Buku Yang Menarik Untuk Diterbitkan
Oleh : Milati Masruroh
Menulis hanya
bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki motivasi yang kuat dan
berkomitmen untuk bisa merangkai kata menjadi kalimat. Meskipun bukan tulisan
ilmiah, melainkan tulisan-tulisan sederhana yang disukai dan dikuasai. Pada
pertemuan sebelumnya, bapak Edi S Mulyanta dari Penerbit Andi Yogyakarta telah menjelaskan
dengan detail cara menerbitkan sebuah buku. Dari pengajuan proposal sampai ke
penerbitan buku. Proposal ini berisi Judul Buku, Outline Rencana Buku dalam
bantuk bab dan sub bab, Sinopsis Buku, CV Penulis, serta sampel yang sudah
ditulis minimal 1 bab, sehingga memudahkan bagian editorial memperkirakan
kemampuan editing mandiri penulisnya.
Nara sumber
kuliah online hari rabu tanggal 8 Juli 2020 adalah Joko Irawan Mumpuni yang
merupakan Direktur Penerbitan Penerbit Andi Yogyakarta. Beliau menjelaskan dengan
menggunakan voice note tentang Writing Preneurship atau menulis buku yang
diterima penerbit. Jadi materi ini masih berkelanjutan dengan materi sebelumnya
yang membahas cara mengajukan proposal untuk penerbitan sebuah buku.
Seorang guru itu
merupakan akademisi atau pendidik. Menerbitkan tulisan atau disebut juga dengan
publikasi tidak bisa disamakan dengan menulis. Kalau cuma menulis ujungnya
tidak diterbitkan itu tidak apa-apa, karena semua orang bisa menulis buku jika
pada akhirnya tidak diterbitkan di media massa, harian, maupun buku.
Menurut ketua 1
IKAPI Yogyakarta ini, motivasi publikasi bagi akademisi diantaranya :
- Berorientasi
pada profit.
Hal ini wajar dan tidak salah, dimana para akademisi
ini ingin mendapatkan royalti yang besar atau banyak..
- Nirlaba
atau pengabdian.
Para akademisi harus menulis, karena beranggapan
bahwa hidup ini harus mengabdi atau berarti bagi sesama.
- Promosi
diri (Branding)
Menulis bisa digunakan untuk promosi diri dan
menulis itu penting dengan tujuan supaya bisa diangkat menjadi ketua, atau menang dalam pemilihan.
- Memenuhi
regulasi/akreditasi.
Untuk para dosen atau guru yang ingin naik angkat
biasanya semangat sekali untuk menulis.
Posisi para
penulis dalam bentuk tangga bisa melihat urutan berikut ini :
1.
I won’t do it
2.
I can’t o it
3.
I want to do it
4.
How do i do it?
5.
I’ll try to do it
6.
I can do it
7.
I
will do it
8.
Yes, I did it
Terkait dengan tulis menulis saat ini, para penulis
bisa melihat posisi sebenarnya berada di tangga ke berapa atau di posisi mana.
Tangga paling bawah yang berada di urutan satu menyebutkan bahwa I won’t do it,
yang maksudnya saya tidak mau menulis dan tidak ingin menulis. Hal itu
sebenarnya tidak mungkin, jika mengikuti grup pelatihan menulis. Untuk tangga
berikutnya yang lebih tinggi maksudnya saya tidak bisa menulis, itu juga
bohong. Kenapa? Rata-rata para akademisi ini sudah pernah kuliah, sehingga
sudah pasti pernah buat laporan dan skripsi. Hal itu menunjukkan keterampilan tulis
menulis itu sudah usai atau sudah berakhir. Sehingga bisa dikatakan sudah
menulis. Yang jadi pertanyaan, kenapa tidak berkembang dan tidak menghasilkan
produk yang baru. Hal ini disebabkan karena ada persoalan-persoalan lain,
seperti kemalasan.
Ekosistem
Industri Buku
Kata industri
merujuk pada kata ekosistem, dan ekosistem berasal dari kata ekonomi, yang
berujung pada uang. Artinya penerbit itu adalah perusahaan yang mencari
keuntungan untuk bertaha hidup untuk semua karyawannya. Jadi semua penerbit
itu, rata-rata bukan lembaga nirlaba yang tidak mencari keuntungan, teapi
mencari keuntungan. Maksudnya semua penerbit tidak akan sembarangan menerbitkan
buku yang tidak yakin kalau buku yang diterbitkan itu akan mendatangkan
keuntungan.
Ada 4 komponen
atau bagian pada ekosistem industri buku yaitu :
1. Penerbit
2. Penyalur
3. Pembaca
4. Penulis
Pembaca dalam
istilah industri adalah pasar atau pembaca. Sedang pelaku industrinya adalah
penulis, penerbit, dan penyalur. Sebagai orang yang awam dalam penerbitan, jika
satu judul buku merupakan sebuah proyek, maka yang akan mendapatkan keuntungan
paling besar adalah penerbit. Sebetulnya itu salah besar, gambarannya sebagai
berikut : jika sebuah buku harganya seratus ribu rupiah di toko buku,
sebetulnya toko sebagai distributor sudah mendapatkan 30% atau tiga puluh ribu
rupiah setiap bukunya, edangkan untuk penulisnya mendapatkan 10% atau sepuluh
ribu rupiah. Sisanya akan dikelola oleh penerbit untuk ongkos produksi,
promosi, sdm, dll. Sehingga kalau diperhatikan keuntungan paling kecil
didapatkan oleh penerbit. Tapi karena sudah ribuan judul buku, penerbit dapat
bertahan. Jika buku tidak laku, yang menanggung kerugian justru penerbit, untuk
penulis hanya berkurang royaltinya.
Penghambat
pertumbuhan industri penerbitan diantaranya adalah :
1. Minat
Baca
Budaya minat baca masyarakat indonesia yang kurang, dan
cenderung lebih minat menonton. Di samping itu juga kurangnya bahan bacaan dan kualitas bacaan.
2. Minat
Tulis
Minat tulis kurang dan cenderung lebih berminat
ngobrol. Seorang akan kuat ngobrol berjam-jam, tapi begitu menulis sepatah dua
kata, sudah terpatah-patah atau kehabisan ide menulis. Bagi yang suka menulis,
biasanya tidak tahu prosedur menulis dan penerbitan. Dan banyak juga yang
beranggapan salah tentang dunia penulisan dan penerbitan.
3. Apresiasi
hak cipta
Masyaraat indonesia ada kecenderungan tidak
menghargai hak cipta orang lain, misalnya foto copy buku dan juga membajak
tulisan karya orang lain. Seperti akhir-akhir banyak yang mengubah menjadi E
book yang ilegal. Buku yang resmi discan dan diubah ke pdf, kemudian didistrbusikan.
Tidak membutuhkan biaya yang besar tapi cepat sekali berkembang. Sehingga
merugikan penerbit dan penulis.
Proses
Naskah menjadi Buku
Jika memiliki
sebuah naskah, sudah pasti membayangkan akan diterbitkan melalui salah satu
penerbit termasuk penerbit Andi. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
1. Mengirimkan
naskah tersebut ke penerbit. Penerbit akan menilai, mereviuw, dengan tidak ada
maksud untuk menghakimi dan merendahkan naskah yang sudah dikirim. Dengan
pertimbangan jika buku itu diterbitkan akan laku atau tidak. Jadi jika ditolak,
hanya berdasarkan pertimbangan ekonomi.
2. Jika
naskah diterima, penulis mengirimkan softcopy lengkap. Selanjutnya
menandatangani surat perjanjian. Jika ditolak, maka naskah itu akan
dikembalikan ke penulis. Mengirim naskah boleh melalui email, tetapi sebaiknya
dicetak dengan hardprint supaya lebih
aman. Jika dalam bentuk softcopy, memang kurang aman. Jika sudah pindah
tangan dan diterbitkan dengan nama orang lain, maka penulis asli akan rugi.
Tidak harus semua tulisan dikirim, boleh sebagian yang penting ada judul
tulisan, daftar isi, CV penulis, dan sinopsis. Setelah dinilai penerbit bisa
memutuskan apakah naskah tersebut diterima atau ditolak. Jika diterima,
penerbit baru meminta softcopy lengkap pada penulis, yang kemudian akan dikirim
ke penerbit untuk proses edit, setting, cetak, dan dijual.
Proses
editing dan setting
Penerbit itu tidak pernah menolak naskah untuk tidak
diterbitkan dengan alasan editorial yang buruk, tanda baca yang salah. Karena
penerbit memiliki banyak editor, sehingga tulisan yang jelek, salah ketik,
salah tanda baca, akan diedit ulang oleh para editor. Dan ini biasanya membuat sang penulis kaget,
karena tulisan menjadi lebih enak dibaca. Judul sebuah buku memang diusulkan
oleh penulis, tapi dimodifikasi oleh penerbit, sehingga judul lebih menarik
para pembaca. Dengan tujuan supaya laku. Setelah selesai buku dikirim ke
penulis untuk koreksi akhir. Dan dicetak kembali dalam jumlah yang besar.
Ciri-ciri penerbit yang baik, di antaranya :
1. Memiliki
visi dan misi yang jelas
2. Memiliki
bussines core lini produk tertentu
3. Pengalaman
penerbit
4. Jaringan
pemasaran
5. Memiliki
percetakan sendiri
6. Keberanian
mencetak jumlah eksemplar
7. Kejujuran
dalam pembayaran royalti
Setelah berhasil menghasilkan karya, penulis akan
memperoleh :
1. Kepuasan
2. Reputasi
3. Karir
cepat naik
4. Royalti
Naskah yang diterima oleh penerbit, diantaranya :
1. Jika
tema tak populer, tapi penulis populer maka yang dijual adalah reputasi
penulisnya. Misalnya presiden Joko Widodo menulis sebuah buku, sudahpasti akan
diterbitkan.
2. Jika
tema populer dan penulis populer, ini akan menguntungkan semua pihak baik
penerbit maupun penulisnya.
3. Jika
tema populer dan penulis tak populer, ini untuk penulis pemula yang belum
pernah menerbitkan buku. Jika tema populer, maka buku tetap diterbitkan oleh penerbit.
4. Jika
tema tak populer dan penulis juga tak populer, maka hhusus yang ini tidak akan diterbitkan oleh penerbit.
Untuk buku pelajaran biasanya grafik menunjukkan
pola yang naik dan turun. Per 6 bulan rutin, akan laris di awal semester sedangkan
setelah pelajaran dimulai akan masuk gudang lagi, dan di awal semester
berikutnya akan naik lagi.
Reputasi penulis
bisa dicari melalui google schooler dan google cendekia. Para akademisi seperti
Guru atau dosen yang memiliki akun google schooler lebih disukai, karena karya
tulisnya bisa diuji di pasar dunia dilihat dari jumlah sitasi, yaitu yang
dikutip penulis lain dari karya penulis tersebut.
Dasar penentuan oplah (jumlah cetakan pertama)
adalah :
1. Market
sempit dan lifecycle panjang
2. Market
lebar dan lifecycle panjang
3. Market
lebar dan lifecycle pendek
4. Market
sempit dan lifecycle pendek
Untuk penerbitan
buku, Penerbit andi mengikuti gaya selingkung (gaya pengutipan dan gaya
struktur penulisan) yang sudah ditetapkan oleh penulis.
Jenis penulis itu ada penulis idealis dan penulis industrialis. Penulis besar biasanya idealis, tidak membutuhkan uang. Menulis hanya untuk branding. Sedangkan penulis industrialis itu yang mata duitan, biasanya minta royalti yang besar. Yang disukai penerbit, biasanya yang idealis dan juga produktif. Maksudnya penulis tidak mengabaikan mutu tapi juga produktif. Seorang yang bergelar doktor biasanya menginginkan tulisan ilmiah yang ilmunya tinggi. Tapi penerbit tidak akan menerbitkan karena pasarnya sempit.
Di akhir pertemuan, asesor BNSP ini menyimpulkan bahwa sebetulnya banyak salah pengertian antara pengertian penulis dengan apa yang diinginkan penerbit. Setelah adanya penjelasan dan komunikasi antara calon penulis dan penerbit tidak akan ada lagi misskomunikasi. Karena sudah terjawab apa dan bagaimana naskah yang diterima maupun ditolak penerbit. Dengan pemaparan materi yang sangat menarik dari nara sumber yang juga seorang penulis, harapannya para peserta seperti mendapatkan angin segar untuk segera menerbitkan sebuah karya berupa buku. Karya yang akan menjadi kebanggaan buat para peserta.

mantap Bu Milla resumenya..
BalasHapusTerima kasih bun...
HapusAkhirnyaaaaa joss, asli baguus resumenya
BalasHapusdan ga pakai kw an hehehehheee
Hahaha...
HapusBiar joss jg ky resume bu fina yg ceria selalu
Mantap Bu 👍👍👍
BalasHapusTerima kasih bun
HapusTetap semangat selalu,,,,Bu Mila,,,, mantapp resumenya .... mau nanya.... kok kl bw ke blogspot sy kok ndak nemu tanda likenya ya Bu..... ada blog lain juga tidak ada kolom responnya apa memang setingannya bisa diatur gt ya 😁 ( bu sri)
BalasHapusMenjaga semangat utk menulis
HapusSepertinya di settingannya bun...
Ok siapp 😊
HapusTerima kasih pak...
BalasHapusTerima kasih bun...
BalasHapusSuperb.... Semangat menulis yaaa
BalasHapusterima kasih bun...
HapusMantap bu mila.. Saya belum selesai..he.he...
BalasHapussemangat utk menghasilkan karya bun...
Hapusmantap.... salam literasi
BalasHapusterima kasih...
Hapussalam literasi
Keren banget bu
BalasHapusterima kasih pak...
Hapussemakin kriyuk aja bu tuisannya, mampir ya ke https:///ciciswediastriana.blogspot.com/
BalasHapusTerima kasih bun
HapusLengkap dan menarik Cara mengemasnya
BalasHapusTerima kasih ...
Hapusresumenya bagus, bahasanya mengalir, lengkap... joss!
BalasHapusTerima kasih bun...
HapusMANTUL, BU
BalasHapusTerima kasih bun
HapusSelalu keren tulisannya BuMila, salam literasi
BalasHapusHehe... terima kasih bun
HapusLengkap resumenya Bu Mila, keren...
BalasHapusBu mila ..inspirasi ..keren ..sukses y bu
BalasHapusAamiin....
HapusTerima kasih bun