Seninya Menjadi Guru Produktif TKRO
Oleh : Milati Masruroh
Kondisi badan yang tidak fit sudah dirasakan dari pagi hari. Dengan meminum suplemen vitamin C berharap badan ini bisa diajak untuk beraktivitas. badan terasa panas dan kepala pun terasa pening, cekot-cekot, dan juga sangat berat. Beberapa tugas sebenarnya sudah menanti untuk diselesaikan. Tapi apa daya ada kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan. dengan diantar pak Su tercinta, pak suami maksudnya. jam sepuluh berangkat dari rumah sampai ke tempat tujuan. Sekali-kali boleh lah minta diantar. Bukan manja dan takut angin, tapi karena kondisi badan yang tidak bisa dipaksakan untuk membawa motor sendiri.
Tugas
yang sudah menanti cukup menjadi beban pikiran. Menjadi pembimbing PKL sejak
menjadi guru produktif menambah pekerjaan dan tugas yang ada di sekolah. Bukan mengeluh,
hanya curhat saja. Menjadi guru produktif Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
(TKRO), yang sebelumnya bernama teknik otomotif begitu banyak tantangan dan
juga cerita.
Berasa
jadi orang yang baru menjadi guru, mengajar mata pelajaran baru yang
seminggunya lima jam dalam satu pertemuan. Yang belum pernah mungkin hanya
menghela nafas dan berpikir sambil menggerutu mau mengajar apa setiap pertemuan
sampai 5 x 45 menit. Apa gak bingung? Apa gak capek ngomong terus? Apa siswanya
juga betah? . Yah pemikiran itu ada sebelum bener-bener mengajar produktif.
Terbiasa
mengajar kimia yang hanya 3 jam pelajaran setiap pertemuan jelas terasa begitu
singkat, sampai kadang kebablasan. Dengan 11 kompetensi dasar, serasa waktu KBM
terasa terbatas. Setiap bab hanya dua sampai tiga pertemuan, kalau tidak ada
tanggal merah dan juga kegiatan yang diadakan sekolah. Apalagi materi yang
disampaikan ke siswa, ibarat sudah di luar kepala. Tidak perlu membawa buku
juga sepertinya mudah.
Berbeda
saat dituntut harus mengajar produktif TKRO yang hanya berbekal mengikuti
kegiatan diklat keahlian ganda selama satu tahun. Itu pun belajarnya juga garis
besarnya, bukan yang detail-detailnya. Perasaan yang terulang kembali saat baru
menjadi guru. Stres dan bingung mau mengajar apa saat masuk kelas. Memang menjadi
guru itu menang belajar duluan, tapi itu bukan jalan keluar yang terbaik. Bagaimanapun
menjadi seorang guru itu, kunci utamanya menguasai materi. Materi yang akan
diajarkan di hadapan siswa.
Belajar
setiap hari dan juga bertanya dengan teman guru yang sama-sama mengajar
produktif. Bersyukur memiliki teman yang selalu memotivasi dan membantu saat
mengalami kesulitan suatu materi. Teman yang selalu mendukung dan menyemangati
kalau mampu menjadi guru produktif. Meskipun kepala selalu pusing, tapi lambat
laun bisa menyesuaikan untuk mengajar produktif. Ada juga yang mentertawakan,
bukan untuk mengejek tapi hanya bercanda. Terbiasa mengajar reaksi kimia,
sekarang harus mengajar tentang mobil. Dan yang paling menantang lagi, saat
harus belajar menyetir mobil untuk bisa membedakan antara rem, gas, dan
kopling. Haduh, terasa begitu berat jalan hidup ini.
Tingkat
stres yang lumayan tinggi tidak hanya terjadi sekali dua kali. Baru satu
semester mengajar TKRO, diharuskan mengikuti pelatihan asesor TKRO. Satu minggu
terasa cuci otak. Tidak doyan makan dan juga tidak bisa tidur. Setelah mendapatkan
sertifikat asesor, tugas pun ditambah untuk menguji uji kompetensi siswa yang
diselenggarakan sekolah. Menguji klaster kelistrikan body. Tiga minggu belajar
ekstra untuk bisa menguasai materi kelistrikan body. Membaca materi, melihat
youtube, mempraktekkan dengan bimbingan teman. Lagi-lagi tidak bisa tidur
nyenyak dan tidak selera makan. Dua bulan kemudian, dipasang jadi asesor
kembali untuk klaster AC. Lumayan menyesuaikan untuk mempelajari AC ini, karena
sudah lumayan menguasai saat diklat keahlian ganda. Jadi tinggal mengingat dan
mempraktekkannya lagi.
Ternyata
menjadi guru produktif itu tidak cuma mengajar, tapi punya tanggung jawab lain
menjadi pembimbing PKL (Praktik Kerja Lapangan). Membimbing siswa yang praktik
di DU/DI terutama saat membuat laporan PKL. Laporan yang harus dibaca satu per
satu untuk dikoreksi. Untuk direvisi sampai menjadi sebuah laporan yang benar.
Begitu
berat dirasakan dan menjadi beban pikiran kalau setiap kali mengeluh capek. Hanya
berusaha menikmati karena memang sudah menjadi jalan hidup. Toh ini jadi sesuatu
yang luar biasa saat harus belajar materi-materi baru dengan mengajak otak ini
untuk terus bekerja. Menjadi guru produktif itu menyenangkan, dan begitu
menikmatinya. Meskipun belum sempurna ilmu yang dikuasai, paling tidak pak Su sedikit lega kalau mobilnya ada yang
minta diperhatikan. Karena tidak sedikit biaya yang dikeluarkan, saat harus
mengganti komponen mobil yang memang sudah harus diganti atau diperbaiki. Semua
ada hikmahnya, meskipun seorang perempuan tapi semangat menjadi guru produktif
TKRO yang tidak takut lagi dengan kotornya oli.

Omjay bisa merasakan beratnya jadi guru dismk karena omjay sendiri lulusan smk. Dulu namanya stm dan di era pandemi covid 19 ini agak sulit ngajarin praktik karena tak bertatap muka secara langsung
BalasHapusItu yang masih sy pikirkan caranya utk mengajar praktik di bengkel jika pembelajarannya online
HapusMuridnya cowok cowok ya bunda? Semangat semoga jerih payahnya menjadi lilah...
BalasHapusBetul bun...
HapusAamiin...
mantap
BalasHapusMakasih pak...
HapusIbu berperan seperti pak guru, tugas di bagian permesinan. Luar biasa, saya membayangkan bagaimana bu milla berdiri di samping siswa pkl dekat mesin mesin...istirahatttt di tempat grak
BalasHapusSekarang udah biasa bun... hihi
Hapuskeren...lanjut berkarya..ditunggu krisannya di https://gemarita.blogspot.com/2020/06/resume-ke-6-malam-kemarin-pelatihan.html tirmakasih
BalasHapusTeeima kasih bun...
Hapus