Bekerja Tanpa Batas

Oleh : Milati Masruroh

Mengikuti pelatihan yang berawal dari iseng karena untuk mengisi waktu di saat pandemi. Apalagi saat WFH, banyak waktu luang yang terbuang percuma. Hanya mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak pernah selesai.

Mengikuti dua pelatihan, pelatihan menulis dan pelatihan PTK. Awal-awal pelatihan masih enjoy karena masih banyak waktu luang. Karena tugasnya masih ringan dan yang jelas waktu masih banyak.

Pelatihan menulis memang hambatannya cuma rasa malas untuk meresume. Apalagi kalau tidak langsung dikerjakan untuk membuat resume di akhir kuliah. Sebenarnya mudah membuat resume, cuma agak terkendala kalau nara sumber menyampaikan materi dengan voice note. Harus memutar dua tiga kali untuk memahami materinya, sehingga saat meresume akan mudah menulisnya.

Setelah resume jadi, diupload di blog dan dishare di WAG Belajar Menulis. Saling mengunjungi blog satu sama lain sesama peserta untuk menyemangati hasil karya meresume.

Pelatihan yang sudah diikuti tanpa terasa sudah 22 kali pertemuan. Berarti sudah 22 resume yang telah dibuat. Dan melangkah ke tahap berikutnya untuk menerbitkan sebuah buku solo. Buku hasil karya pelatihan yang mungkin sederhana buat orang lain, tapi luar biasa buat sang penulis.

Pelatihan PTK yang diadakan oleh Dolmen PTK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, tanpa terasa sudah 8 pertemuan. Tinggal tugas terberat yaitu pembuatan proposal. Bagi sebagian peserta yang sudah mempunyai proposal PTK sebelumnya bisa melenggang untuk mengumpulkan. Tapi bagi peserta yang memang benar-benar dari nol seperti kalau ngisi bensin, terseok-seok untuk menyelesaikan proposal. 

Di samping belum pengalaman, ternyata terpengaruh dengan peserta yang sudah selesai bahkan sudah presentasi proposal. Bahasa jawanya itu kemrungsung. Panik saat peserta lain selesai, yang akhirnya malah jadi buntu untuk mikir dan malas untuk melanjutkan. 

Butuh ketenangan hati dan pikiran untuk konsekuen dengan pilihan yang telah dipilih. Bertanggung jawab untuk menyelesaikan dengan melawan rasa malas dan putus asa.

Apalagi pembelajaran di sekolah sudah dimulai meski PJJ. Itu yang bikin tambah pekerjaan semakin antri. Harus menyiapkan materi secara online, dan mengecek tugas yang dikirim online juga. Bisa sehari semalam di depan laptop dan handphone. 

Bagaimanapun harus bisa membagi waktu meski mata ini sudah lelah. Pembelajaran daring dengan aplikasi teams berbarengan dengan diklat pelatihan ptk, cukup membuat pikiran ini malah jadi tak karuan. 

Lelah dan sangat lelah mata ini, tapi mau protes ke siapa? Semuanya merasakan. Pembelajaran daring ini tidak membuat nyaman baik siswa, guru, juga orang tua. 

Semuanya juga akan terbiasa. Semoga segera berakhir pandemi, sehingga bisa normal lagi dan tidak berada di luar batas normal.

Bumiayu, 22 Juli 2020

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1