yang baik.

Menjaga konsistensi menulis itu tidak mudah, tips yang paling jitu agar bisa konsisten menulis & produtif, diantaranya :

  1.    Semua kebiasaan awalnya dipaksa. Bangun komitmen untuk rutin menulis. Awalnya terpaksa, lama-lama akan terbiasa.

   2.    Setiap orang memiliki jadwal yang seharusnya disusun dan ditaati.

 

Ada 4 jenis MALU dalam menulis, diantaranya :

   1.    MALU untuk menulis, tidak akan bisa menulis.

   2.    MALU kalau menulis dan tulisannya dibaca orang.

   3.    MALU sudah mulai hilang. Pokoknya nulis.

   4.    MALU tidak menulis.


Luar biasa materi malam ini, dengan semangat mengikuti apa yang dipaparkan pak Dr. Ngainun Naim dengan moderator Bunda Kanjeng. Apalagi jika membaca tulisan-tulisan beliau di blog https://spirit-literasi.blogspot.com, seakan-akan menulis itu mudah. Dengan bahasa yang mudah diterima, berasa sedang ngobrol dengan beliau. Tulisan-tulisan yang sangat menginspirasi khususnya bagi penulis pemula. Terima kasih buat Pak Ngainun Naim dan Bunda Kanjeng atas ilmu yang sangat bermanfaat.

Bumiayu, 3 Juli 2020 

Komentar

  1. Balasan
    1. masih kalah cepat nih resumnya sama bunda...

      Hapus
  2. mnatap. lnjutkan menulis dan trus mnulis.

    silakan mapir juga

    http://elanjaelanialfatih.blogspot.com/2020/07/resume-kuliahelanpertemuan-ke-153-juli.html

    BalasHapus
  3. Kereeenb bu... Semangaaat menulis y bu

    BalasHapus
  4. Resumenya bagus, tertata rapi...sukses ya bu Milla
    Bila berkenan berkunjung di http://maseko1275.blogspot.com/2020/07/kunci-produktif-menulis.html

    BalasHapus
  5. lengkap resumenya bu,,rapi juga tulisannya

    BalasHapus
  6. Belajar alam ini asyik Bu Mila sudah merangkumnya dengan apik, tinggal dijadikan buku

    BalasHapus
  7. Resume yg mantab....semangatnya luar biasa...sukses bunda

    BalasHapus
  8. Resumenya bagus, pemaparannya jelas bahasanya mudah dipahami. Keren Bu Milla...Joss!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tulisan Pak dosen memang mudah dipahami dan menginspirasi pr penulis pemula

      Hapus
  9. Keren, selalu syuka deh dengan resume buLiam

    BalasHapus
  10. Resumenya mantap ibu tertata rapi..

    BalasHapus
  11. Mantapp.. Keren.. Semangat terus yaa. Ayo menulis

    BalasHapus
  12. Mantap...semngat terus buat menulisnya

    BalasHapus
  13. Mantap deh...
    Waw...ini aja harus manjat kebawah...😂😂

    BalasHapus
  14. Naaaaah betuul sy blon main le blog yg keceeeh badaaai ini hehhee... Josss banget bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heheheee...
      Kynya masih kalah bagus sm resumenya bunda

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume Kuliah Online Pertemuan Ketiga

Dokumentasi Tulisan Dalam Blog