Cerita Dua Pekan Pembelajaran Daring
Oleh : Milati Masruroh
Dua pekan sudah pembelajaran
daring dilaksanakan. Ada berbagai macam
cerita baik dari guru, wali murid, apalagi siswa. Sepertinya waktu sudah mulai
bersahabat dengan semua. Maksudnya, semua sudah beadaptasi dengan keadaan yang sebenarnya
tidak diinginkan. Mulai berkurang keluhan-keluhan yang di awal pekan seperti
mengggegerkan dunia.
Dari guru saja, awalnya banyak
yang hanya memanfaatkan WAG dan google classroom, dengan alasan lebih mudah
komunikasi dengan siswa. Tetapi, tuntutan selanjutnya guru dituntut harus melek
IT. Begitu tahun ajaran baru dimulai, semua sekolah wajib menggunakan aplikasi
MS 365 atau menggunakan Teams. Banyak yang belum siap untuk pembelajaran daring
via aplikasi ini.
Pelatihan-pelatihan juga diadakan
secara gratis untuk para guru-guru. Ada yang tertarik untuk ikut, ada yang
pengin tapi malas, ada yang biasa-biasa saja, ada yang tidak mau tahu,bahkan
ada yang pura-pura tidak tahu. Itulah yang terjadi. Pelatihan di sekolah pun
diadakan 2 minggu sebelum pembelajaran dimulai. Harapan sekolah yang pasti
semua guru sudah siap untuk melaksanakan pembelajaran daring dengan menggunakan
aplikasi teams ini.
Guru pun diharuskan untuk
menyiapkan materi dan juga tugas yang nanti akan dishare ke siswa. Kelabakan lagi?
Itu pasti, terutama untuk guru yang tidak membuat modul atau materi di saat
pembelajaran. Tapi hanya mengandalkan buku pegangan yang bisa dipinjam dari
perpustakaan. Masalah muncul lagi saat materi dan tugas sudah siap, tapi lupa
cara menguplodnya. Geger lagi, geger lagi. Dimaklumi saja, karena budaya
literasi untuk para guru ternyata masih lumayan kurang. Jadi lebih suka
bertanya ketimbang harus membaca panduan.
Cerita dari siswa saat pertama
kali pembelajaran daring menggunakan aplikasi teams ini, ada yang bisa menyesuaikan langsung, ada
yang belum download aplikasi, ada yang kuota menipis, ada yang signalnya gak
bagus, ada yang kameranya rusak, ada yang tidak tahu caranya gabung vicon, ada
yang pura-pura tidak tahu ada pembelajaran, ada yang baru bangun tidur, dan
masih banyak ceritanya. Hari pertama pembelajaran, WAG kelas ramai dengan menanyakan
tugas yang harus dikerjakan. Beberapa siswa merasa khawatir kalau tugas yang
sudah dikerjakan tidak terkirim.
Wali murid pun tidak kalah untuk
menyumbang cerita kesan-kesan anaknya yang katanya sekolah menggunakan
handphone. Jadi gurunya kelihatan sedang ngomong, seperti lagi ngajar. Canggih ya
handphone sekarang. Tapi ada yang wali murid ceritakan lagi dengan tidak kalah
heboh, yaitu kuota. Beli kuota tidak cukup sepuluh ribu tapi sampai lima puluh
ribu sekarang. Bikin puyeng, belum tugas-tugas guru harus dikumpulkan hari itu
juga. Kayaknya enak jadi guru, tinggal nyuruh siswa mengerjakan tugas tapi
gurunya duduk manis.
Itu cerita setelah satu pekan
pembelajaran berlangsung. Setelah dua pekan berlangsung, cerita sudah mulai
berbeda. Guru sudah terbiasa menggunakan aplikasi teams, dan siswa pun sama. Jadi
tidak ada yang bikin pikiran stres. Semua bisa berjalan dengan lancar. Dan wali
murid pun bisa menyadari betapa tidak
enaknya pembelajaran daring baik untuk siswa maupun gurunya. Guru harus siap
depan laptop dari pagi sampai malam. Harus siap mengecek tugas-tugas siswa yang
harus dilihat di laptop.
Hanya bisa bisa berharap, pandemi segera berakhir dan bisa normal lagi untuk pembelajaran di kelas dengan tatap muka langsung.
Bumiayu, 25 Juli 2020
Cantiknya ibu penyiar radio....tulisan yg cantik juga. Semangattttt
BalasHapusTerima kasih bun...
HapusMantul bunda tulisannya mengalir deras
BalasHapusMengasah keterampilan menulis bun...
HapusKeren bu...👍👍
BalasHapusSemangat trs ya Bu Mila 😊
Insya allah untuk menjaga komitmen menulis setiap hari
HapusNumpang bertanya, Bu. Itu yang dicritakan siswa kelas berapa?
BalasHapussiswa tingkat SMK pak... hehe
Hapusbagus...dan kita guru harus semangat meski pusing juga terus menatap layar leptop dan hp semoga pandemi segera berakhir
BalasHapusAamiin...
Hapuspembelajaran langsung lebih mengena
semoga lancar pjjnya dan setiap siswa tdk terkendala jaringan maupun kuota
BalasHapusAamiin... terima kasih om jay sudah berkunjung
Hapus