Dijalani, Dinikmati, dan Disyukuri
Oleh : Milati Masruroh
Menjadi tuan rumah alias ketempatan pertemuan bapak-bapak seRT bakda isya lumayan menambah kesibukan di rumah. Menyiapkan hidangan ala kadarnya, meskipun pesan yang sudah matang. Maklumlah, masak memasak itu bukan pekerjaan yang disukai. Jadi kalau masak, sudah tahu diri dijamin rasanya tidak ngalor dan juga ngidul. Alias tidak ada rasanya. Cuma anak-anak yang memuji kalau masakan ibu pasti istimewa.
Alangkah baiknya tidak memanfaatkan waktu luang tapi meluangkan waktu. Kalimat itu sederhana, tapi maknanya sangat berarti. Seperti malam ini, meluangkan waktu di tengah acara meski hanya 30 menit. Mencoba merangkai kata-kata menjadi kalimat yang menarik untuk dibaca. Ide memang tidak juga mendekat ke pikiran, tapi berusaha menulis apa yang ada di pikiran. Entahlah nanti endingnya jadi seperti apa tulisan ini.
Setiap orang pasti memiliki sebuah cita-cita sejak kecil. Ada yang tercapai, ada juga yang kandas karena keadaan. Raihlah cita-citamu setinggi langit. Tentunya setiap orang pasti pernah mendengar kalimat itu saat sekolah dasar. Padahal saat itu, kalau ditanya pengin jadi apa kalau besar nanti, jawabannya beraneka ragam. Anak guru akan bilang jadi guru, karena tahunya pekerjaan itu cuma guru. Anak petani bilang pengin jadi petani juga.
Berada di lingkungan guru, orang tua cenderung mengarahkan anak-anaknya menjadi seorang guru. Karena bisa pulang gasik, siswa libur juga bisa libur. Itu dulu jaman masih kecil.
Sekarang menjadi seorang guru tidak beda jauh dengan pekerja kantor. Berangkat jam 6 pagi pulang jam setengah empat dari sekolah. Bersyukur setiap jumat yang tadinya pulang jam empat, berubah menjadi jam dua. Waktu liburan juga dibatasi 12 hari dalam setahun. Jadi saat siswa libur, guru tetap berangkat ke sekolah.
Bukan mengeluh, cuma sekedar berbagi cerita. Banyak yang beranggapan jadi orang itu kok tidak ada syukurnya. Hehe... sekarang mulai dirubah. Bersyukur sabtu dan minggu ada waktu untuk keluarga di rumah, ada waktu menyelesaikan pekerjaan menyetrika baju yang udah menggunung.
Mau pilih mana? Enam hari kerja pulang jam dua? Atau lima hari kerja berangkat jam 6 pulang setengah empat? Tidak perlu dijawab. Kembalikan ke pribadi masing-masing orang. Kalau selalu punya sifat bersyukur, tidak perlu dikeluhkan. Dijalani, dinikmati, dan disyukuri. Insya Allah tubuh atau badan akan selalu sehat dengan pikiran yang selalu positif.
Bumiayu, 2 Juli 2020

Dijalani semampunya. Dinikmati senikmatnya. Disyukuri karena diberi anugerah menjalani.
BalasHapusSuper sekali nggih kata-katanya pak...
HapusSelalu menginspirasi
Terima kasih pak...
enak belajar, bekerja dari rumah dan gajian puluhan juta rupiah hahaha
BalasHapusItu bukan pilihan jawaban om jay
HapusTapi asyik juga dan siapapun akan tertarik.
Hehehe ...
Mantrab
BalasHapusTerima kasih pak...
HapusBersyukur.. Sehat jasmani rohani
BalasHapusAlhamdulillah atas segala anugerah dari Allah...
HapusTerima kasih bun...
Mantap sekali...
BalasHapusTerima kasih bun
HapusTulisannya enak di baca, menarik dan tidak bosanin. Josss semangat.
BalasHapusTerima kasih bun....
HapusTerkadang yang sedikit banyak dilupakan adalah bersyukur, sejatinya manusia, selalu men-iginkan lebih .
BalasHapusKarena tidak puas dg hasil yg didapat...
HapusTerima kasih bun
Enak orang yg selalu bersyukur...subur dan makmur...😀😀😀
BalasHapusNilmati apa adanya...syukuri insya allah berkah
BalasHapusUnik. Menarik..bu mila
BalasHapusMantap,tetap senangat,selalu bersyukur.
BalasHapusDijalani, dinikmati, disyukuri. Mantapp
BalasHapusAlhamdulillah bu ..menjadi guru dan semua kegiatannya, smg mndpt Berkah dari Allah SWT ..Aamiin YRA
BalasHapusHebat...tulisannya inspiratif
BalasHapus