Bersahabat Dengan Waktu

Oleh : Milati Masruroh

Ternyata menulis itu menyenangkan, asalkan ada syaratnya. Tapi bukan syarat mutlak, hanya untuk memotivasi diri sendiri saja. Mohon dimaafkan kalau salah dan kurang tepat. Syaratnya mudah, sementara cukup menghilangkan atau memutus urat yang membuat minder, tidak percaya diri, dan takut tulisannya jelek. Kalau tujuannya pengin dibaca banyak orang juga cukup menghambat jalan pikiran untuk menulis.

Menulislah seperti air yang mengalir, syukur seperti air terjun yang turun bebas tanpa hambatan. Menulis semampunya dan seenaknya. Yang penting tidak menulis tentang SARA yang dapat memancing keributan. Memang menjadi terkenal atau istilahnya viral. Tetapi orang akan berpikiran negatif dengan si penulis.

Seperti bunda kanjeng, dengan modal selembar foto bisa menjadi tulisan yang panjang dan enak dibaca. Begitu juga pak Ngainun Naim yang pernah membeli buku dengan harga sepuluh ribu rupiah di bus menjadi sebuah tulisan yang syarat dengan motivasi. Ide kok ya semudah itu muncul.

Penulis pemula itu kayanya baru sadar kalau membaca itu penting  di saat ide menulisnya hilang. Dengan alasan super sibuk atau karena sok sibuk jadi tidak sempat untuk membaca. Padahal pak Ngainun Naim pernah membuat tulisan yang isinya membaca 10 lembar sehari. Termotivasi setelah membaca tulisan itu. Tapi kok hanya beberapa hari mempraktikkan, habis itu lupa lagi. Ya Allah...

Membaca tulisan orang lain atau buku itu harus, kalau mau lancar menulis. Tapi selalu ada saja godaannya. Baru niat membaca, kok ya ada tamu. Masa sambil bawa buku untuk menemani tamu ya kurang etis. Belum anak-anak yang minta dibuatkan susu, minta disuapi, minta ditemani mengerjakan PR, ada saja permintaannya. Mau baca setelah anak-anak tidur, mata tidak mau dipaksa untuk melek dan badan juga minta haknya untuk beristirahat.

Usaha untuk belajar menulis itu sudah maksimal dengan menyempatkan waktu di sela-sela pekerjaan lain sebagai ibu pekerja juga sebagai ibu rumah tangga. Membagi waktu biar anak-anak tidak merasa dicueki karena sang ibu lebih suka sama laptop dan HP.

Mulai membiasakan bersahabat dengan waktu. Maksudnya kapan saja dan dimana saja bisa dimanfaatkan untuk membuat sebuah tulisan. Tujuannya untuk mengasah keterampilan menulis. Toh ide itu akan muncul tiba-tiba. Ibarat datang tak dijemput pulang pun tak diantar. Gak nyambung apa ya.... tak apalah. Paling tidak mengurangi beban pikiran yang sedang capek ngoreksi laporan PKL siswa. Namanya juga siswa SMK, tidak semua tertib seperti siswa SMA. Sudah dikasih catatan revisi, tetap saja masih sama. Dengan alasan kelewatan dan lupa. Untung bukan karena khilaf jawabannya.

Semangat untuk hari esok, selalu berpikir positif biar energi yang mengalir dalam tubuh juga positif.

Bumiayu, 21 Juni 2020


Komentar

  1. Ya persahabatan ysng harus berdsmai juga dengan kata hati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggih bun...
      Terima kasih utk motivasinya lwt tulisan2 bunda

      Hapus
  2. Semangat Bu. Keren. Bersahabat dengan waktu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih pak dosen yg selalu memotivasi lewat tulisan2nya

      Hapus
  3. Balasan
    1. Terima kasih bun...
      Semangatnya bunda menyemangatiku...

      Hapus
  4. Penulis pemula itu kayanya baru sadar kalau membaca itu penting di saat ide menulisnya hilang. Dengan alasan super sibuk atau karena sok sibuk jadi tidak sempat untuk membaca. Padahal pak Ngainun Naim pernah membuat tulisan yang isinya membaca 10 lembar sehari. Termotivasi setelah membaca tulisan itu. Tapi kok hanya beberapa hari mempraktikkan, habis itu lupa lagi. Ya Allah..., semoga kita bisa komitmen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe...
      Terima kasih motivasinya yg luar biasa om jay...
      Semoga sehat selalu

      Hapus
  5. 10 lembar sehari.
    Pas baca "ah mudah lah ini, cuma 10"
    Pas melakukan "ya Allah susah bener"
    👆 itu saya.
    Semoga bisa terus konsisten baca 😅

    BalasHapus
  6. Semangat untuk hari esok, selalu berpikir positif biar energi yang mengalir dalam tubuh juga positif.....salah satu modal menulis ya?

    BalasHapus
  7. Semangat Ibu, selalu berdamai dengan waktu karena waktu akan menjawab setiap usaha kita

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendidikan Karakter di SMA N 1 Paguyangan Kabupaten Brebes

SMAN 1 Paguyangan Meraih Juara 3 Lomba Best Practice Inovasi Sekolah Tingkat Provinsi Jawa Tengah

Sepenggal Kisah Kopdar RVL 1