Cakap Menulis Dari Artikel ke Buku
Oleh : Milati Masruroh
Bagi para penulis pemula, yang paling penting adalah lancar menulis terlebih dahulu. Dengan cara mengasah keterampilan menulis setiap hari. Karena merangkai kata menjadi kalimat itu sulit bagi yang belum terbiasa menulis, ditambah ide yang tiba-tiba hilang atau mentok.
Cakap
Menulis Dari Artikel ke Buku
menjadi tema pada kuliah online hari rabu tanggal 15 Juli 2020 di WAG Belajar
Menulis Gelombang 12. Dengan nara sumber M. Anwar Djaelani yang aktif menulis
artikel sejak 1996 dan penulis enam buku.
Menurut Beliau, Menulis artikel maupun buku adalah
sebuah keterampilan, dan akan terampil jika rajin berlatih. Sikap giat berlatih
akan muncul hanya jika ada motivasi yang kuat. Bagi umat Islam, misalnya,
motivasi bisa muncul dari keinginan untuk mengamalkan QS Al-Alaq 1-5. Di situ,
ada petunjuk agar aktif membaca sekaligus ada pula rangsangan untuk gemar
menulis.
Semangat bisa semakin tinggi jika melihat
fakta menarik yang ada di sekitar. Dimana, aktif menulis artikel bisa bermuara kepada
lahirnya buku demi buku, dan terampil menulis artikel dapat bermuara untuk
cakap menulis buku.
Banyak membaca adalah modal utama penulis.
Dengan sering membaca seseorang akan :
1. Mendapatkan pengetahuan / wawasan baru.
2. Terbit ide untuk menulis sesuatu sebagai
pengembangan dari apa yang sudah dibacanya.
3. Kaya dengan perbendaharaan kata.
Sungguh, tulisan itu sangat besar pengaruhnya.
Bisa dilihat ungkapan salah seorang pendiri Pondok Pesantren Gontor KH.Imam
Zarkasy (1910-1985) yang menyatakan bahwa andai tak punya murid, “Saya akan mengajar
dunia dengan pena”. Artikel adalah
sebentuk karya tulis.
Tema untuk dikembangkan menjadi artikel cukup
mudah didapatkan karena banyak tersedia di sekeliling. Tema bisa berasal dari
isi koran, majalah, televisi, dan internet. Sukses di bidang apapun harus
bertumpu pada dasar yang kuat yaitu niat. Setiap penulis perlu membiasakan diri
untuk terus menulis dan itu harus didasari pada sebuah niat yang benar, sehingga
sukses di bidang penulisan.
Jika tulisan dibuat untuk dapat dimuat di media cetak maka tema tulisan harus aktual dan menarik perhatian publik. Jika dua hal itu sudah dipenuhi, maka syarat pertama agar artikel kita dimuat media sudah terpenuhi. Tinggal syarat yang lain seperti, misalnya, originalitas gagasan, kekuatan argumentasi, dan kecermatan berbahasa. Jika artikel di luar keinginan tersebut, maka dapat membuat tema-tema yang dianggap penting buat penulis dan sasaran dari tulisan penulis. Tema akan datang mengalir deras, terutama jika sudah membiasakan diri untuk menulis. Nyaris di setiap kali membaca, melihat, atau mendengar sesuatu yang “tak biasa”, biasanya lalu terbit ide untuk mengartikelkannya.
Setelah tema tulisan ditetapkan, buatlah outline (kerangka berpikir). Langkah ini diperlukan sebelum menulis secara lengkap. Outline dibuat untuk memudahkan pengembangan penulisan. Membuat outline tiap-tiap paragraf. Berikut contoh Outline untuk artikel yang berjudul “Tetap Berseri-seri Belajar di Masa Pandemi” yang terdapat 16 paragraf, di antaranya :
1. Pandemi Covid-19, ujian bagi semua (1
paragraf)
2. Manusia selalu diuji dengan bentuk beragam (2
paragraf)
3. Sekilas Covid-19 (1 paragraf)
4. Dampak negatif Covid-19 secara umum (2
paragraf)
5. Dampak negatif Covid-19 di dunia pendidikan (3
paragraf)
6. Sudut pandang agama, bersama kesulitan ada
kemudahan (2 paragraf)
7. Berbagai pilihan cara belajar di saat pandemi
(4 paragraf)
8. Penutup / kesimpulan; Tetap optimis di situasi
apapun (1 paragraf)
Menentukan
Judul
Untuk menentukan Judul yang baik, ada dua
aspek yang berperan besar dalam kesuksesan sebuah tulisan. Apakah tulisan akan
dibaca orang sampai titik terakhir, ataukah setelah baca dua hal ini tidak
dilihat lagi atau diabaikan. Dua hal yang dimaksud adalah judul dan paragraf
pertama. Jadi harus pandai membuat judul yang baik dan paragraf pertama (lead).
Judul yang baik itu antara lain:
1. Judul sekitar 4 kata tidak termasuk kata tugas
seperti yang, di, kepada, terhadap.
2. Diusahakan mengandung rima (pengulangan bunyi),
contoh : Rindu Pemimpin Menulis Buku (ada rima u dan u) atau Menjaga Martabat
Penerima Zakat ( ada rima at dan at ). Hal itu bisa didapat dari latihan demi
latihan.
3. Harus ringkas dan mampu mencuri perhatian
pembaca
4. Mampu menjadi semacam miniatur isi keseluruhan
tulisan.
Pada dasarnya, alur menulis itu terangkai
dalam tiga besar yaitu :
1. Pendahuluan, yang menyampaikan secara ringkas
masalah yang akan dibicarakan. Lead adalah pendahuluan berbentuk paparan
ringkas dari masalah yangaan dikupas. Posisi lead ini menempati paragraf
pertama. Fungsi lead adalah penggugah rasa ingin tahu pebaca. Lead mengantar
pembaca ke gagasan utama sang penulis.
Ada tiga gaya pilihan lead yang sangat
direkomendasikan, diantaranya :
a. Memancing minat pembaca dengan gaya bertanya.
Jadi di paragraf pertama diberi pertanyaan yang akan dijawab di bagian
pembahasan.
b. Menulis sebuah kutipan yang sangat menggugah yang
punya hubungan atau benang merah dengan isi tulisan.
c. Narasi deskriptif yang fungsinya menjembatani
antara judul dengan isi tulisan.
2. Pembahasan, mengurai dan menganalisis masalah
yang dipaparkan di bagian pendahuluan. Jadi di bagian ini, isinya berupa
analisis atas masalah yang diangkat. Pembahasan harus sistematis, argumentatif,
untas, dan ditulis dengan bahasa baku namun tetap dengan sentuhan popular.
3. Penutup, memuat kesimpulan dan saran
berdasarkan uraian dan analisis selanjutnya.
Dalam penulisan artikel di koran atau surat
kabar panjangnya sekitar 6.000 karakter termasuk spasi atau sekitar 15
paragraf. Setelah terampil menulis artikel, pekerjaan menulis buku akan menjadi
lebih mudah. Jadi kalau sudah terbiasa menulis artikel, akan lebih cekatan dalam
menghasilkan buku.
Untuk pembuatan buku, idealnya memiliki niat sejak
dari awal. Ada beberapa tahap saat menginginkan membuat sebuah buku, yaitu :
1. Merancang dan menulis buku
Saat harus merancang dan menulis buku sebaiknya
:
a. Menetapkan tema yang akan diangkat
b. Membuat daftar isi
c. Memulai menulis
2. Menghimpun artikel menjadi buku
Caranya menulis artikel sebanyak
mungkin dengan tema yang sama, misalnya bertema pendidikan. Setelah dirasa
cukup untuk dijadikan buku, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
a. Mengedit ulang
Pada penulisan artikel, biasanya masih
menggunakan bahasa koran, seperti kata kemarin, pekan lalu. Untuk itu,
sebaiknya mengubah dengan mencantumkan tanggal kejadian yang dimaksud. Mengedit
bagian artikel yang akan dijadikan buku (Editing) adalah pekerjaan penting. Jangan
pernah melepas tulisan tanpa melewati swasunting. Mengedit pada bagian-bagian
tulisan yang tidak sesuai kaidah, yang salah cetak, dan antarkalimat atau antar
paragraf koheren.
b. Membuat rubrikasi
Meskipun semua berada di rumpun
pendidikan, kemungkinan suatu artikel masih bisa dikelompokkan lagi dalam
bidang atau tema yang lebih khusus. Misalnya :
-
Spirit Pembelajar
di semua Musim
-
Menjadi Orang Tua
sekaligus Guru
-
Betah di
Perpustakaan Keluarga
-
Merancang Liburan
Bernuansa Pembelajaran
-
Belajar di Masa
Pandemi
Menulis
Resensi Buku
Resensi Buku adalah ulasan kritis atas sebuah
buku. Di dalam resensi minimal berisi tentang :
1. Identitas buku yang dimaksud.
2. Ringkasan isi buku (dipilih bagian-bagian yang
paling penting).
3. Penilaian objektif atas buku tersebut terkait
dengan kelebihan dan kekurangannya.
Panduan lengkap dalam menulis Resensi Buku,
diantaranya :
1. Menulis identitas buku.
2. Meringkas isi buku.
3. Menulis kompetensi yang dimiliki penulis.
4. Menulis referensi pendukung dalam buku.
5. Menjelaskan segmen pembaca yang dituju penulis.
6. Menyebutkan pengetahuan baru yang
disodorkannya atau sekedar repetisi (pengulangan) dari buku-buku yang sudah ada.
7. Menyebutkan
kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut, seperti apakah mudah dipahami oleh
semua kalangan, Bagaimana performa fisik buku itu menarik apa tidak.
8. Menyebutkan momentum kehadirannya itu tepat
apa tidak.
9. Mengajak ke pembaca untuk segera membaca
dengan memiliki buku tersebut.
Keuntungan jika banyak menulis resensi buku diantaranya
pada saat menulis buku kan lebih terbimbing karena sering mengkritik karya
orang lain. Sehingga, tidak akan mengulang kesalahan-kesalahan yang telah
dibuat oleh penulis-penulis lain.
Jenis-jenis artikel diantaranya adalah :
1. Artikel opini,
yaitu artikel yang dibuat bertumpu pada pendapat
pribadi si penulis atas sebuah masalah yang diangkat, kemudian dibahas dan
penulis menuliskan pendapat gagasan solusi berdasarkan opini sendiri. Tulisannya formal ditulis oleh siapapun yang
memiliki kesempatan dan keinginan untuk menulis.
2. Artikel kolom,
yaitu artikel yang biasanya ditulis oleh orang yang
sudah terkenal, bahkan diundang khusus oleh media yang bersangkutan dan diberi ruang khusus
dalam media tersebut. Gaya penulisan artikel ini ditulis dengan gaya lebih cair
dan tidak terikat. Misalnya kolom Pak A pada hari tertentu.
3. Feature, yaitu berita yang ditulis secara panjang
lebar dengan gaya sastra, mendalam, dan menarik, dan memiliki sentuhan human
interest. Feature bisa memiliki paragraf panjang dibanding dengan artikel biasa
yang hanya 2-4 paragraf.
Di akhir pertemuan, Beliau menyimpulkan dan
memberi saran kepada para peserta bahwa percuma ikut pelatihan demi pelatihan,
percuma membaca berbagai buku panduan menulis, jika tidak menerapkan resep 3M yaitu,
mulai, mulai, dan mulailah.
Demikian materi kuliah hari rabu tanggal 15
Juli 2020 dengan moderator Dra. Sri Sugiastuti, M. Pd.


Bagus resumenya lengkap mantapp ( bu sri)
BalasHapusTerima kasih bun
Hapuspinter nulis resumenya, ajarin omjay dong caranya, hehehe
BalasHapusKebalik kali om jay...
HapusAjarin saya buat resume yg joss...
Lebih keren .. Lengkap dan jelas....😊
BalasHapusterima kasih bun
HapusKereeenn..... Resume yang lengkap
BalasHapusmantab Bu
BalasHapusMantap Bu
BalasHapusTerima kasih bun
HapusMantab jos
BalasHapusTerima kasih pak
Hapuskeren bu.... salam literasi
BalasHapusTerima kasih bun
HapusMantul bun resumnya..
BalasHapusTerima kasih bun
HapusMantap buk resumenya
BalasHapusTerima kasih bun
Hapus