Langkah Mudah Menulis Buku
Oleh : Milati Masruroh
Kuliah online di WAG Belajar Menulis Gelombang 12 hari Senin tanggal 21 Juli 2020 dengan nara sumber Penulis Buku Man Jadda Wajada, yaitu Akbar Zainudin, yang akan didampingi oleh moderator Dra. Sri Sugiastuti, M. Pd atau Ibu Kanjeng.
Pekerjaannya sebagai
pengajar, memang tidak ada lembaga tetap, karena beliau mengajar di berbagai
lembaga sebagai trainer. Terkadang mengajar di sekolah, pesantren, perguruan
tinggi, instansi pemerintah, dan juga swasta. Materi yang dikuasai berkisar
pada motivasi; motivasi belajar, motivasi menulis, motivasi bekerja, motivasi
mengajar, motivasi berwirausaha, dan motivasi hidup. Salah satu titik penting perubahan beliau
adalah pada saat menulis buku yang pertama, "Man Jadda Wajada". Dari
situ beliau bergerak lebih jauh mengembangkan Man Jadda Wajada menjadi buku dan
materi pelatihan. Dari Man Jadda Wajada
inilah akhirnya yang membuat beliau juga bisa berkeliling ke-33 Provinsi di
Indonesia, kecuali Papua.
Penulis buku best
seller ini akan berbagi ilmu tentang "Langkah-Langkah dalam Menulis
Buku", berdasarkan pengalamannya menulis sebanyak 13 buku.
LANGKAH-LANGKAH
MENULIS BUKU
Ada Enam langkah menulis
buku yang disingkat menjadi TOJTRP yaitu Tema, Outline, Jadwal, Tulis, Revisi,
Penerbit. 6 huruf ajaib ini, kalau
dijabarkan :
1.
Huruf
T, maksudnya menentukan TEMA tulisan.
Setiap
buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan
menjadi rel yang mengikat penulis dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu
saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya. Pada buku
beliau, kebanyakan adalah buku-buku motivasi. Kalau buku Asma Nadia, Novel.
Ahmad Fuadi, Novel tentang pesantren dan kerja keras.
Sebaiknya
sebagai seorang penulis terkait dengan “branding”, berusaha untuk fokus menulis
satu tema tertentu, agar bisa dikenal ahli dalam tema tersebut. Kalau temanya
berubah-ubah, nanti orang bingung, penulis ini sebenarnya ahli dalam bidang
apa.
2.
Huruf
O, maksudnya membuat OUTLINE atau DAFTAR ISI.
Gunanya
outline antara lain :
a. Agar tulisan lebih terarah.
b. Bisa membuat jadwal dan target.
c. Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.
d. Agar bukunya selesai.
Kalau
tidak ada daftar isi, maka akan sulit bukunya bisa selesai. Inilah salah satu
hal penting yang sering diabaikan orang. Merasa sudah tahu apa yang ditulis,
akhirnya tidak ada outline dan langsung menulis. Akibatnya, tulisannya tidak
terarah, “melenceng” dan “lari” ke mana-mana, tidak tahu jalan akhirnya. Dan bukunya tidak mungkin akan selesai. Banyak
ide yang bagus, tetapi yang jauh lebih bagus adalah ide yang difokuskan. Cara
memfokuskan ide adalah dengan membuat outline.
HOW : Bagaimana cara
mengembangkan daftar isi (outline)
a.
Untuk
buku non fiksi
Menggunakan
prinsip dasar 5W dan IH, yaitu What, Why, Where, When, dan How.
What : ini terkait pengertian, definisi,
pembagian, jenis-jenis, dan sebagainya.
Why
: ini adalah tentang alasan (mengapa) buku ini ditulis, tujuan dan manfaatnya
apa.
How
: How ini berbicara tentang bagaimana, tips dan trick, strategi,
langkah-langkah.
Where dan
When, bisa tidak digunakan.
b.
Untuk
buku fiksi
1)
WHO?
Siapa saja tokoh-tokohnya.
Menentukan
tokoh-tokoh yang akan menjadi bagian dari cerita. Misalnya, ayah, ibu, teman,
guru, dan sebagainya.
2)
Karakter.
Menggambarkan
profil setiap tokoh dengan sifatnya masing-masing.
3)
Plot
atau Alur Cerita.
Menggambarkan
alur cerita dari awal hingga akhir. Potongan ceritanya seperti apa. Di mana
akan membangun cerita emosionalnya, di mana sedihnya, di mana senangnya. Terus
ending cerita seperti apa, apakah happy ending, sad ending, dan sebagainya.
Membuat outline ini bisa langsung dituliskan outlinenya atau bisa dengan beberapa alat bantu. Biasanya menggunakan mindmap untuk membantu membuat daftar isi. Sebenarnya tidak wajib, tetapi kalau beliau pribadi, ini harus ada. Biar ada rel ke mana tulisannya, biar selalu ada arah kalau menemui jalan buntu, dan ini yang paling penting; bisa membuat jadwal agar buku cepat selesai. Beliau mencontoh outline beliau dari buku "Man Jadda Wajada", dengan tema motivasi umum, motivasi hidup.
Konsep
dasar 5W dan 1H, yaitu Why,
a.
WHY
Kalau
terkait motivasi, penjabaran tentang WHY bisa digambarkan sebagai berikut:
1)
Mengapa
motivasi itu penting dalam hidup.
2)
Motivasi
apa yang membuat orang tergerak untuk berubah.
3)
Apa
tujuan hidup seseorang?
4)
Mengapa
orang harus berubah?
5)
Dari
mana perubahan itu bisa dimulai?
6)
Apa
saja yang harus diubah?
b.
WHAT.
Hal-hal
yang terpikir dalam kategori WHAT adalah:
1)
Apa
itu sukses?
2)
Langkah-langkah
apa saja yang harus dijalani agar kita bisa sukses?
3)
Potensi
diri, kelebihan dan kekurangan
c.
HOW
Ini
tentang bagaimana strategi, langkah-langkah, tips, dan trick, dan juga action.
Penjabarannya adalah :
1)
Bagaimana
bermimpi besar
2)
Bagaimana
membuat rencana (action plan)
3)
Bagaimana
berani memulai
4)
Menjadi
kreatif
5)
Membangun
momentum berubah
6)
Kapan
harus memulai?
3.
Huruf
J. Maksudnya membuat jadwal penulisan.
Kalau
daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita,
mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu
selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai. Dengan
membuat jadwal, maka akan memudahkan untuk mengontrol dan mengevaluasi dari
hasil tulisan kita.
Cara membuat jadwal adalah :
a. Buatlah
tabel dengan 4 kolom, yang berisi No-Judul Artikel-Target Lama
Menulis-Tanggal-Keterangan
b.
Isi
Nomer
c.
Isi
Judul Artikel
d.
Perkirakan
Berapa Lama (Berapa Hari) Artikel akan Ditulis
e.
Buat
sesuai dengan tanggal yang ada saat ini.
f.
Isi
Keterangan dengan apakah sudah selesai ditulis atau belum.
Jadwal
menulis ini menentukan. Kalau ada jadwal, maka bisa mengacu pada jadwal
tersebut dan bisa mendisiplinkan diri sendiri. Karena tahu di mana akhirnya, kapan draft
naskah akan selesai. Kalau tidak ada jadwal, tidak pernah tahu perkiraan draft
naskah kapan selesai.
4.
Huruf
T, maksudnya tuliskan.
Outline
sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan
jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah
tulisan akan selesai atau tidak. Tulis
dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu
tulisan sampai sempurna.
5.
Huruf
R, maksudnya revisi.
Merevisi tulisan
kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai
sempurna. Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa. Tahap pertama adalah
menyelesaikan semua draft buku. Tahap kedua, baru revisi.
Apa saja
yang direvisi?
a.
Data
dan informasi yang kurang.
b.
Tata
Bahasa
c.
Gaya
Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir.
d.
Judul-judul
artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.
6.
Huruf
P, maksudnya adalah kirim ke penerbit.
Yang menjadi
pertimbangan penerbit adalah :
a.
Bukunya
laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca.
Apakah
pembaca butuh buku kita?
Siapa
yang butuh?
Berapa
banyak orang yang butuh?
Buku kita
menjawab kebutuhan apa?
Semakin
besar kebutuhan masyarakat akan buku, maka peluang diterbitkan semakin besar. Karena
itu, sebagai penulis mesti memahami siapa yang akan membeli buku, dan siapa
yang kira-kira akan membaca.
b.
Apa
yang bisa membedakan buku penulis dari buku sejenis.
Maksudnya
apa kelebihan penulis dibandingkan dengan buku sejenis?
c.
Apa
yang akan dilakukan untuk membantu pemasaran buku?
Misalnya
dengan iklan di Medsos, Seminar, Pelatihan, Diskusi Buku, Membangun Komunitas.
Kebanyakan, buku yang
beliau tulis adalah buku motivasi. Sajian buku motivasi itu biasanya ada
pemikiran atau teorinya, terus ada cerita inspirasinya, dan ada kesimpulan atau
kaitannya. Nah, cerita inspirasi itu banyak dari pengalaman pribadi dan juga
dari pengalaman teman-teman. Kalau ditanya berapa banyak, beliau kira cukup
banyak. Mungkin sekitar 30-60 persen pengalaman pribadi itu menginspirasi
tulisannya.
Hal-hal yang membuat
penulis ragu memilih tema, diantaranya :
1. Takut tema ini
sudah ada yang menulis.
2. Takut nanti di
tengah jalan menemui "jalan buntu".
3. Takut tidak ada
referensinya.
4. Takut tidak
menarik.
Saat membuat tulisan,
sebaiknya memilih tema yang dikuasai dan disenangi. Kalaupun tidak dikuasai
sekarang, kalau disenangi mau bekerja keras mencari bahan-bahan yang bisa dibuat
tulisan. Apakah ke perpustakaan, mencari di internet, bertanya dengan para
ahli, dan sebagainya. Menentukan saja temanya, buat kerangkanya, dan memulai
menulis.
Agar
konsisten dan tidak kehabisan ide, maka harus :
1. Banyak baca buku.
2. Melatih menulis setiap hari. menjadwalkan
setiap hari menulis 15 menit saja. Disiplin. Nanti akan terlatih untuk bisa
menuliskan berbagai ide secara baik.
3. Ikut seminar dan
pelatihan.
4. Upload tulisan di
blog dan medsos.
5. Punya mentor
menulis.
Mengapa
mesti menulis?
1.
Tidak
ada kegiatan yang langsung berkaitan dengan kemampuan mempertahankan otak selain
membaca dan menulis.
2.
Menulis
adalah tentang kebahagiaan. Kalau ditumpahkan semuanya dalam tulisan, indah
sekali hidup ini.
3.
Menulis
buku itu warisan terbaik seseorang. Di situ seseorang bisa cerita apa saja.
Harapan seseorang, "unek-unek" perasaan seseorang. Bebas saja
menulisnya.
4.
Menulis
adalah tentang berbagi kebaikan. Jika kebaikan itu bisa dibagi, terus menerus
dibaca orang, kebaikan itu akan terus menjadi pahala, bahkan sampai nanti kalau
sudah tiada.
5.
Menulis
itu membuat lebih sehat. Setiap hari bangun dengan semangat baru, ada target
baru yang harus diselesaikan, apalagi jika menyenangkan.
Cara merangkum
tulisan resume menjadi buku yang menarik, sebaiknya dibuat outline dahulu, baru
dilihat hasil resumenya. Jika ada yang masuk, tinggal dimasukkan ke dalam
outline dengan berbagai penyesuaian. Kalau tidak masuk, jangan dipaksakan.
Nanti untuk buat buku yang lain. Ini berlaku juga bagi yang sudah punya banyak
artikel. Memulainya bukan dari artikel-artikel itu, tetapi dari outline yang dibuat.
Kalau sudah ada outline, baru dilihat apakah artikel-artikel itu ada yang bisa
dimasukkan ke dalam outline. Kalau ada, direvisi dan disesuaikan. Kalau tidak
ada, bisa dijadikan cadangan untuk buku yang lain. Tidak perlu dibatasi
apa-apa. Menulislah sesuka hati dengan penuh kegembiraan.
Yang tidak boleh
ditulis oleh seorang penulis adalah jika :
1. Menghina orang
lain.
2. SARA
3. Melanggar Aturan
dan Undang-Undang.
Untuk menulis di
surat kabar, faktor utama adalah kekinian. Opini mesti menyangkut hal-hal yang
sedang menjadi bahan pembicaraan. Selain itu, pemikiran dan tanggapan sebagai
penulis juga harus menonjol. Kalau opini itu memunculkan masalah, dianalisis,
dan diberikan solusi atas permasalahan tersebut. Mesti ada pemikiran yang jelas
dari kita apa untuk menjawab permasalahan yang ada. Kalau tidak ada usulan dalam
menanggapi masalah tersebut, bukan opini jadinya.
Agar terus memiliki
motivasi kuat untuk tetap menulis, bisa dilakukan dengan cara ::
1. Bergabung dengan
teman-teman penulis.
2. Ikut seminar dan
pelatihan.
3. Baca buku-buku
tentang menulis.
4. Upload hasil
tulisan di Medsos dan Blog.
5. Kalau ada lomba,
ikuti.
6. Punya target
menerbitkan buku.
7. Buat Jadwal
menulis setiap hari.
8. Punya mentor
menulis.
Kiat dan trik sebagai
penulis pemula supaya tulisan yang ditulis nanti bisa menjadi menarik dan enak
dibaca bagi orang yang membaca
1.
Berhenti
terus mengucapkan sebagai penulis pemula. Karena sebenarnya tidak pemula juga,
jika sudah melewati banyak tugas menulis saat kuliah, saat mengajar.
2.
Yakin
bahwa bisa untuk menulis. Keyakinan ini memegang peranan sangat penting saat menulis.
3.
Menghilangkan
semua ketakutan dan kekhawatiran. Takut buku ditolak, takut buku tidak dibaca
orang, takut dicemooh, takut ditertawakan, dan sebagainya. Menghilangkan semua
ketakutan dan kekhawatiran. Sehingga dimulai saja.
4.
Sebagai
sebuah keterampilan, tulisan akan semakin berkualitas jika kita disiplin
berlatih. Disiplin itu ibunya kualitas. Jika ingin menjadi penulis, tetapi
tidak mau berdisiplin, keinginan itu tidak akan pernah terwujud.
Menulis itu lebih
banyak mengenai sikap mental dibandingkan dengan keterampilan. Bukan pintarnya,
tetapi mau atau tidak untuk menulis. Menulis itu lebih banyak tentang kemauan,
tekad, disiplin, pantang menyerah, dan terus belajar. Tanpa itu semua, tidak
akan pernah bisa menjadi penulis.
Dan di akhir
pertemuan, nara sumber yang hebat ini menyimpulkan bahwa menulis itu tentang
latihan. Bukan bagaimana Anda tahu bagaimana menulis sebanyak-banyaknya, tetapi
bagaimana Anda berlatih sebanyak-banyaknya. Semakin banyak berlatih, tulisan
kita akan semakin baik. Itu saja kuncinya. Mulai dengan tekad dan niat yang
kuat untuk memperbaiki nasib dan hidup kita, serta untuk bermanfaat bagi orang
banyak. Ikuti dengan membuat outline dan jadwal menulis, lalu konsisten menulis
setiap hari. InsyaAllah hidup dan nasib akan berubah.
Demikian resume kuliah online yang materinya sangat menarik ini, sehingga mampu memotivasi para peserta untuk segera mewujudkan impian memiliki sebuah karya berupa buku.
Lenkap sekali
BalasHapusTerima kasih pak
HapusResume yang keren..semangat
BalasHapusTerima kasih pak...
HapusMantul ... lengkapp
BalasHapusTerima kasih bun
HapusSiiip mantul bun
BalasHapusTerima kasih bun
HapusMantap...sudah mo brangkat ke buku ya bund?
BalasHapusPenginnya bun...
HapusMinta doanya
Mantap resumenya bu. Mampir ke rumah ya
BalasHapusTerima kasih bun...
HapusSiap