Menulis Tanpa Ragu

Oleh : Milati Masruroh

Menyandang menjadi penulis pemula itu identik dengan seseorang yang belum mahir dalam menulis. Masih butuh proses belajar merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat. Belajar menentukan judul dari tulisan yang dibuat. Bukan hal yang mudah, penulis pemula bisa membuat antar kalimat itu nyambung. Meskipun sudah dibaca berulang-ulang. Sudah dihapus kemudian diganti lagi.

Menulis yang baik itu butuh proses. Sering membaca tulisan penulis lain itu salah satunya. Untuk mempelajari bagaimana menulis yang mudah. Dengan membacanya, punya bayangan apa yang mau ditulis. Untuk menuangkan sebuah ide, penulis pemula cenderung mengungkapkan apa yang sedang dialami. Galau dan bahagia, apalagi kalau sedang jatuh cinta. Menulis itu akan mengalir seperti air. Menulis sesuatu yang menarik bagi penulis pemula bukan tujuan utama dan jauh dari harapan, tetapi memiliki keinginan yang kuat untuk menuliskan sesuatu.

Sebenarnya ada yang terbesit di pikiran saat membaca tulisan penulis-penulis lain. Ternyata isinya hanya seperti itu. Sepertinya mudah dan setiap orang bisa untuk menulisnya. Tapi kenapa begitu mau menulis sendiri kok susah? Apa yang ada di pikiran begitu sulitnya untuk diungkapkan. Satu kalimat sudah jadi, tapi begitu dibaca penginnya dihapus dan seperti itu terus menerus.

Ibarat orang yang banyak bicara tapi tidak ada bukti. Pinternya cuma omdo. Ibarat suatu pekerjaan yang tidak selesai karena cuma dipikir. Menulis pun sama, kalau cuma dipikir dan dipikir, pasti tidak akan menghasilkan tulisan sebagai buktinya.

Pada tahun 90an sebelum ada laptop dan handphone, saat mendapatkan ide pasti harus ditulis di kertas atau block note atau buku saku. Apa yang tersirat di pikiran pun langsung ditulis. Jadi kembali mengenang masa lalu saat SMA, setiap ada tugas diketik dengan mesin ketik. Kalau salah harus pakai kertas tipe X.  Begitu juga para penulis waktu itu. Sudah pasti harus memiliki mesin ketik untuk membuat artikel ataupun makalah. Apa yang sekarang dipusingkan lagi?  tinggal mengetik di HP setiap kali ada ide. Mau menulis artikel, laptop juga ada. Kalau salah tinggal dihapus.

Namanya juga penulis pemula, tidak mungkin tulisannya sebagus tulisan yang sudah profesional. Yang penting bisa menulis tanpa ada rasa ragu-ragu. Menulis yang ada di hati maupun yang ada di pikiran. Jelek sudah pasti, tapi itu proses yang harus dilewati untuk mendapatkan tulisan yang lebih baik dan lebih menarik.

Bumiayu, 26 April 2020


Komentar

  1. Sekali kali boleh dong memuji tulisan sendri...katakan tulisanku juga takkalah bagus....
    Semangat menuljs

    BalasHapus
  2. Mantap

    https://suryanmasrin86.blogspot.com/2020/07/free-writing-kamu-gak-bakalan-kuat.html

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

IHT Pengembangan Modul Ajar yang Mengintegrasikan Visi Misi Sekolah

IHT Pelatihan Koding dan Kecerdasan Artificial Bagi Guru di SMA N 1 Paguyangan

Pembelajaran Daring Yang Efektif